Advertisement

Pertalite dan Pertamax, Istilah Baru Politik Uang di Sleman, Segini Nominal Uang yang Dibagikan

David Kurniawan
Selasa, 06 Februari 2024 - 19:17 WIB
Arief Junianto
Pertalite dan Pertamax, Istilah Baru Politik Uang di Sleman, Segini Nominal Uang yang Dibagikan Ilustrasi. - Harian Jogja/Nina Atmasari

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Praktik politik uang di Pemilu 2024 disinyalir masih marak. Berbagai istilah pun dipergunakan untuk memberikan uang guna memengaruhi hak pilih pada saat pencoblosan.

Salah seorang warga Maguwoharjo, Depok yang enggan disebutkan namanya mengatakan praktik politik uang ini masih ada dan ini terjadi di wilayah tempatnya tinggal. Hingga sekarang, dia mengakui ada caleg yang menjalin komunikasi secara intens untuk meraih dukungan suara dari Masyarakat.

Advertisement

Menurutnya, sudah ada upaya pendataan dari masing-masing timses terhadap warga yang diprediksi akan memberikan dukungan. Untuk memastikan hak pilih ini, warga diiming-imingi dengan imbalan uang. “Uang ini ada istilahnya. Pertalite untuk pemberian uang Rp50.000 sedangkan pertamax untuk uang Rp100.000,” katanya, Selasa (6/2/2024).

Meski demikian, dia mengakui uang sogokkan ini belum diberikan ke warga. Untuk sementara baru sebatas didata dan uang bakal diberikan beberapa hari sebelum pencolosan. “Baru didata dan warga yang telah terdata baru dikasih sticker. Nanti, dua atau tiga haris sebelum pencoblosan uang akan diberikan ke warga,” katanya.

Dia menambahkan, pemberian tersebut tak hanya dalam bentuk uang. Pasalnya, juga ada caleg yang menjanjikan pemberian paket sembako ke warga. “Caranya sama dengan pemberian uang. Tujuannya, agar memilih sehingga calon yang bersangkutan meraup suara sebanyak-banyaknya untuk memuluskan langkah menjadi wakil rakyat di tingkat kabupaten,” katanya.

BACA JUGA: Politik Bitingan Marak di Bantul, Uang yang Dibagikan Berkisar Rp100 Ribu-Rp200 Ribu

Meski praktik politik uang masih marak, tetapi ada segelintir warga yang berkeyakinan terhadap hak pilihnya masing-masing. Salah satunya disuarakan oleh Daryono, salah seorang warga Donoharjo, Ngaglik.

Menurut dia, tidak begitu memedulikan kampanye dikarenakan lebih fokus bekerja. “Saya tidak mengikuti karena sibuk bekerja,” katanya.

Meski demikian, dia mengakui tetap akan menggunakan hak pilihnya di pemilihan pada 14 Februari mendatang. “Pilpres sudah ada pilihannya dan coblosan berdasarkan apa yang saya Yakini,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Mendagri Sebut Pilkada 2024 Telan Anggaran hingga Rp27 Triliun

News
| Kamis, 02 Mei 2024, 22:57 WIB

Advertisement

alt

Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja

Wisata
| Rabu, 01 Mei 2024, 14:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement