Advertisement

Kenapa Bantul Sering Terjadi Gempa Bumi? Ini Penyebabnya

Ujang Hasanudin
Minggu, 12 November 2023 - 12:47 WIB
Ujang Hasanudin
Kenapa Bantul Sering Terjadi Gempa Bumi? Ini Penyebabnya Foto ilustrasi. - Antara Foto

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Belum lama ini Kabupaten Bantul menjadi tuan rumah kegiatan bertajuk ASEAN Regional Disaster Emergency Exertice (ARDEX) 2023 atau simulasi respon kebencanaan regional tingkat negara-negara Asean

Kegiatan yang digelar pada akhir Juli hingga awal Agustus 2023 lalu tersebut diinisiasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerja sama dengan AHA Centre atau organisasi antarpemerintah negara-negara Asean.

Advertisement

Alasan dipilihnya Bantul dalam pelatihan penanggulangan bencana negara-negara Asean itu karena Bantul salah satu daerah rawan bencana terutama gempa bumi.

Kepala Pelaksana BPBD Bantul, Agus Yuli Herwanta, saat itu mengatakan di Bantul ada dua sumber gempa bumi di Bumi Projotamansari, yakni Sesar Opak dan Megatrust. “Yang kami simulasikan ini adalah skenario gempa Sesar Opak,” katanya.

Menurutnya, simulasi yang diikuti peserta negara-negara Asean tersebut sangat bermanfaat. “Nanti ketika terjadi, tapi kita tidak berharap. Seandainya terjadi gempa, simulasi ini berguna terutama dalam menerima bantuan luar negeri. Ketika gempa besar peralatan terbatas, kami minta bantuan lewat provinsi, lewat nasional sampai internasional,” ucapnya.

Menurut catatan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsuami Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono, terdapat empat kali gempa bumi yang merusak terjadi di Bantul, mulai dari gempa bumi 4 Januari 1840, gempa bumi 10 Juni 1867, gempa bumi 23 Juli 1943, dan yang paling bersejarah adalah gempa bumi magnitudo 5,9 pada 27 Mei 2006 yang mengakibatkan lebih dari 6.000 orang meninggal dunia.

BACA JUGA: Sesar Opak Berpotensi Picu Gempa hingga Magnitudo 6,6, BMKG: Bantul Paling Rawan

BACA JUGA: Begini Jadinya, Jika Bantul Diguncang Gempa Sesar Opak 6,4 Magnitudo

Daryono mengatakan beberapa kejadian gempa bumi yang dialami Bantul di masa lalu dan merenggut banyak korban jiwa disebabkan oleh ancaman itu utamanya Sesar Opak. Dua sesar yang dinilai paling mengancam dan berpotensi berbahaya di masa mendatang yakni Lempeng Megathrust di selatan dan Sesar Opak.

"Kedua ancaman gempa bumi yang potensial di Jogja pertama zona tumpukan Lempeng Megathrust di selatan Jogja itu potensinya Magnitudo 8,7 dan di darat ada aktivitas sesar aktif yakni Sesar Opak yang bisa mencapai Magnitudo 6,6," kata Rabu (21/6/2023).

Berikut Penyebab Bantul Sering Terjadi Gempa

Selain itu, Bantul rawan gempa, menurut Daryono dikarenakan Bantul memiliki karakteristik tanah yang lunak. Hal ini bisa dilihat dari peristiwa gempa bumi 2006 yang sebagian besar wilayah Bantul mengalami rusak parah. Padahal titik pusat gempa, kata dia bukan berada di Sungai Opak, melainkan agak ke sebelah timur sejauh 25 km.

“Sesar opak ini adalah zona jangan dibayangkan sebagai sebuah garis lurus karena untuk identifikasi garis lurus itu sulit. Tapi yang pasti patokannya itu adalah perbedaan topografi yang mencolok antara tinggi di Nglanggeran dan Bantul. Panjang sesarnya sekira 35 km dari Kretek sampai Prambanan,” jelas dia

Dengan karakteristik tanah yang lunak serta terdapat Sesar Opak menjadi alasan kenapa Bantul kerap mengalami gempa bumi. Apalagi Sesar Opak membentuk zona yang cukup lebar dari arah Parangtritis di Bantul hingga Prambanan di Sleman. Dari daerah Parangtritis kemudian ke Pleret, Piyungan, Prambanan, semuanya dilalui zona sesar.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menegaskan bahwa keberadaan sumber gempa Sesar Opak di DIY, yang memiliki magnitudo tertarget M6,6 dan sumber gempa subduksi lempeng atau megathrust dengan magnitudo tertarget M8,7 di selatan Jawa masih terus aktif.

"Sesar Opak merupakan sumber gempa yang jalurnya terletak di daratan ini memang aktif dan belum berhenti aktivitasnya. Sedangkan di Samudra Hindia selatan Yogyakarta juga terdapat sumber gempa subduksi lempeng atau megathrust, yang juga masih sangat aktif," ungkap Dwikorita Awal Agustus 2023 lalu di Jogja.

BACA JUGA: Sesar Opak di Jogja Masih Aktif, Picu Gempa Magnitudo 6,6

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Direkrut BKKBN, Ribuan Bidan Jadi Pahlawan Cegah Stunting Serta Dapatkan Angka Kredit Profesi

News
| Jum'at, 18 Oktober 2024, 11:27 WIB

Advertisement

alt

Komunitas Vespa di Jogja Memulai Perjalanan ke Sabang Demi Mendapatkan Biji Kopi Lokal Setiap Daerah

Wisata
| Rabu, 16 Oktober 2024, 11:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement