Advertisement

Promo November

Terjadi Abrasi 2,5 Meter di Gumuk Pasir per Tahun, BPBD Bantul: Tambang Pasir Progo Biangnya

Stefani Yulindriani Ria S. R
Minggu, 17 September 2023 - 21:07 WIB
Arief Junianto
Terjadi Abrasi 2,5 Meter di Gumuk Pasir per Tahun, BPBD Bantul: Tambang Pasir Progo Biangnya Gumuk pasir di Pantai Parangtritis. - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Berdasarkan kajian pada 2022, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul menyebut abrasi di Gumuk Pasir Parangtritis terjadi setiap tahunnya. Salah satu pemicu abrasi tersebut ternyata adalah masifnya aksi penambangan pasir di Sungai Progo. 

Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Penanganan Pascabencana BPBD Bantul, Suprihana menilai salah satu pemicu abrasi pasir yakni adanya kegiatan penambangan di Sungai Progo. 

Advertisement

“Pemicu utama karena hambatan pasir yang dari Merapi sampai ke laut itu perjalanannya terhambat oleh penambangan, penambangan ini di Progo,” katanya, Minggu (17/9/2023). 

Diketahui gumuk pasir Parangtritis terbentuk dari material yang berasal dari Gunung Merapi. Material pasir tersebut kemudian terbawa angin dan arus sungai yang ada di Sungai Opak dan Progo. Kemudian gelombang laut akan menyebarkan pasir di sepanjang Pantai Parangtritis hingga wilayah Kulonprogo. 

Dengan adanya kegiatan penambangan pasir tersebut, menurut Suprihana, akan mengurangi debit pasir yang dialirkan aliran Sungai Progo ke arah Gumuk Pasir Parangtritis. Itulah sebabnya, kegiatan penambangan pasir harus jadi perhatian karena dinilai dapat mengganggu keberlangsungan gumuk pasir tersebut. 

“Ini kaitan abrasi dengan bagaimana model penambangan pasir harus diperhitungkan dengan neraca, yang harus ditambang seberapa yang tidak boleh seberapa. Karena ini harus diperhitungkan untuk menjaga laut,” kata dia.

BACA JUGA: Gumuk Pasir Rusak dan Tidak Seindah Dulu, Ini Penyebabnya

Selain itu, kondisi pantai selatan Bantul yang berpasir dan tidak banyak karang pun membuat gelombang laut yang menuju arah pantai tidak dapat dipecah, sementara gelombang pantai selatan cukup tinggi sehingga abrasi yang terjadi juga cukup tinggi. 

“Abrasi [merupakan] proses alam, karena gelombang laut kita lebih besar daripada laut utara Jawa. Dengan gelombang besar itu sudah memungkinkan sekali dengan adanya abrasi, di laut selatan abrasi sampai 2,5 meter berdasarkan kajian 2022,” katanya. 

Padahal, menurut Suprihana, gumuk pasir selama ini berfungsi untuk menahan abrasi pantai dan mitigasi tsunami. Dengan berkurangnya suplai pasir ke Gumuk Pasir Parangtritis, menurutnya akan mengurangi mitigasi bencana yang ada di sana. “Gumuk pasir itu sendiri berfungsi mengurangi seperti tsunami atau abrasi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah Inggris Dukung Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran

News
| Jum'at, 22 November 2024, 10:47 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement