Advertisement

Promo November

Tepus Jadi Wilayah Paling Parah Terdampak Kekeringan di Gunungkidul

David Kurniawan
Minggu, 13 Agustus 2023 - 21:17 WIB
Sunartono
Tepus Jadi Wilayah Paling Parah Terdampak Kekeringan di Gunungkidul Sejumlah anak-anak sedang bermain di telaga yang mengering di Dusun Wediwutah, Ngesposari, Semanu. Foto diambil 5 Agustus 2023 lalu. - Harian Jogja/David Kurniawan.

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—BPBD Gunungkidul mencatat ada 107.853 jiwa berpotensi terdampak krisis air di musm kemarau tahun ini. Kapanewon Tepus menjadi lokasi terparah karena menjadi lokasi paling banyak warga terdampak.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Gunungkidul, Sumadi mengatakan, warga berpotensi terdampak kekeringan tersebar di 14 kapanewon. Data ini merupakan hasil koordinasi dengan masing-masing kapanewon di Bumi Handayani.

Advertisement

BACA JUGA : Krisis Air Terjadi Merata di Gunungkidul, Hanya 4 Kapanewon yang Aman

Berdasarkan data dari BPBD Gunungkidul, kekeringan terparah berada di Kapanewon Tepus dengan jumlah terdampak mencapai 29.032 jiwa atau sekitar 7.468 kepala keluarga. Adapun areanya berada di 237 RT, 65 dusun dan lima kalurahan.

Di posisi kedua ada Kapanewon Tanjungsari dengan jumlah 19.750 jiwa. Berikutnya ada Kapanewon Girisubo dengan warga terdampkan 19.699 orang.

Selanjutnya ada Kapanewon Panggang sebanyak 17.059 jiwa; Paliyan ada 10.552 jiwa; Saptosari sebanyak 2.957 jiwa; Purwosari ada 2.815 jiwa; Nglipar sebanyak 2.250 jiwa. Selain itu, ada Kapanewon Ponjong sebanyak 1.693 jiwa; Semanu ada 814 jiwa; Rongkop 531 jiwa; Ngawen sebanyak 225 jiwa; Patuk ada 106 jiwa dan Gedangsari sebanyak 95 jiwa.

“Total ada 107.853 jiwa yang berpotensi terdampak. Tapi, data ini bersifat sementara dan bisa berubah sesuai dengan kondisi terkini di lapangan,” katanya.

Menurut dia, ada empat kapanewon yang diprediksi terbebas dari masalah kekeringan. Yakni, Kapanewon Wonosari; Karangmojo; Playen dan Semin.

“Untuk puncak musim kemarau, kami juga sudah menetapkan status siaga darurat kekeringan yang berlangsung hingga akhir September 2023,” katanya.

Panewu Tepus, Alsito mengatakan, di wilayahnya ada lima kalurahan dan seluruhnya menjadi langganan krisis air bersih saat kemarau. Untuk tahun ini mengalokasikan anggaran droping air bersih sebanyak 76,5 juta.

BACA JUGA : Kekeringan Mengancam DIY, BPBD Upayakan Sumur Bor

“Dana ini kami targetkan bisa menyalurkan bantuan sebanyak 450 tangki dan pemberian bantuan sudah dimulai sejak Juni lalu,” kata Alsito.

Meski demikian, ia mengakui tidak bisa menyaluran bantuan ke seluruh kalurahan. Hasil koordinasi dengan pemkab, kapanewon menyalurkan bantuan ke Kalurahan Purwodadi, Tepus dan Sidoharjo. “Untuk Kalurahan Sumberwungu dan Giripanggung kami mintakan bantuan ke BPBD,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Indonesia Menuju Ibu Kota Budaya Dunia

Indonesia Menuju Ibu Kota Budaya Dunia

Jogjapolitan | 5 hours ago

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Ini Motifnya

News
| Minggu, 24 November 2024, 19:57 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement