Advertisement

Upaya Peternak dan DKPP Bantul Antisipasi Penyebaran Antraks

Yosef Leon
Kamis, 10 April 2025 - 21:07 WIB
Jumali
Upaya Peternak dan DKPP Bantul Antisipasi Penyebaran Antraks Sejumlah petugas memeriksa dan mengevakuasi sapi yang mati mendadak milik Jumiyo di Dusun Grogol 4, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul, Kamis (27/6/2019). - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Temuan kasus antraks di wilayah Gunungkidul baru-baru ini mulai memicu kekhawatiran di kalangan peternak sapi di wilayah Bantul.

Meski belum ada laporan kasus serupa di Bantul, para peternak mulai mengambil langkah antisipatif secara mandiri demi menjaga kesehatan hewan ternak menjelang Iduladha.

Advertisement

Budi Santosa, seorang peternak sapi asal Sanden, Bantul, mengaku cukup cemas dengan kabar merebaknya antraks di wilayah tetangga.

"Iya, cukup cemas. Itu penyakit bahaya, bisa menular juga ke manusia," ujarnya, Kamis (10/4/2025). 

BACA JUGA: Antisipasi Antraks, DKPP Bantul Efektifkan Pengawasan Hewan Ternak 

Namun demikian, Budi menyatakan seluruh sapi miliknya dalam kondisi sehat. Ia pun memastikan bahwa dirinya tidak membeli sapi dari Gunungkidul, melainkan dari Wonogiri. "Sudah lama saya ambil dari Wonogiri. Lebih aman," imbuhnya.

Sebagai bentuk pencegahan, Budi mengaku memberikan antibiotik dan vitamin kepada sapi-sapi yang baru dibeli dari pasar.

"Begitu pulang dari pasar langsung saya suntik, dibantu dokter hewan. Biasanya seminggu kemudian disuntik lagi untuk PMK," jelasnya. Langkah ini diyakininya dapat memperkuat imunitas sapi terhadap potensi penyakit menular.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul, Joko Waluyo mengatakan, hingga kini belum ditemukan kasus antraks di wilayahnya. Namun, pihaknya telah mengambil langkah pengawasan terhadap peredaran ternak.

"Sejak awal sudah ada pemantauan keluar-masuk ternak, terutama di pasar-pasar hewan seperti Imogiri. Kami juga sudah memberi imbauan agar peternak tidak membeli sapi dari Gunungkidul untuk sementara," kata Joko.

Selain pengawasan di pasar hewan, Joko menyebut Rumah Potong Hewan (RPH) di Segoroyoso juga telah ditingkatkan pengawasannya. "Kami pastikan hewan yang masuk dipantau ketat. Ini langkah preventif agar antraks tidak menyebar ke Bantul," tambahnya.

Menjelang perayaan Iduladha yang identik dengan peningkatan permintaan hewan kurban, Joko mengimbau masyarakat untuk waspada dan selektif dalam membeli hewan ternak. "Lebih baik waspada sejak dini. Jangan sampai ada korban, baik dari sisi manusia maupun ternaknya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Parah! Ambulans Bawa Pasien Masih Ditilang, Begini Penjelasan Polisi

News
| Selasa, 15 April 2025, 14:27 WIB

Advertisement

alt

Daftar 37 Negara Bebas Visa untuk Paspor Indonesia

Wisata
| Rabu, 09 April 2025, 23:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement