Kasus Mutilasi hingga Penembakan Puskesmas Jadi Perhatian di Sleman Sepanjang 2023
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Polresta Sleman mencatat ada 1.248 di sepanjang 2023. Di antara kasus terjadi, ada beberapa yang menarik perhatian publik mulai dari penembakan hingga kasus mutilasi.
Kapolresta Sleman Yuswanto Ardi mengatakan secara kasus ada penurunan tindak kejahatan di Sleman. Sebagai gambaran di 2022 terdapat 1.730 kejadian. Adapun tahun ini peristiwa kriminal tercatat 1.248 kasus.
Advertisement
“Ada penurunan 482 kasus dibandingkan yang terjadi di 2022,” kata Ardi kepada wartawan, Kamis (21/12/2023).
Dia menjelaskan dari ribuan kasus yang ditangani ada beberapa yang menyedot perhatian public. Kasus-kasus ini dimulai peristiwa mutilasi di Kapanewon Pakem pada 30 Maret 2023 dan di Kapanewon Turi pada 12 Juli 2023.
Baca Juga:
Dugaan Penembakan di Puskesmas Depok 1, Polresta Sleman: Sudah Ada Titik Terang Pelaku
Dihadirkan dalam Sidang Lanjutan Kasus Mutilasi Mahasiswa UMY, Teman Korban Ketemu Pelaku
Selain itu, ada juga kasus penembakan di Puskesmas Depok I pada 12 Mei 2023 dan kasus penganiayaan di tempat pencucian mobil di Kapanewon Depok yang terjadi pada 27 Oktober 2023. Ardi menegaskan, kasus menonjol yang menjadi perhatian publik bisa diselesaikan semua dengan menangkap pelaku hingga akhirnya diproses hukum sesuai dengan peraturan yang berlaku.
“Kasus-kasus ini sudah terselesaikan semua,” katanya.
Meski demikian, ia mengakui belum semua kasus yang terjadi selama 2023 terselesaikan. Ardi mencatat dari 1.248 kaus kriminal, yang sudah diselesaikan baru sebanyak 622 kasus.
“Kami akan terus berupaya meningkatkan kinerja dengan menyelesaikan kasus-kasus yang ada sehingga crime clearance bisa ditingkatkan,” ujarnya.
Ardi berkomitmen untuk menenkan angka kriminalitas di Sleman. Oleh karenanya, setiap kasus yang terjadi akan ditindak secara tegas.
“Zero toleransi untuk kasus kekerasanyang dipertontonkan di muka umum dan pasti akan kami tindak dengan tegas,” katanya.
Untuk pencegahan, juga dilakukan langkah-langkah lainnya. Sebagai contoh, koordinasi dengan pemerinta daerah guna memastikan fasilitas CCTV dapat berfungsi dengan baik.
Selain itu, juga membuka layanan pengaduan melalui hotline 110. “Masyarakat juga bisa berpartisipasi untuk pengamanan di lingkungan masing-masing,” katanya.
Kepala Satpol PP Sleman, Shavitri Nurmala Dewi mengatakan, untuk meningkatkan kamtibmas kewilayahan sudah dibentuk kelompok jaga warga. Total hingga sekarang sudah ada sekitar 1.000 kelompok yang dibentuk dari 1.212 padukuhan di Sleman.
“Tentunya kelompok jaga warga akan terus kita perluas jaringannya,” kata Shavitri.
Menurut dia, keberadaan jaga warga bisa menjadi kunci untuk mengotimalkan kondusivitas di wilayah masing-masing. “Intinya Masyarakat diminta tidak acuh terhadap kondisi di lingkungan sekitar,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Dorong Pilkada Lebih Fair dan Bermartabat, PDIP Kulonprogo Bentuk Satgas OTT Politik Uang
- Hujan Deras, Dapur di Rumah Warga Kasihan Bantul Roboh Timpa Penghuni
- Bencana Hidrometeorologi, Pemkab Gunungkidul Segera Tetapkan Status Siaga
- Prediksi Cuaca BMKG, Seluruh Wilayah DIY Diguyur Hujan Lebat 3 Hari ke Depan
- Liga 1 Besok, PSS Jamu PSBS Biak, Ini Head to Head Kedua Tim
Advertisement
Advertisement