Advertisement
Jelang Tutup Buku, Pariwisata Sleman Sumbang Pendapatan Rp319,3 Miliar

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Pariwisata Sleman mencatat Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor wisata sebanyak Rp319,3 miliar. Jumlah ini masih bisa bertambah dikarenakan libur akhir tahun masih berlangsung.
Kepala Bidang Pemasaran, Dinas Pariwisata Sleman, Kus Endarto mengatakan, tahun ini manargetkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor wisata sebesar Rp332,84 miliar. Adapun capaian hingga minggu ketiga Desember sebesar Rp319,34 miliar atau tercapai 95,94%.
Advertisement
BACA JUGA: Tak Hanya Jogja Solo, KRL Juga Layak Dibangun di Bandung dan Semarang
“Kami optimistis masih bisa meraih pendapatan yang lebih banyak lagi dan target PAD wisata dapat terpenuhi,” kata Kus Endarto kepada wartawan, Kamis (28/12/2023).
Dia menjelaskan, untuk penerimaan terbesar bersumber dari pajak hotel dan restoran serta hiburan. Di sektor ini mampu menyumbang sebanyak Rp314,84 miliar atau 95,94% dari total PAD dari wisata.
“Untuk yang lain ada yang berasal dari retribusi yang dikelola oleh pemkab. Adapun PAD wisata menyumbang 30,82% dari total pendapatan yang diperoleh di Sleman,” katanya.
Kus Endarto menambahkan, untuk kunjungan wisata dari target 7 juta pengunjung sudah terlampaui. Pasalnya, hingga sekarang kunjungan sudah mencapai 7,4 juta orang. “Sampai 25 Desember 2023, ada kunjungan sebanyak 483.315 orang. Prosentase penyebarannya Taman Wisata Candi [Prambanan] ada 147.857 orang, Kaliurang sebanyak 47.698 orang, Tebing Breksi ada 26.895 pengunjung,” ujarnya.
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo mengatakan, sektor wisata di Sleman terus tumbuh. Meski demikian, akan ada upaya pemerataan karena fokus kunjungan saat sekarang berada di sisi timur seperti Prambanan dan Cangkringan.
Oleh karenanya, ia mengakui terus mendorong pengembangan sektor wisata baru, khususnya di sektor barat. Upaya pengembangan terus dilakukan, khususnya berkaitan dengan desa wisata yang berbasis Masyarakat.
BACA JUGA: Kemenlu Serahkan Sertifikat Warisan Budaya Dunia Unesco ke Pemda DIY
Menurut dia, keberadan wisata alternatif ini sangat penting karena bisa memberikan pengalaman baru. Di sisi lain bertujuan agar kunjungan tidak terpusat di objek-objek wisata yang sudah terkenal seperti di Kawasan Prambanan dan Kaliurang.
Ia mencontohkan, destinasi wisata alternatif yang dikembangkan adalah Desa Wisata Cibuk Kidul di Kalurahan Margoluwih, Seyegan, Sleman. Menurut Kustini, di tempat ini sudah ada kelompok Masyarakat yang menggelolanya dengan keunggulan pemandangan alam pedesaan dan dilengkapi dengan wahana atraksi seperti kereta minim, kolam perikanan hingga laboratorium mina padi sebagai tembat wisata edukasi.
“Potensi-potensi ini yang terus digali. Tugas dari pemkab untuk mendampingi dan mempromosikan agar destinasi yang ada bisa dikenal sehingga banyak pengunjung berdatangan,” katanya.
Menurut dia, pengembangan wisata berbasis Masyarakat dapat memberikan dampak yang positif, khususnya untuk upaya mendorong kesejahteraan. “Keberadaan destinasi ini juga untuk menghidupkan wisata di Sleman barat,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Jumlah Pekerja Terkena PHK Meningkat 5 Kali Lipat, Didominasi Sektor Manufaktur
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Solo Jogja Terbaru Hari Ini, Kamis 10 April 2025, Berangkat dari Stasiun Palur hingga Tugu Jogja
- Pengadaan Insinerator Butuh Rp200 Miliar, Kapasitas Pengolahan Sampah Capai 50 Ton per Jam
- Dishub DIY Catat 4,9 Juta Pergerakan Kendaraan Selama Libur Lebaran 2025
- Bupati Bantul Tekankan Semangat Kerja Usai Libur Lebaran
- Pasang Spanduk, Warga RW 01 Bausasran Tolak Penggusuran Imbas Rencana Proyek KAI
Advertisement