Krisis Air Terjadi Merata di Gunungkidul, Dinsos DIY Siapkan 230 Tangki untuk Dropping
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA–Permintaan dropping air bersih terus meningkatkan seiring terjadinya krisis air akibat kekeringan yang terjadi di Gunungkidul dan Kulonprogo. Menanggapi permintaan tersebut, Dinsos DIY memastikan segera kirim air bersih.
“Ini permintaan sudah mulai ada dan kami petakan untuk tindak lanjut pemberian bantuannya segera,” kata Kepala Dinsos DIY, Endang Patmintarsih, Senin (14/8/2023).
Advertisement
BACA JUGA : Krisis Air Terjadi Merata di Gunungkidul, Hanya 4 Kapanewon yang Aman
Endang menyampaikan saat ini sedang dipetakan jumlah kebutuhan air bersih untuk sejumlah titik di dua kabupaten tersebut.Meski begitu, Endang memastikan akan segera mengirim dropping air bersih tersebut.
Dinsos DIY telah menyiapkan 230 tangki dengan masing-masing kapasitasnya 4 ribu liter air bersih untuk dropping ke wilayah terdampak kekeringan.
“Agustus ini kami salurkan [air bersih] sesuai permintaan. Kami baru petakan permintaan yang masuk,” katanya.
Sampai saat ini masih menerima permintaan dropping air bagi daerah yang kekurangan air bersih dan terus melakukan pemetaan bagi daerah yang telah meminta air bersih.
BACA JUGA : Tepus Jadi Wilayah Paling Parah Terdampak Kekeringan di Gunungkidul
Oleh karena itu belum dapat menyampaikan jumlah titik yang akan disalurkan air bersih dalam waktu dekat. “Kami memastikan akan segera mengirimkan dropping air ke sejumlah daerah yang telah meminta dropping air bersih,” ujarnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Gunungkidul, Sumadi mengatakan, wilayah Gunungkidul sudah memasuki puncak musim kemarau. Untuk antisipasi, pihaknya juga sudah mendata berkaitan dengan potensi warga terdampak.
Hingga saat ini kekeringan berpotensi terjadi 14 kapanewon. Adapun kapanewon yang diprediksi terbebas dari masalah kesulitan air bersih meliputi Wonosari, Karangmojo, Playen dan Semin.
“Untuk 14 kapanewon lainnya ada potensi warga yang kesulitan mendapatkan air bersih saat kemarau,” katanya, Minggu (13/8/2023).
Berdasarkan data yang ada dari 14 kapanewon terdapat 55 kalurahan yang berotensi terdampak. Adapun penyebarannya berada di 350 dusun, dengan jumlah jiwa sebanyak 107.853 jiwa.
“Untuk Kepala Keluarga ada 30.526 keluarga yang tersebar di 816 RT,” kata Sumadi.
Menurut dia, untuk antisipasi dampak dari kekeringan yang semakin meluas, BPBD telah menetapkan status siaga darurat kekeringan. Kebijakan ini berlaku hingga 30 September 2023.
“Penetapan juga sangat situasional karena bisa diperpanjang melihat kondisi terkini di lapangan,” katanya.
BACA JUGA : Musim Kemarau, Ratusan Warga di Lereng Merapi Krisis Air Bersih
Sumadi mengungkapkan, untuk status siaga darurat, maka BPBD bisa mendapatkan tambahan anggaran droping air bersih mellaui pos belanja tak terduga milik Pemkab Gunungkidul. Meski demikian, saat sekarang belum mengaksesnya karena masih memiliki anggaran penyaluran bantuan.
“Anggaran di BPBD masih tersedia sehingga belum meminta tambahan melalui BTT,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Ini Kegiatan Kampanye Terakhir Ketiga Calon Wali Kota Jogja Jelang Masa Tenang
- Pasangan Agung-Ambar Tutup Kampanye dengan Pesta Rakyat
- Konstruksi Tol Jogja-Bawen Seksi 1 Ruas Jogja-SS Banyurejo Capai 70,28 Persen, Ditargetkan Rampung 2026
- Lewat Film, KPU DIY Ajak Masyarakat untuk Tidak Golput di Pilada 2024
- Jadwal Terbaru KRL Solo-Jogja Minggu 24 November 2024: Berangkat dari Palur Jebres, Stasiun Balapan dan Purwosari
Advertisement
Advertisement