Advertisement
Mendongeng di Hutan Pinus, Antusiasme Pengunjung Meningkat Setiap Tahun

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL–Rumah Dongeng Mentari kembali menghelat Pagelaran Dongeng Jogja (PDJ) di Panggung Sekolah Hutan Pinus Mangunan, Minggu (19/11/2023). Ribuan pengunjung yang didominasi keluarga antusias menyaksikan para penutur dengan berbagai cerita di tengah keindahan alam hutan pinus.
Dibuka dengan permainan gamelan, kentungan dan macapat, PDJ tahun ini menghadirkan delapan penutur, dengan rincian lima dari Indonesia dan tiga dari manca negara. Para penutur yakni Kak Ojan, Rona Mentari, Kak Awe, Kak Kiki & Kak Ana, Taqarrabie, Priyanka Chaterjee (India), Roger Jenkins (Singapura), Alla Labedeva (Rusia).
Advertisement
BACA JUGA: Anggaran Terbatas, Car Free Day di Sleman Digelar Sampai Awal Desember
Ketua Pelaksana PDJ 2023, Ara Adisti, menjelaskan pada pelaksanaan kali ini, PDJ mengusung tema ‘Cerita Agawe Santoso’ yang artinya cerita membuat sentosa. “Kami percaya, cerita yang dituturkan hari ini memiliki kekuatan membangun masyarakat yang sentosa,” katanya.
Kegiatan ini sengaja diselenggarakan di alam terbuka supaya penontonnya dapat mendengarkan dongeng dengan pengalaman yang berbeda. “Biasanya kita mendengarkan dongeng ketika akan tidur, di kelas saat bersekolah, atau membacanya sendiri di rumah,” ungkapnya.
Dengan pengalaman yang berbeda ini, penonton dapat lebih teringat dan menjadikannya memori baik untuk disampaikan pada teman-teman lainnya. Selain itu, kegiatan di alam akan mengenalkan anak-anak pada lingkungan agar mereka semakin mencintai alam.
“Hutan pinus untuk bercerita itu memiliki daya magis. Alam sebenarnya bercerita. Jadi kita bercerita di alam, alam juga bercerita ke kita. Makanya kami pilih di sini sebagai venue. Setiap tahun juga di sini sejak 2016,” kata dia.
Untuk memperkuat pengalaman yang didapat para pengunjung, setiap pendongeng juga diiringi oleh musikalisasi dari home band. Para penutur juga sangat interaktif, sehingga para pengunjung pun turut menjadi bagian dari dongeng yang diceritakan.
Konsep ini ternyata diminati oleh masyarakat luas. Antusiasme pengunjung dari tahun ke tahun selalu meningkat. Pada penyelenggaraan tahun ini, terjual habis sebanyak 1.200 tiket. Bangku yang disediakan di Panggung Sekolah Hutan Pinus pun tidak mencukupi untuk para pengunjung.
Mereka banyak yang menggelar alas di belakang area bangku penonton untuk menyaksikan dongeng sembari menikmati suasana hutan pinus bersama keluarga. “Dari tahun ke tahun ada peningkatan. Tahun sebelumnya orang-orang tidak sampai membawa terpal,” paparnya.
Salah satu pengunjung, Rara, warga Sleman, mengatakan datang bersama suami dan anaknya untuk menyaksikan dongeng sambil berekreasi. “Karena lokasinya juga asyik di tengah hutan pinus. Anak saya juga suka melihat dongeng,” katanya.
Dengan kegiatan ini, diharapkan dapat mengembalikan tradisi lisan masyarakat yang belakangan semakin berkurang seiring masifnya penggunaan gadget dalam kehidupan sehari-hari, termasuk oleh anak-anak.
“Dulu orang kalau ga ada handphone mainnya keluar, bersosialisasi, berinteraksi, meningkatkan rasa empati. Itu cukup membantu dengan adanya dongeng. Jadi harapannya bisa menumbuhkan lagi tradisi yang tersaingi oleh teknologi,” pungkas Ara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Wabah Pneumonia di China, Kemenkes Imbau Masyarakat Tak Panik
Advertisement

BOB Golf Tournament 2023 Jadi Wisata Olahraga Terbaru di DIY
Advertisement
Berita Populer
- Hari Ini Sejumlah Wilayah di Jogja dan Kulonprogo Mati Lampu
- Prakiraan Cuaca, Seluruh Wilayah DIY Hujan Ringan dan Sedang di Malam Hari
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Jumat 24 November 2023
- Jadwal KRL Solo Jogja 24 November 2023, Keberangkatan dari Stasiun Palur
- Simak Jadwal KA Bandara YIA Reguler 24 November 2023
Advertisement
Advertisement