Advertisement

Panen Raya di Sleman Diperkirakan Mundur 2 Bulan, Ini Penyebabnya

David Kurniawan
Minggu, 04 Februari 2024 - 14:17 WIB
Ujang Hasanudin
Panen Raya di Sleman Diperkirakan Mundur 2 Bulan, Ini Penyebabnya Ilustrasi Panen padi - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Dampak kemarau Panjang yyang terjadi di tahun lalu masih akan dirasakan hingga awal 2024. Pasalnya, Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman memprediksi panen raya padi akan mundur selama dua bulan.

Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Suparmono mengatakan, adanya kemarau Panjang di 2023 berdampak signifikan terhadap sektor pertanian di Sleman. Meski tidak menyebut angka pasti, ia mengakui ada penurunan produktivitas padi di tahun lalu.

Advertisement

“Datanya masih di teman-teman, tapi produksinya menurun karena kita kehilangan masa panen ketiga akibat kemarau Panjang,” kata Suparmono saat dihubungi, Minggu (4/2/2024).

Selain produktivitas yang menurun di 2023, dampak kemarau Panjang juga masih akan dirasakan di awal tahun. Hal ini tak lepas mundurnya masa tanam di awal penghujan.

Menurut dia, pada Desember terjadi anomaly cuaca dikarenakan yang biasanya sudah terjadi hujan lebat, namun kondisinya malah kering. Kondisi ini pun berdampak terhadap masa tanam yang mengalami kemunduran.

“Sebenarnya akhir November 2023 sudah hujan, tapi tiba-tiba menghilang di Desember. Petani pun belum bisa menanam karena air yang di butuhkan masih kurang untuk mengolah lahan,” katanya.

Di waktu normal, sambung Suparmono, memasuki Februari-Maret sudah mulai masa panen. Namun, untuk tahun ini belum bisa dikarenakan masa tanam kebanyakan baru terlaksana di Januari.

BACA JUGA: 1.068,6 Hektare Lahan Pertanian di Sleman Terancam Gagal Panen

“Mundur sekitar dua bulan. Kemungkinan April-Mei baru banyak panennya,” katanya.

Meski demikian, dia berharap hasil panen tetap bisa optimal. Oleh karenanya, upaya pendampingan terus dilakukan melalui petugas di lapangan.

“Penyuluhan-penyuluhan terus digerakan. Salah satunya upaya pemberantasan hama sejak dini agar padi bisa tumbuh subur dan panennya bisa maksimal,” katanya.

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Siti Rochayah mengatakan, pertanian di Sleman sangat terdampak terjadinya kemarau Panjang di 2023. Ketersediaan air yang terbatas membuat petani banyak yang memilih menganggurkan lahan, khususnya di masa tanam Agustus sampai Desember 2023.

Sebagai gambaran di masa tanam Januari-April 2023 luasan panen mencapai 17.500 hektare. Empat bulan kemudian atau di masa tanam Mei-Agustus luasanya turun sedikit menjadi 16.523,4 hektare.

Adapun di periode Agustus-Desember atau bertepatan dengan puncak musim kemarau lahan yang bisa ditanami dan dipanen seluas 7.807 hektare. “Kemarau Panjang memang sangat berdampak terhadap para petani,” kata Siti.

Dia menjelaskan, secara akumulasi luas panen juga cenderung turun. Sebagai gambaran di 2022, luasan panen mencapai 42.353 hektare.

Adapun luas panen di 2023 sekitar 41.830 hektare. Turunnya luas panen juga berdampak terhadap produktivitas padi yang dihasilkan.

Tahun lalu gabah kering giling yang dihasilkan mencapai 251.250 ton. Jumlah ini mengalami penurunan dibandingkan dengan capaian panen di 2022 seberat 256.708 ton.

“Gabah kering giling yang dihasilkan ada penurunan sekitar 5.000 ton di 2023 karena dampak dari kemarau Panjang yang terjadi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Empat Kades di Bojonegoro Jadi Tersangka Korupsi, Tilap Dana Pembangunan Jalan Total Senilai Rp1,2 M

News
| Rabu, 08 Mei 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Grand Rohan Jogja Hadirkan Fasilitas Family Room untuk Liburan Bersama Keluarga

Wisata
| Senin, 06 Mei 2024, 10:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement