Advertisement
3 Bulan Ada 44 Kali Kebakaran, Kerugian Capai Miliaran

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY beberapa bulan yang lalu telah memprediksi kemarau 2023 akan lebih kering dan panas. Situasi tersebut mengakibatkan tidak hanya krisis air tetapi juga kebakaran di sejumlah wilayah. Kerugian pun ditaksir mencapai miliaran rupiah.
Di Kabupaten Kulonprogo selama tiga bulan terakhir terjadi 44 peristiwa kebakaran. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menegaskan kebakaran terjadi utamanya karena warga membakar sampah. Padahal, banyak terdapat lahan kering dan jauh dari sumber air. Api menjadi mudah menjalar apabila tertiup angin.
Advertisement
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kulonprogo, Budi Prastawa, mengatakan dari 44 peristiwa yang terjadi, 21 di antaranya akibat pembakaran sampah.
“Dari bulan Agustus kemarin ada 44 peristiwa kebakaran. Dari itu, 21 peristiwa akibat warga membakar sampah,” kata Budi dihubungi, Selasa (17/10/2023).
Baca Juga: 20 Hektare Lahan di Perbukitan Menoreh Kulonprogo Terbakar
Pada Agustus terdapat 11 peristiwa kebakaran dengan empat di antaranya karena warga membakar sampah. Perkiraan nilai kerugian mencapai Rp243 juta. Lalu pada September terdapat 23 peristiwa kebakaran dengan 12 di antaranya karena warga membakar sampah. Dari itu, perkiraan nilai kerugian mencapai Rp61 juta.
Terakhir, dari awal Oktober sampai Senin (16/10/2023) terdapat sepuluh peristiwa kebakaran. Lima di antaranya terjadi karena warga membakar sampah. Total perkiraan nilai kerugian mencapai Rp1,064 miliar.
Baca Juga: BMKG Deteksi 111 Titik Panas yang Diduga Kebakaran Hutan
Peristiwa kebakaran terakhir terjadi pada Sabtu-Senin (14-16/10/2023) di Perbukitan Menoreh, tepatnya di Kalurahan Hargorejo, Kokap, Kulonprogo. Kebakaran paling besar terjadi di hutan milik Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Jogja dengan luasan sekitar 16 hektare, menurut data BPBD.
Kebakaran tersebut disebabkan oleh warga yang membakar sampah dan merembet ke hutan milik KPH Jogja. Pemadaman tergolong sulit dilakukan karena jarak mobil dengan hutan sejauh 1 kilometer.
“Kebakaran di Padukuhan Selo Timur memang sangat luas sampai masuk di beberapa padukuhan di sekitarnya,” kata Purwoko, salah satu pemadam kebakaran.
Dengan intensitas peristiwa kebakaran yang tinggi, BPBD menegaskan selalu mengupayakan kehadiran para pemangku wilayah lokal sebagai bentuk koordinasi antara kabupaten dan pemerintahan kalurahan setempat.
“Hal itu juga untuk sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang risiko pemanfaatan api pada musim kemarau panjang seperti pada saat ini,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kerugian Negara Akibat Kasus yang Menjerat Tom Lembong Rp194 Miliar
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting di Gunungkidul, Warga Diberikan Bantuan Indukan Ayam Petelur
- Jalur dan Titik Keberangkatan Trans Jogja Melewati Kampus, Sekolah, Rumah Sakit, dan Malioboro
- Ubur-ubur Sudah Bermunculan di Sejumlah Pantai Kulonprogo, Wisatawan Diminta Waspada
- Disnakertrans Bantul Alokasikan Anggaran JKK dan JKM untuk Masyarakat Miskin Esktrem
- Sekolah Rakyat di DIY Masih Kekurangan Guru, DPRD Nilai Terlalu Terburu-Buru
Advertisement
Advertisement