Stunting Selopamioro Turun 29,72%, Ini Kuncinya
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Kalurahan Selopamioro menjadi salah satu wilayah yang memiliki angka stunting tinggi. Namun dengan intervensi dan upaya preventif, angka stunting di Kalurahan Selopamioro tahun ini turun sekitar 29,72%.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Bantul, Ninik Astitarini, menjelaskan di akhir 2022, Kalurahan Selopamioro masih memiliki 185 kasus stunting.
Advertisement
“Ini sekarang sudah menjadi 130 kasus. Jadi cukup signifikan penurunannya karena banyak yang membantu, misalnya dari akademisi juga terlibat. Sehingga Selopamioro terus bergerak [dalam penurunan stunting],” ujarnya saat ditemui, dalam launching Bantul Berunding, di Kalurahan Selopamioro, Selasa (26/9/2023).
Baca Juga: DIY Klaim Berhasil Menurunkan Prevalensi Stunting 0,9 Persen
Selopamioro menjadi pilot projek dalam program Bantul Berunding, yang merupakan akronim dari Bantul Bergerak Menurunkan Stunting. Dalam program ini, pihaknya mengumpulkan calon pengantin dan ibu hamil yang berisiko melahirkan anak stunting.
“Karena calon pengantin ketika mau mendaftar pernikahan dicek kesehatan, dari situ kita bisa melihat. Kami punya aplikasi Elsimil, elektronik siap nikah dan siap hamil. Di dalam aplikasi itu sudah akan terekam kondisi kesehatan ibu-ibu dan calon pengantin. Kita bisa mengidentifikasi mana ibu yang berisiko, misal terdeteksi anemia, kurang energi kronis,” katanya.
Khusus ibu hamil, di Selopamioro menurutnya sudah terdata sebanyak 30 orang yang berisiko melahirkan anak stunting. Pihaknya sudah memberikan penyuluhan dan kebutuhan yang diperlukan, misal makanan tambahan. “Kita upayakan sehingga saat mau melahirkan sudah tuntas dan bayi lahir tidak berpotemsi stunting,” ungkapnya.
Dalam penanganan stunting, pihaknya berkonsultasi dengan ahli gizi, untuk mendapatkan rekomendasi apa yang bisa diberikan. “Terutama protein hewani yang cukup, ada telur, abon, nugget, bislkuit sama beras,” kata dia.
Berdasarkan data Dinas kesehatan Bantul, di Kapanewon Imogiri tahun ini tercatat sebanyak 453 kasus stunting, merupakan yang tertinggi di Bantul. Adapun prevalensi stunting di Bantul 2022 sebesar 14,9%, menurun dari tahun sebelumnya sebesar 19,1%.
Baca Juga: Pentingnya Cegah Stunting Sejak 1000 Hari Pertama Kehidupan
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Didik Warsito, yang membacakan sambutan Bupati Bantul mengatakan penuntasan masalah stunting tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja, karena merupakan persoalan yang multidimensi.
Selain sejumlah dinas yang selama ini sudah berkontribusi, TNI juga terlibat dalam penanganan stunting melalui program TNI Manunggal Bangga Kencana Kesehatan. “Saya berharap anggota babinsa yang tersebar dapat melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- KPU Sleman Targetkan Distribusi Logistik Pilkada Selesai dalam 2 Hari
- 20 Bidang Tanah Wakaf dan Masjid Kulonprogo Terdampak Tol Jogja-YIA
- Jelang Pilkada 2024, Dinas Kominfo Gunungkidul Tambah Bandwidth Internet di 144 Kalurahan
- Angka Kemiskinan Sleman Turun Tipis Tahun 2024
- Perluasan RSUD Panembahan Senopati Bantul Tinggal Menunggu Izin Gubernur
Advertisement
Advertisement