Advertisement
Viral Curhatan Atlet Renang Popkab Sleman, Begini Kronologi Polemiknya...

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Polemik juara II cabor renang Pekan Olahraga Pelajar Kabupaten (Popkab) Sleman yang sempat viral akhirnya menemu titik temu. Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sleman akhirnya menetapkan dua atlet jadi juara II bersama setelah sebelumnya menggelar pertemuan dengan orang tua peserta lomba dan sejumlah pihak terkait.
Sebelumnya seorang warga menceritakan kisah anaknya yang bernama Ghiyats Gajaksahda atau Egi yang gagal keluar sebagai juara di kategori 100 meter gaya bebas pada Popkab Sleman.
Advertisement
Padahal sang anak dinilai unggul bila dilihat dari video yang didokumentasikan. Dia juga bercerita jika protes yang ia ajukan kala itu tidak diterima panitia.
Kepala Dispora Sleman, Agung Armawanta menerangkan duduk permasalahan kasus ini. Pertama, soal alur kontingen dikirimkan oleh kapanewon.
Dia mengatakan memiliki dana untuk membiayai perwakilannya yang dikirimkan, akan tetapi belum mampu mencakup empat cabor. Sehingga ada cabor yang mungkin tidak dibiayai kapanewon.
Pada cabor yang tidak dibiayai oleh kapanewon inilah peserta dapat mendaftar mandiri menjadi kontingen Kapanewon dengan surat tugas. "Nah adik kita ini [Egy] termasuk yang mandiri sehingga tim kapanewon karena merasa ini tim mandiri dengan pemahaman ofisial memerlukan biaya tersendiri yang tidak ada anggarannya, sehingga dianggap mandiri keseluruhan," kata dia, Kamis (30/11/2023).
Sementara mekanisme pengajuan keberatan dalam perlombaan hanya bisa dikakukan tim ofisial atau ketua kontingen.
Egi yang kala itu tidak didampingi ofisial ataupun ketua kontingen membuat protesnya tidak bisa diterima.
Dalam tata tertib Technical Meeting (TM) dan aturan, semua yang melakukan pendampingan apalagi kalau ada keberatan pada saat mau diumumkan hasil lomba yang punya hak mengajukan adalah ofisial atau ketua kontingen.
"Kemudian beliau karena ketika mengajukan protes secara formal kan bukan ofisial atau ketua kontingen sehingga secara formal tidak bisa diterima. Jadi enggak ada yang salah, benar secara formal tidak bisa diterima tetapi kemudian ketika kamera di bagian dari teknologi sport, maka kami bisa akomodir sebagai referensi," jelasnya.
Dalam pertemuan ini, rekaman video diakomodasi sebagai referensi. Selanjutnya catatan waktu yang didukung video sebagai referensi kemudian mengeluarkan dua nama sebagai juara kedua pada nomor tersebut. "Kami tetapkan juara II kembar. Itu keputusan terakhir," ucap dia.
BACA JUGA: Selesaikan Polemik Renang Popkab, Bupati Sleman Janji Evaluasi SDM
Dia menambahkan bila kejadian ini terjadi lantaran human error. Menurut Agung hal ini wajar terjadi mengingat banyaknya nomor yang dilombakan. "Jadi memang kalau dilihat dari 20 nomor yang mungkin diduga punya potensi salah kan hanya satu ya, artinya tingkat kesalahan lima persen itu ya wajar human error," tandasnya.
Agung memberi contoh bagaimana penjaga waktu pada saat menjaga kemudian tiba-tiba hujan panas atau mungkin menguap saja bisa lupa menekan tombol. "Wajar saya kira, manusiawi, sangat manusiawi karena dua hari itu juga sangat melelahkan," lanjutnya.
Sementara Agung menyebut para penjaga waktu juga lisensi. Lisensi ini juga punya etika profesi maupun standarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Berikut Nama-nama Peserta yang Dinyatakan Lolos Seleksi Administrasi JPT Pratama di Sleman
- Prakiraan Cuaca BMKG: Daftar Kota Besar Diguyur Hujan Hari Ini
- 3 OPD Kulonprogo Masih Dijabat Plt, Sekda: Belum Mendapat Arahan Pak Bupati
- Pemkab Gunungkidul Targetkan Penurunan Kemiskinan 0,34 Persen di Tahun Ini
- Puluhan Pelajar di Kulonprogo Dilatih Jadi Konten Kreator
Advertisement