Advertisement

Pemda DIY Siapkan Perencanaan untuk Manajemen Sumbul Filosofi Usai Diakui UNESCO

Yosef Leon
Sabtu, 23 September 2023 - 20:27 WIB
Sunartono
Pemda DIY Siapkan Perencanaan untuk Manajemen Sumbul Filosofi Usai Diakui UNESCO Kawasan sisi dalam Plengkung Gading yang berada di beteng Kraton Jogja. Foto diambil Kamis (17/6/2022). - Harian Jogja/Sunartono.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Pemda DIY akan segera membuat perencanaan lebih detail terkait manajemen plan pemeliharaan dan pengembangan Sumbu Filosofi setelah ditetapkan menjadi warisan budaya dunia oleh Unesco. Dialog bersama masyarakat dan pemerintah daerah tingkah Kabupaten/Kota yang areanya terletak di kawasan itu akan dilakukan untuk menghimpun masukan serta kesepakatan bersama soal komitmen pelestarian. 

Sekda DIY Beny Suharsono mengatakan, pihaknya bersama sejumlah pejabat lain yang ikut serta dalam sidang penetapan sudah melaporkan secara langsung hasil dan apa saja yang disampaikan oleh UNESCO setelah Sumbu Filosofi ditetapkan sebagai warisan budaya dunia. Jalannya sidang penetapan berjalan dengan cepat dan lancar lantaran seluruh rekomendasi sudah ditindaklanjuti. 

Advertisement

"Kesempatan pertama saya sudah melaporkan ke beliau bahwa tugas sudah kami laksanakan dengan maksimal. Pemimpin sidang dari UNESCO menetapkan Sumbu Filosofi jadi warisan budaya dunia tanpa catatan, jadi tidak ada rekomendasi berikutnya, karena semua syarat sudah dilengkapi," kata Beny, Kamis (22/9/2023). 

BACA JUGA : Bagian Sumbu Filosofi, Beteng Kraton Jogja Dikembalikan Seperti Semula, Begini Gambarannya

Selanjutnya Pemda DIY bersama sejumlah pihak terkait lainnya akan mendetailkan manajemen plan untuk pengembangan dan pelestarian kawasan Sumbu Filosofi yang membentang dari Tugu Golong-Gilig, Keraton Yogyakarta, dan Panggung Krapyak. Wilayahnya itu secara administratif masuk ke dalam area Kota Jogja dan Kabupaten Bantul, sehingga pemerintah dan warga setempat akan dilibatkan. 

"Harus ada perencanaan bersama sampai pelibatan masyarakat, yakni melibatkan seluruh elemen masyarakat yang ada di kota dan sebagian di Bantul. Maka DIY punya kepentingan mengajak dialog langsung dengan pemerintah dan perwakilan masyarakat yang ada di sana," kata Beny. 

Dari dialog dan pembahasan itu nantinya muncul poin-poin penting berkaitan dengan upaya pelestarian dan dampaknya terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar. "Karena kan tidak sebatas sampai penetapan saja, tapi bagaimana peningkatan kesejahteraan warga dan pengembalian fasad bangunan di sekitarnya bisa dijaga keberlangsungannya dan ada kesepakatan bersama dan dilakukan oleh semua pihak," imbuhnya. 

Menurut Beny, upaya dalam menjaga Sumbu Filosofi sedikit berbeda dengan warisan budaya dunia yang berbentuk benda. Nilai yang dikandung di dalamnya juga harus menjadi salah satu bagian yang dimasukkan dalam detail manajemen plan itu. "Berikutnya tinggal detail dari tahapan dan etapenya saja, kemudian tahun-tahun ke depan bagaimana dan akan kita detailkan betul," jelas Beny. 

BACA JUGA : Dishub DIY: Kawasan Sumbu Filosofi Harus Bebas Polusi dan Kemacetan

Sekretaris Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY Cahyo Widayat menjelaskan, manajemen plan yang disusun dalam pelestarian Sumbu Filosofi menetapkan langkah prioritas yang mesti dijalankan Pemda DIY agar kelestarian kawasan itu terjaga. Pertama yang akan dilakukan adalah tentang mengurangi tekanan polusi, kemacetan dan aktivitas pembangunan fisik yang sekiranya bisa mengganggu kawasan sekitar.

"Maka proses aktivitas pembangunan di Sumbu Filosofi tentu harus lewat assesment dan heritage impact serta pembangunan yamg melalui pendekatan historical urban lanscape," jelasnya.

Kemudian langkah selanjutnya adalah menyusun konsep pariwisata yang berkelanjutan di area Sumbu Filosofi. "Kerja sama yang dilakukan tentu melibatkan banyak pihak mulai dari pemerintah, swasta dan masyarakat. Baik itu soal pariwisata, penanggulangan mitigasi bencana, UMKM, koperasi, sarana prasarana pendukung, maupun aspek lainnya," kata Cahyo. 

Ham utama lain adalah pelibatan masyarakat dalam menjaga dan merawat kawasan Sumbu Filosofi. "Pengelolaan Sumbu Filosofi tentu melibatkan masyarakat setempat dan mereka tidak jadi objek tapi subjek, kita sudah siapkan Pokjanis karena Sumbu filosofi ini nanti banyak OPD yang terlibat di dalamnya. Perencanaan itu terus kita kembangkan jika ada relokasi tentu metodenya dilakukan sebaik mungkin serta khawatirnya tidak perlu berlebihan," jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja
Banjir Rendam 2 Sekolah di Kulonprogo

Banjir Rendam 2 Sekolah di Kulonprogo

Jogjapolitan | 8 hours ago

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Desain Besar Otonomi Daerah Perlu Atur Soal Evaluasi Pemda

News
| Kamis, 26 Desember 2024, 21:47 WIB

Advertisement

alt

Wisata Air Panorama Boyolali Jadi Favorit di Musim Libur Natal

Wisata
| Rabu, 25 Desember 2024, 17:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement