Dana Keistimewaan Dulu Buruh Tani, Kini Bisa Mempekerjakan Orang

Advertisement
PROGRAM Dana Keistimewaan (Danais) untuk pengentasan kemiskinan sudah dirasakan masyarakat. Salah satu yang mendapat manfaatnya adalah Rohmawati, warga Gaten, Perdukuhan Pelemadu, Kalurahan Sriharjo, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul. Berikut laporan wartawan Harian Jogja, Ujang Hasanudin.
Beberapa kali Rohmawati mengungkapkan terima kasih kepada Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Lurah Sriharjo, Titik Istiyawatun Khasanah, melalui sambungan telepon saat dihubungi Harian Jogja, Minggu (27/8). Ucapan terima kasih itu ia sampaikan karena berkat bantuan Danais, ia mampu memenuhi kebutuhan hidupnya bersama anaknya.
Advertisement
Sejak 2022 lalu, janda beranak satu itu mendapatkan bantuan pengelolaan tanah kas desa (TKD) seluas 1.000 meter yang tidak jauh dari rumahnya. Tidak hanya mengelola TKD, Rohmawati mendapatkan bantuan dana tunai dari Danais untuk menanam padi. Bantuan juga berupa benih, pupuk, dan obat-obatan pengusir hama.
“Alhamdulillah sudah mau panen ketiga kali,” ucapnya.
Dalam panen pertama ia bisa menyetor ke Pemerintah Kalurahan Sriharjo Rp500.000 dan pada panen kedua dia menyetor Rp700.000. Jumlah setoran itu adalah seperempat dari hasil pendapatan. Sisanya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Jauh sebelum mendapatkan bantuan Danais dan pengelolaan TKD, Rohmawati mencari nafkah dengan menjadi buruh tani. Perempuan 53 tahun itu bekerja ketika ada orang yang menyuruhnya menanam padi saat musim tanam. Selebihnya, dia mengganggur.
Kini dia bisa mengelola lahan TKD sendiri, bahkan bisa mempekerjakan orang saat musim tanam. “Kalau tandur [menanam] dan memupuk saya minta bantuan orang, saya bayar,” katanya.
Selain Rohmawati, Mar’ah juga mendapatkan bantuan Danais dan pengelolaan TKD. Lahan yang dia kelola adalah tanah pelungguh dari almarhum Mbah Sastro, yang semasa hidupnya menjadi Kasi Kesejahteraan Sosial Kalurahan Sriharjo.
Setelah Mbah Sastro meninggal dunia empat tahun lalu, pelungguh tersebut kembali ke kalurahan dan saat ini digarap oleh Mar’ah.
“Awalnya saya menggarap pelungguh Mbah Sastro selama sekitar 17 tahun lalu dengan sistem bagi hasil. Buat penggarap 50 persen dan pemilik sawah 50%,” katanya.
Setelah tanah tersebut kembali ke kalurahan, Mar’ah diminta untuk melanjutkan penggarapannya dengan sistem bagi hasil 75% untuk penggarap dan 25% untuk Pemerintah Kalurahan Sriharjo.
Janda dari dua anak itu ditunjuk untuk mengelola lahan TKD dan mendapat bantuan Danais karena masuk kategori warga miskin dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Suami Mar’ah meninggal karena Covid-19 pada 2021 lalu. Praktis ia harus menghidupi dua anaknya sendirian. Lurah Sriharjo kemudian memintanya untuk menggarap TKD seluas 1.500 meter.
Sampai saat ini warga yang tinggal di Dusun Pujon, Perdukuhan Pelemadu, tersebut sudah dua kali panen padi dengan total pendapatan padi kering mencapai 12 karung setiap panen. Jika dirupiahkan sekitar Rp2juta sekali panen.
Selama dua kali panen, hasilnya memang kurang memuaskan karena serangan hama. Namun ia bersyukur karena bisa memberikan setoran ke kalurahan Rp700.000 setiap panen. “Masih untung. Bantuan ini sangat bermanfaat buat saya,” ujarnya.
Penerima Bantuan
Lurah Sriharjo, Titik Istiyawatun Khasanah, mengatakan Rohmawati dan Mar’ah masuk sebagai penerima bantuan program Danais untuk pengentasan kemiskinan karena keduanya warga tidak mampu. Selain mereka, masih ada puluhan warga lain yang mendapatkan program serupa.
Ia menjelaskan total tanah kas desa di Sriharjo sekitar 600 hektare, terdiri dari pengarem-arem, pelungguh, dan fasilitas umum. Namun yang dikelola warga untuk pengentasan kemiskinan seluas 2,1 hektare yang tersebar di sejumlah perdukuhan untuk tahap awal. Tanah 1.000 meter dikelola satu atau dua orang, tanah 2.500 meter untuk dua orang, tanah 5.000 meter untuk lima orang, dan tanah 10.000 meter dikelola 10 orang.
“Tahun ini rencananya ditambah lagi 3.000 meter untuk dikelola warga dalam program pengentasan kemiskinan,” katanya.
Sebagian besar lahan kas desa tersebut adalah lahan pertanian, perkebunan, dan peternakan. Meski dikelola warga, lahan tidak berubah fungsi.
Lahan kas desa tersebut sebelumnya adalah pelungguh dan pengarem-arem. Oleh kalurahan, lahan digunakan dalam program pengentasan kemiskinan dengan sistem bagi hasil 75% untuk penggara[ dan 25% untuk pemerintah kalurahan.
“Ide ini sesungguhnya Paniradya Kaistimewan. Kami ditawari dan bersedia mencoba,” katanya.
Ia menyanggupi program tersebut karena masih banyak warga miskin di Sriharjo. “Hampir 60% kepala keluarga di Sriharjo masuk DTKS. Sementara jumlah kepala keluarga di Sriharjo sekitar 3.300 dengan jumlah penduduk 9.300-an,” ujarnya.
Menurutnya program tersebut sangat bermanfaat bagi warga. “Di tahun pertama, meski belum balik modal, tapi setidaknya warga penanam bawang merah dan padi sudah bisa merasakan manfaatnya. Bahkan tetangga petani bawang pun juga sempat merasakan hasil panen bawang merah,” ujarnya.
Paniradya Pati Paniradya Kaistimewan, Aris Eko Nugroho, mengatakan sejak 2021 lalu program Danais untuk pengentasan kemiskinan sudah digulirkan melalui Bantuan Keuangan Khusus (BKK) ke kalurahan. Pendanaan tersebut menyasar kapanewon atau kecamatan miskin.
Tidak menutup kemungkinan 392 kalurahan di DIY dapat mengakses pendanaan tersebut. Sasaran utamanya adalah kalurahan dengan jumlah masyarakat miskin yang tinggi. “Saat ini kami targetkan utama untuk kapanewon miskin,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Pemanfaatan tanah desa dengan Danais didasari Pergub DIY No. 37/2021 tentang Perubahan atas Pergub DIY No.100/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Bantuan Keuangan Khusus Dana Keistimewaan Kepada Pemerintah Kalurahan, dan Pergub DIY No.34/2017 tentang Pemanfaatan Tanah Desa.
“Pemanfaatan tanah desa haris sesuai regulasi. Bisa untuk pertanian dan bisa juha untuk nonpertanian, tetapi harus sesuai izin,” ucap dia. (BC)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Danau Toba Dikartu Kuning UNESCO, Sandiaga: Ini Jadi Alarm
Advertisement
Berita Populer
- 7 Top News Harianjogja.com Selasa, 3 Oktober 2023
- Peringati Hari Batik, Suryadinata Gelar Fashion Show Batik Runway in Malioboro
- Melihat Yoni Peninggalan Kerajaan Hindu di Panggungharjo
- Sebutan Indonesia Lebih Tepat Negara Maritim Ketimbang Kepulauan, Sultan HB X: Telanjur Salah Kaprah
- Program Padat Karya DIY Menyerap Tenaga Kerja 34.656 Warga DIY
Advertisement
Advertisement