Advertisement

Kasus Polio Klaten Tidak Berdampak di Gunungkidul

Andreas Yuda Pramono
Selasa, 16 Januari 2024 - 21:47 WIB
Maya Herawati
Kasus Polio Klaten Tidak Berdampak di Gunungkidul Ilustrasi vaksin polio / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul menegaskan bahwa kasus positif polio yang terjadi di Klaten, Jawa Tengah tidak berdampak pada masyarakat Bumi Handayani meski Kecamatan/Kapanewon Gedangsari berbatasan dengan Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah.

Plt Kepala Dinkes Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan Kabupaten Gunungkidul bukan merupakan wilayah endemik polio. Selain itu, capaian vaksin juga lebih dari 95%.

Advertisement

“Kasus polio di Gunungkidul nol kasus. Capaian vaksinasi polio di Kabupaten Gunungkidul lebih dari 95 persen. Harapannya 100 persen, semua anak sudah vaksin,” kata Dewi, Selasa (16/1/2024).

Dewi menambahkan ketika seorang anak lahir dan sebelum menyentuh umur satu tahun anak tersebut harus mendapat vaksin Bacillus Calmette-Guérin (BCG), hepatitis B, DPT, campak, dan polio.

“Polio salah satu program yang wajib dilakukan. Jadi yang kami kejar adalah capaian agar semua anak di bawah satu tahun mendapat vaksin polio. Kalau sudah dapat maka kekebalan sudah terbentuk dan polio dapat dicegah,” katanya.

Menurut dia, kasus polio di Klaten dapat terjadi karena beberapa kemungkinan. Pertama, vaksin polio tetes atau Oral Polio Vaccine (OPV) tidak diberikan lengkap empat kali. Kedua, penyimpanan vaksin kurang baik.

BACA JUGA: Bantul Merancang Pembangunan 12 TPST dan TPS3R Baru

“Vaksin itu penyimpanannya harus dirantai dingin. Harus disimpan di tempat khusus atau tidak boleh di atas suhu 8 derajat [celcius]. Kalau di pertengahan rusak jadi tetap tidak manfaat,” ucapnya.

Dinkes juga memiliki cool room yang digunakan untuk menyimpan vaksin sehingga kualitas vaksin terjaga. Suhu ruang tersebut juga dapat dipantau melalui ponsel. Apabila suhu lebih dari 8 derajat celcius maka ada notifikasi dan dering di ponsel.

Terangnya, Dinkes masih menemui kendala dalam melakukan vaksin polio. Kata dia, ada beberapa warga yang menolak vaksin karena berkaitan dengan kepercayaan.

Subkoor Surveilans dan Imunisasi Dinkes Gunungkidul, Sugondo mengatakan polio suntik atau Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV) yang ada di DIY diberikan sebanyak tiga kali sampai sebelum umur satu tahun mulai dari umur dua, tiga, dan empat bulan. “Secara epidemiologis, Gunungkidul tidak memiliki hubungan dengan kasus polio di Klaten,” kata Sugondo.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kecelakaan Maut Bus Pengangkut Rombongan SMK Depok di Subang Diduga Rem Blong

News
| Minggu, 12 Mei 2024, 00:07 WIB

Advertisement

alt

Hanya 85 Meter, Ini Perbatasan Negara Terkecil di Dunia

Wisata
| Jum'at, 10 Mei 2024, 17:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement