Advertisement
Kasus Masih Nol, Warga Sleman Diminta Tetap Waspadai Penyakit DBD

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Kesehatan Sleman memastikan hingga akhir Januari ini belum ditemukan kasus penyebaran DBD. Meski demikian, masyarakat tetap diminta mewaspadai potensi penyebaran penyakit ini.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama mengatakan, ada tren penurunan kasus penyebaran DBD di Bumi Sembada. Hal ini terlihat jumlah penularan kasus dalam dua tahun terakhir.
Advertisement
Di 2022 tercatat warga yang terjangkit sebanyak 330 warga dinyatakan terjangkit DBD, dengan korban meninggal dunia tiga orang. Adapun di 2023, kasusnya menurun dikarenakan dalam setahun hanya ditemukan sebanyak 146 kasus.
“Tahun lalu yang meninggal dunia ada satu kasus,” kata Cahya kepada wartawan, Jumat (26/1/2024).
Baca Juga
Peneliti UGM Pastikan Nyamuk Aedes Aegypti dengan Wolbachia Aman untuk Manusia dan Lingkungan
Valid dan Teruji! Nyamuk Wolbachia Tak Berdampak Buruk ke Manusia
Ini Dugaan Penyebab Kasus DBD Melonjak
Dia menjelaskan untuk penyebaran di awal 2024 juga masih landai. Meski telah memasuki musim hujan dan penyebaran DBD erat kaitannya dengan musim basah ini, namun hingga akhir Januari belum ditemukan satu kasus pun terkait dengan warga yang terjangkit penyakit yang disebabkan nyamuk Aedes Aegepty ini.
“Kasusnya masih nol dan mudah-mudahan bisa terus terkendali seperti tahun sebelumnya. Kalau dengue fever ada tiga kasus, tapi ini bukan DBD, karena meski mengalami demam tapi tidak sampai mengeluarkan darah,” katanya.
Meski belum ada temuan kasus sama sekali, namun ia meminta kepada Masyarakat untuk tetap mewaspadai potensi penyebaran penyakit DBD. Terlebih lagi di musim hujan seperti sekarang potensi penambahan kasus mungkin sehingga harus ada upaya pencegahan.
“Salah satunya dengan tetap menjaga kebersihan lingkungan serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat [PHBS],” katanya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Sleman, Khamidah Yuliati mengatakan, upaya sosialisasi terhadap pencegahan DBD terus dilakukan. Salah satunya melalui Gerakan Kesehatan Masyarakat (Germas) dengan melibatkan kader-kader Kesehatan di Tingkat kalurahan.
“Penerapan PHBS serta rutin berolahraga dan makan-makanan bergizi sangat penting dalam upaya menjaga Kesehatan sehingga tidak mudah terserang penyakit,” katanya.
Selain itu, untuk mengurangi risiko terjangkit juga dilakukan upaya Gerakan pemberantasan sarang nyamuk. Ia berpendapat, Masyarakat sudah mengetahui cara penanggulangan mulai dengan menutup tempat-tempat wadah air, mengurah hingga mengubur benda-benda yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
“Ini penting agar pencegahan terhadap penyebaran penyakit DBD bisa terus ditekan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Jual Ayam Hidup Dibawah Rp18.000 Per Kilogram, Satu Perusahaan di Sanksi Oleh Kementan
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Optimalisasi Penggunaan SIM Linmas Terus Didorong
- Pemkot Jogja Siagakan Armada dan Tambahan Personel Atasi Sampah di Masa Liburan
- Pasar Seni Gabusan dan Pasar Hewan di Bantul Belum Tersentuh E-Retribusi
- Pengoperasionalan Koperasi Merah Putih di Gunungkidul Tunggu Launching di Tingkat Nasional
- Koperasi Desa Merah Putih di Sleman Akan Akuisisi Puskesmas Pembantu
Advertisement
Advertisement