Advertisement

Petani Sleman Berharap Harga Cabai Tidak Anjlok

David Kurniawan
Senin, 18 Desember 2023 - 14:57 WIB
Arief Junianto
Petani Sleman Berharap Harga Cabai Tidak Anjlok Ilustrasi petani cabai. - Harian Jogja/Yosef Leon

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Petani cabai di Kalurahan Wedomartani, Ngemplak, Sleman berharap harga jual cabai tidak sampai anjlok. Pasalnya, harga jual di pasaran mulai mengalami penurunan.

Salah seorang petani di Kalurahan Wedomartani, Rebiyo mengatakan, harga jual cabai, khususnya rawit merah di pasaran mulai menurun. Pasalnya, ia mengakui, harga sempat menembus hingga Rp100.000 per kilonya di tingkat pengecer. “Sekarang sudah mulai turun,” kata Rebiyo kepada wartawan, Senin (18/12/2023).

Advertisement

Dia menjelaskan, untuk Tingkat petani, harga cabai rawit sempat menembus Rp80.000 per kilogram. Adapun empat hari lalu, ia memetik dan memasarkannya di kisaran Rp60.000 per kilogram. “Sekarang baru memetik lagi dan belum menjual lagi. Tapi, harapannya harga tidak sampai anjlok karena bisa membuat petani merugi,” katanya.

Rebi menjelaskan, untuk sekali panen bisa memetik cabai seberat 15-30 kilogram. Ia tidak menampik, naiknya harga di pasaran menjadi berkah bagi para petani. “Bisa mendapatkan untung dari menanam cabai. Ini sudah memetik lebih dari 20 kali dalam kurun waktu empat bulan terakhir,” katanya.

Meski harga jual masih tinggi, ia tidak menampik komoditas cabai sangat fluktuatif. Oleh karenanya, dia berharap penurunan tidak sampai membuat harga menjadi anjlok. “Pernah hanya dihargai Rp10.000 per kilogram. Jelas, kalau anjlok petani tidak mendapatkan hasil,” katanya.

Menurut dia, harga ideal cabai sesuai dengan di pasaran di kisaran Rp30.000-40.000 per kilonya. “Ya kalau sekarang masih tinggi. Tapi harapannya bisa stabil sehingga tidak ada yang merasa dirugikan,” katanya.

Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Muji Sumarto. Menurut dia, budidaya cabai sangat terpengaruh dengan cuaca. Di saat kemarau Panjang, maka tanaman bisa tumbuh dengan baik dan tidak terserang hama.

BACA JUGA: Jelang Nataru, Harga Cabai di Bantul Capai Rp90 Ribu per Kilogram

Kondisi berbeda saat sering hujan akan berpengaruh terhadap tanaman karena ancaman hama patek semakin tinggi. “Kalau terserang patek, cabainya akan membusuk sehingga tidak bisa dijual,” katanya.

Ia mengaku beruntung, ancaman patek belum massif sehingga petani tetap mendapatkan hasil. Terlebih lagi, harga jual saat sekarang juga masih tinggi. “Hujannya belum merata. Jadi, masih ada hasilnya. Tapi, kalau sudah benar-benar hujan, maka pemeliharaan tanaman cabai akan lebih sulit lagi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Bos Microsoft Satya Nadella Kunjungi Indonesia Bawa Investasi Rp28 Triliun, Ini Peruntukannya

News
| Selasa, 30 April 2024, 13:47 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement