Advertisement
Sumbu Filosofi Jogja Digarap Serius, Bakal Ada Pemandu Wisata Khusus

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kawasan Sumbu Filosofi di Jogja telah ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia. Kawasan ini pun digarap serius oleh Pemda DIY, bahkan akan disiapkan pemandu wisata khusus yang mampu memberikan penjelasan dengan baik kepada wisatawan lokal dan mancanegara.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) DIY Kurniawan mengatakan bakal berkoordinasi dengan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) DIY terkait kesiapan pemandu itu.
Advertisement
"Pemandu-pemandu harus kami bekali dulu, kemudian teman-teman di 'Tourist Information Center' (TIC) misal ada turis asing datang harus bisa menjelaskan apa Sumbu Filosofi itu. Ini sebenarnya mendesak kita lakukan," kata Kurniawan, Rabu (15/11/2023).
Menurut dia, penyiapan pemandu yang mampu memahami Sumbu Filosofi sesuai dengan permintaan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Masing-masing pemandu bakal dibekali buku panduan terkait Sumbu Filosofi di Jogja sehingga memiliki acuan saat menjelaskan warisan budaya dunia asal DIY itu.
"Agar standar penjelasannya sama. Jangan sampai orientasinya beda-beda padahal itu satu kawasan Sumbu Filosofi yang sama," kata dia.
Setelah kawasan Sumbu Filosofi mulai Panggung Krapyak hingga Tugu Jogja resmi ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO, Dispar DIY sebelumnya telah menggagas paket wisata Sumbu Filosofi.
BACA JUGA: BKKBN DIY Optimistis Angka Stunting Turun sampai 14% pada 2024
Paket wisata itu akan mengeksplorasi potensi wisata mulai dari Panggung Krapyak, Keraton, hingga Tugu Jogja dengan konsep ramah lingkungan.
UNESCO menetapkan Sumbu Filosofi Jogja sebagai salah satu warisan dunia dari Indonesia pada Sidang ke-45 Komite Warisan Dunia atau WHC di Riyadh, Arab Saudi, Senin (18/9/2023).
Sumbu Filosofi Jogja yang dalam daftar Warisan Dunia UNESCO bertajuk lengkap The Cosmological Axis of Jogja and Its Historic Landmarks diakui sebagai warisan dunia, karena dinilai memiliki arti penting secara universal.
Konsep tata ruang yang dikenal sebagai Sumbu Filosofi Jogja ini dicetuskan pertama kali oleh Raja Pertama Kasultanan NgaJogja Hadiningrat pada abad ke-18.
Konsep tata ruang ini dibuat berdasarkan konsepsi Jawa dan berbentuk struktur jalan lurus yang membentang antara Panggung Krapyak di sebelah selatan, Kraton Jogja dan Tugu Jogja di sebelah utara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Menteri Perhubungan Pastikan Persiapan Menghadapi Arus Balik Telah Maksimal
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- H+4 Lebaran, Ribuan Kendaraan Memadati Area Pintu Tol Jogja-Solo Ruas Tamanmartani Sleman
- Lalu Lintas Padat Merayap, Kendaraan Dialihkan ke Jalan Kampung untuk Menuju Pintu Tol Jogja-Solo di Tamanmartani
- Memasuki H+4 Lebaran, Jumlah Wisatawan di Parangtritis Mulai Turun
- Polres Kulonprogo Sediakan Layanan Tambal Ban Gratis untuk Pemudik
- Libur Lebaran, Pantai Glagah Kulonprogo Dipadati Puluhan Ribu Wisatawan
Advertisement
Advertisement