Advertisement

Promo November

Kesbangpol DIY Dorong Mahasiswa Minimalkan Potensi Konflik

Media Digital
Selasa, 19 September 2023 - 20:57 WIB
Mediani Dyah Natalia
Kesbangpol DIY Dorong Mahasiswa Minimalkan Potensi Konflik Acara Sosialisasi Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme di Hotel Grand Serela, Sinduadi, Mlati, Sleman, Selasa (19/9). (Harian Jogja - Jumali)

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Menjelang Pemilu 2024, potensi konflik di masyarakat termasuk ekstremisme yang mengarah ke terorisme dan kekerasan antargolongan berpotensi meningkat. Untuk itu, mahasiswa memiliki peran penting meminimalkan potensi tersebut.

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) DIY mencoba mendorong pengoptimalan peran mahasiswa melalui Sosialisasi Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme yang melibatkan pengurus Badan Eksekutif Mahasiwa (BEM) se-DIY di Hotel Grand Serela, Sinduadi, Kapanewon Mlati, Sleman, Selasa (19/9).

Advertisement

Baca Juga: Kesbangpol DIY Gelar Pendidikan Politik untuk Perempuan

Sejumlah narasumber dihadirkan dalam sosialisasi itu, yakni Kepala Korwil Kota Jogja Binda DIY, AKBP Sugiyono. Kabid Pengkajian dan Penelitian Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Prof Dr Zuly Qodir; dan Jurnalis Tribun Jogja, Mona Kriesdinar. 

Jurnalis Tribun Jogja, Mona Kriesdinar mengungkapkan keberadaan kampus sangat potensial dalam penyebaran paham terorisme. Oleh karena itu, mahasiswa harus peka dengan lingkungan sekitar. Selain itu, mahasiswa juga harus memiliki pemikiran kritis dan melakukan investigasi atas kondisi lingkungan sekitar. "Tentunya harus ada kerja sama dengan pihak kepolisian dan kampus," katanya. 

Kepala Korwil Kota Jogja Binda DIY, AKBP Sugiyono, mengatakan seseorang yang memiliki paham radikal menginginkan perubahan dengan caranya sendiri, bahkan menggunakan kekerasan. "Dampak dari radikalisme sangat besar dan akan mengganggu kondusivitas masyarakat," katanya. 

Menurutnya, banyak orang yang terpapar radikalisme karena faktor ekonomi, meskipun saat ini pemerintah telah berusaha mengatasi perekonomian masyarakat. Selain itu, agama juga dimanfaatkan untuk mengusung paham radikal. Lantaran di Indonesia mayoritas masyarakatnya beragama Islam, maka yang digunakan oleh kelompok radikal adalah agama Islam. 

“Ada juga faktor sosial. Jika punya teman yang pendiam jangan dijauhi. Diharapkan adik-adik mahasiswa bisa menjadi mentor dan jangan biarkan teman yang pendiam dijauhi," katanya.

Baca Juga: Menciptakan Pemilu Kondusif, Kesbangpol DIY Gencarkan Pendidikan Politik 

Sugiyono juga berharap tidak ada kelompok kecil di kampus yang membawa paham radikal di kampus. "Untuk itu peran dari mahasiswa sangat penting. Jangan sampai kelompok ini ada dan berkembang di kampus," katanya. 

Jaga Toleransi

Sementara, Kabid Pengkajian dan Penelitian Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) DIY, Zuly Qodir mengatakan berdasarkan pengalaman dan pengakuan dari mantan narapidana terorisme, lebih mudah merekrut mereka yang belum terpapar terorisme. 

"Meskipun mantan narapidana terorisme masih punya peluang untuk Kembali terpapar, tapi peluangnya cukup kecil, karena lebih sulit," katanya. 

Oleh karena itu, nilai toleransi, memahami dan menghormati orang lain perlu dijaga. Sebab, sikap intoleransi akan memberi dampak yang lebih kepada orang lain. Tak hanya menyebabkan ketakutan berlebihan kepada yang lainnya, intoleransi juga memandang rendah yang lain, dan menuduh serta membenci pihak lainnya. "Untuk itu perbedaan yang ada harus dihargai," katanya.

Optimalkan Peran Mahasiswa

Analis Kewaspadaan Dini Masyarakat, Badan Kesbangpol DIY, Winarni menuturkan perkembangan kejahatan terorisme global telah menunjukkan peningkatan yang signifikan, baik modus, kuantitas dan kualitasnya. Sehingga perlu upaya-upaya pencegahan yang masif dan dilakukan bersama.

Oleh karena itu pihaknya menggelar berbagai upaya dalam upaya pencegahan terhadap perkembangan terorisme. Selama 2023 sendiri, Kesbangpol DIY telah menggelar sosialisasi di berbagai titik di DIY. Tidak hanya mahasiswa, sosialisasi juga digelar sampai tingkat kalurahan.

"Ini adalah upaya kami mendeteksi dini dan kewaspadaan kami dalam upaya mencegah radikalisme yang dapat berkembang menjadi ektremisme dan aksi terorisme. Peserta sosialisasi diharapkan menjadi agen-agen pencegah di lingkungannya masing-masing," katanya. (BC)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029

News
| Jum'at, 22 November 2024, 13:47 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement