Advertisement
Cegah Kampanye Politik Identitas, Kankemenag Minta Masyarakat Memahami Kembali Fungsi Agama
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Kulonprogo meminta agar masyarakat kembali memahami fungsi agama menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Hal tersebut penting agar masyarakat tidak menjadi korban kampanye politik identitas yang kemungkinan besar akan digunakan kembali.
Plh Kepala Kankemenag Kulonprogo, Saeful Hadi, mengatakan kampanye politik identitas dapat menyebabkan banyak potensi perpecahan yang berimbas pada rusaknya kerukunan hidup masyarakat.
Advertisement
"Sebabnya [kampanye] politik identitas mendasarkan [menggunakan] agama, kepercayaan, dan ikatan kultural yang beragam. Itu menyebabkan rusaknya kerukunan hidup di masyarakat," kata Saeful dihubungi, Selasa (19/9/2023).
Baca Juga: Mahfud MD Ingatkan Elite Parpol Agar Tidak Gunakan Politik Identitas
Dengan adanya potensi tersebut maka Saeful meminta agar masyarakat memahami kembali fungsi agama. Kata dia, agama harus dikembalikan kepada fungsinya yang semula tanpa dicampuradukkan dengan kampanye politik.
“Menjelang Pemilu 2024, di tahun-tahun politik ini banyak potensi konflik yang dapat mengganggu kerukunan di masyarakat. Salah satunya karena politik identitas yang didasarkan pada keadaan minoritas, ras, etnisitas, gender, dan kelompok sosial lain yang merasa terpinggirkan. Dalam perkembangan selanjutnya, identitas didasarkan pada agama, kepercayaan, dan ikatan kultural yang beragam. Untuk itulah fungsi agama harus dikembalikan sebagaimana mestinya agar kerukunan antar umat dapat tetap terjalin dengan baik,” katanya.
Baca Juga: IPPNU Bantul dan Ormas Pemuda Nyatakan Sikap Tolak Politik Identitas Jelang Pemilu 2024
Dia menjelaskan bahwa agama berfungsi sebagai tuntunan bagi manusia agar memiliki perilaku baik. Perilaku tersebut berhubungan tidak hanya kepada Tuhan namun sesama manusia dan alam sekitar.
Kemudian, menurut Saefaul, agama berfungsi sebagai jalan untuk menggapai kemaslahatan, ketenangan, kedamaian, dan keselamatan.
"Selanjutnya yang ketiga, agama mengandung ajaran-ajaran yang moderat, seimbang dan lurus. Sehingga program moderasi beragama yang telah dicanangkan oleh Kemenag dapat berjalan dengan baik sesuai dengan empat indikator yang ada," ucapnya.
Empat indikator yang Saeful maksud yaitu komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, serta adaptif terhadap budaya dan tradisi. Dia menambahkan agama juga semestinya berfungsi sebagai pemersatu umat yang berbeda-beda, baik dari segi keagamaan, suku, dan adat istiadat.
"Karena agama mengajarkan bagaimana berperilaku dan bersikap secara baik terhadap orang-orang yang berbeda-beda itu. Kami beharap kepada organisasi masyarakat yang ada di Kulonprogo bisa ikut menjaga kedamaian dan kerukunan dan meredamkan potensi konflik yang mungkin terjadi di masyarakat," lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Terdampar di Kupang, Polda NTT Serahkan 5 WNA China ke Kantor Imigrasi
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Sempat Terlibat Keributan dengan Wisatawan Jogja, Debt Collector Akhirnya Minta Maaf
- Pembongkaran Pembatas Jalan Sepanjang Ringroad Jogja: Rencana Uji Coba Mulai Monjali hingga Condongcatur
- Wakil Ketua Kadin DIY Mendaftar Balon Wali Kota Jogja Lewat PDIP
- Wisatawan Kota Jogja Diminta Gunakan Kantong Parkir Resmi, Ini Tarifnya
- 35 Calon Pedagang Kripto di Indonesia Jalani Proses Pengesahan di Bapebti
Advertisement
Advertisement