Advertisement
Sebaran Belum Merata, Kualitas dan Kuantitas Homestay di Bantul Perlu Ditingkatkan
 Ilustrasi.  - Freepik
                Ilustrasi.  - Freepik
            Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Bantul memiliki banyak destinasi wisata, namun jumlah akomodasi hotelnya masih terbatas. Mensiasati hal ini, Pemkab Bantul mendorong masyarakat mengembangkan homestay sebagai sarana akomodasi wisatawan.
Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo, menjelaskan homestay di Bantul khususnya di lokasi desa wisata sebarannya belum merata. “Di Tembi yang terdaftar ada 63 homestay. Mangunan ada 32 homestay. Di tempat lain seperti Wukirsari baru 17,” ujarnya, Selasa (5/12/2023).
Advertisement
Beberapa desa wisata yang belum memiliki banyak homestay memang bisa memfasilitasi akomodasi untuk wisatawan dengan skala kecil. Namun jika wisatawan yang berkelompok yang mencapai 50 orang, di beberapa tempat belum mencukupi.
BACA JUGA: Bantul Gandeng Sejumah Kampus untuk Tingkatkan Kualitas Desa Wisata
“Seperti kemaren grup dari kantor lebih dari 50 orang datang ke Mangunan. Akhirnya homestay-nya gabung dengan yang di Muntuk. Termasuk di Wukirsari, karena area terdekatnya di situ. Ini yang kita lakukan karena wisata itu borderless,” katanya.
Ia mencatat di sleuruh Bantul homestay yang telah terdaftar ada sebanyak 306 homestay dengan kapasitas 1.051 kamar. “Secara kuratif kurang-lebih 60 sampai 70 persen layak untuk dikunjungi tamu internasional. Cukup layak dari aspek terutama bersih,” paparnya.
Aspek kebersihan ini indikasinya tidak becek, tidak berbau, tidak ada binatang yang tidak dikehendaki seperti lalat, tikus, kecoa. Meski demikian, dari jumlah tersebut, yang telah mengikuti program sertifikasi masih sangat kecil, yakni di bawah 100 homestay.
“Karena untuk sertifikasi biasanya kami ada program dari kementerian dan provinsi. Kalau Bantul sendiri pasti pakai DAK [Dana Alokasi Khusus], dan tidak setiap tahun ada sertifikasi. Tapi ketika ada pasti kami lakukan,” ungkapnya.
Dari sisi wisatawan juga didorong untuk mennginap di homestay, untuk mendapatkan pengalaman sosial dan budaya melalui interaksi dengan masyarakat sekitar. Hal ini sesuai dengan pengembangan aspek pariwisata berbasis budaya Bantul Bumi Mataram.
BACA JUGA: Stok Pangan Jelang Nataru di Bantul Aman Meski Harga Masih Tinggi
Adapun dari segi okupansi, sebarannya juga belum merata. Untuk homestay tertentu seperti di Tembi, Mangunan dan beberapa lainnya okupansinya bagus. Sayangnya, sebagian besar tingkat okupansinya masih di bawah 40%.
“Memang masih ada homestay yang lakunya sebulan tiga-lima kali, tapi ada juga homestay yang lakunya sudah di atas 15 kali dalam satu bulan. Harapannya nanti lebih banyak wisatawan yang menginap di homestay,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
 
    
        Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Layanan SIM Corner di Jogja, Kamis 30 Oktober 2025
- Sengketa Lahan Citra Rejodani Tuntas, Pengembang Beli Tanah
- Jadwal Bus Sinar Jaya ke Bantul dan Gunungkidul, 30 Oktober 2025
- Tarif dan Jadwal DAMRI Semarang Jogja PP, Kamis 30 Okt 2025
- PDIP Gelar Merah-Muda Fest 2025 di Jogja, Catat Tanggalnya
Advertisement
Advertisement



















 
            
