Advertisement

Berada di Sekitar Sesar Opak, Lima Kapanewon di Gunungkidul Ini Diklaim Rawan Gempa

Andreas Yuda Pramono
Jum'at, 05 Januari 2024 - 19:17 WIB
Arief Junianto
Berada di Sekitar Sesar Opak, Lima Kapanewon di Gunungkidul Ini Diklaim Rawan Gempa Seismik gempa bumi / Ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—BPBD Gunungkidul mengaku Bumi Handayani juga memiliki potensi gempa bumi terutama yang berbatasn dengan Kapanewon Pundong, Bantul yang pernah menjadi pusat gempa bumi 2006.

Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Purwono mengatakan Gunungkidul bagian selatan berpotensi besar gempa karena berbatasan dengan Pundong, Bantul di mana pusat gempa bumi berada pada 2006. “Gunungkidul relatif dekat dengan Sesar Opak yang ada di Bantul. Namun demikian dampaknya waktu itu tidak separah di Bantul. Terkait dengan pengaruh gempa di Jepang, sampai saat ini belum berpengaruh di wilayah Gunungkidul,” kata Purwono ditemui di kantornya, Jumat (5/1/2024).

Advertisement

Purwono menambahkan Sesar Opak merentang dari Wilayah Kretek dan Pundong di Bantul sampai perbatasan Prambanan dengan Kalasan. Rentangan sesar ini juga mengancam Wilayah Purwosari, Panggang, Patuk, Playen, dan Gedangsari di Gunungkidul. 

“Itu kecamatan yang relatif dekat dengan Sesar Opak. Kalau melihat data 2006, semakin mendekati sesar, tingkat kerusakan semakin tinggi. Ilustrasinya, kalau yang berada di barat dekat sesar bisa sampai membuat genting rontok tapi kalau yang di timur seperti Girisubo paling hanya merasakan getaran saja,” katanya. 

Menurut dia, upaya mitigasi dilakukan salah satunya melalui pembentukan Kalurahan Tangguh Bencana. Materi sosialisasi-edukasi tidak spesifik untuk gempa tapi lebih ke bencana secara umum. Simulasi tsunami juga dilakukan setiap tahun di Pantai Baron. “Dari 144 kalurahan, baru ada 88 yang merupakan kalurahan tangguh bencana. Tahun ini kami akan membentuk lagi tetapi hanya satu. APBD Gunungkidul terbatas soalnya,” ucapnya.

Tak hanya itu, Gunungkidul juga diakuinya baru memiliki empat early warning system (EWS) di wilayah pesisir. Kendati keempat EWS itu berfungsi dengan baik, tetapi menurut Purwono, jumlahnya masih kurang. Menurut dia, pemasangan EWS, semakin rapat semakin baik.

BACA JUGA: Wilayah Pantai Selatan Jogja Diguncang Gempa Bumi 8 Kali, Ini Titik Lokasinya

Bumi Handayani, kata dia, diuntungkan karena topografi yang memiliki tebing-tebing tinggi sehingga dampak tsunami apabila terjadi gempa relatif aman. Topografi tersebut berbeda dengan Bantul dan Kulonprogo yang memiliki pantai dengan hamparan pasir lepas tanpa bukit. “Kalurahan yang mendapat sertifikat [ready tsunami] dari UNESCO baru di Kalurahan Kemadang, baru satu,” lanjutnya.

Lebih jauh, dia menjelaskan gempa dengan skala Magnitudo 6,0 ke atas dapat menyebabkan tsunami. Apabila ada potensi tsunami, BMKG akan memberikan peringatan dalam waktu sekitar 10 menit setelah gempa. “Gempa di atas 6,0 untuk potensi tsunami yang menginformasikan BMKG ke Pusdalops. Nanti dari Pusdalops ke masyarakat,” ujar dia.

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan Sesar Opak merupakan patahan yang berada di Wilayah DIY, tepatnya di sekitar aliran Sungai Opak. Panjang jalur sesarnya mencapai 45 kilometer di sepanjang aliran Sungai Opak.

Dia mengatakan aktivitas Sesar Opak pernah menyebabkan gempa bumi bersifat destruktif pada 27 Mei 2006. Korban tewas waktu itu mencapai 6.234 orang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Mau Mengikuti Rangkaian Acara Waisak di Candi Borobudur? Simak Aturannya!

News
| Jum'at, 17 Mei 2024, 13:27 WIB

Advertisement

alt

Tak Mau Telat Terbang? Ini 5 Rekomendasi Hotel Bandara Terbaik di Dunia

Wisata
| Selasa, 14 Mei 2024, 22:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement