Advertisement

Bakar Sampah, Warga Patuk Meninggal karena Ikut Terbakar

David Kurniawan
Kamis, 02 November 2023 - 17:27 WIB
Arief Junianto
Bakar Sampah, Warga Patuk Meninggal karena Ikut Terbakar Ketua RT07, Widoro Kulon, Wahyudi saat menunjukan lokasi tempat warga yang tewas terbakar. Kamis (2/11/2023). - Harian Jogja/David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Warga Plosokerep, Kalurahan Bunder, Kapanewon Patuk, Sadiyo meninggal dunia saat membakar sampah di kebun di Padukuhan Widoro Kulon, Bunder, Patuk, Kamis (2/11/2023). Diduga korban meninggal karena sesak nafas akibat menghirup asap saat akan mematikan kobaran yang makin membesar.

Kapolsek Patuk, AKP Mursidiyanto mengatakan, sekitar pukul 10.30 WIB, korban Sadiyo terlihat membakar sampah di kebun. Nahasnya, api cepat membesar dan berusaha mematikan dan malah terjebak di kobaran.

Advertisement

Peristiwa ini diketahui oleh Pardiman, tetapi ia tidak berani menolong karena kobaran yang makin membesar. Saksi pun meminta pertolongan warga untuk memadamkan api, tetapi korban sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dalam posisi terlentang. “Setelah mendapatkan laporan, kami langsung mendatangi lokasi kejadian,” kata Mursidiyanto kepada wartawan, Kamis sore.

Berdasarkan pemeriksaan medis dari Puskesmas Patuk 1 disimpulkan korban mengalami luka bakar di tubuh dan ada cairan yang keluar dari mulut. Selain itu, juga tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. “Seusai pemeriksaan jenazah langsung diserahkan ke keluarga,” katanya.

Ketua RT 07 Padukuhan Widoro Kulon, Wahyudi menambahkan, warga sempat berusaha memadamkan api dengan air serta dipukuli menggunakan dahan.

Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 12.00 WIB. Namun, korban sudah ditemukan dalam keadaan kaku. “Korban masih menggunakan kaos dan celananya masih utuh, kemungkinan punya penyakit asma,” katanya.

Dia berharap peristiwa ini menjadi pelajaran bersama. Pihaknya sudah berulang kali mengingatkan warga untuk tidak membakar lahan, namun tetap saja ada yang nekat melakukannya.

Menurut Wahyudi, di musim kemarau yang Panjang seperti sekarang api sulit dipadamkan. Di sisi lain, embusan angin juga membuat api mudah membesar. “Jadi harapannya tidak ada lagi warga yang membakar di area kebun maupun ladang,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Bisnis Data Center NeutraDC Hadir Sebagai Penyedia AI Enabler di Indonesia Cloud & Datacenter Convention 2024

News
| Jum'at, 17 Mei 2024, 10:57 WIB

Advertisement

alt

Tak Mau Telat Terbang? Ini 5 Rekomendasi Hotel Bandara Terbaik di Dunia

Wisata
| Selasa, 14 Mei 2024, 22:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement