Advertisement

Pertama dalam Sejarah, Kota Wonosari Raih Adipura

Andreas Yuda Pramono
Rabu, 06 Maret 2024 - 21:37 WIB
Arief Junianto
Pertama dalam Sejarah, Kota Wonosari Raih Adipura Ilustrasi. - Twitter

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Untuk kali pertama, Pemkab Gunungkidul berhasil mendapat penghargaan Adipura. Penghargaan tersebut diberikan untuk Kota Wonosari. Program Adipura merupakan instrumen kebijakan yang telah dilaksanakan sejak 1986.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul, Antonius Hary Sukmono mengatakan program Adipura menjadi bagian dari penilaian indikator suatu kota tingkat kabupaten/kota seperti kebersihan, ruang terbuka hijau (RTH) sampai partisipasi masyarakat.

Advertisement

Dia menjelaskan ada empat sasaran objek penilaian yaitu Kota Metropolitan, Besar, Sedang, dan Kecil. Kabupaten Gunungkidul masuk dalam kategori kota kecil.

Sebelum penghargaan adipura tersebut, Pemkab lebih dulu mendapat sertifikat adipura tahun 2023. Penilaian dilakukan setahun sebelumnya. “Ini pertama kali Kota Wonosari mendapat Piala Adipura. Artinya ada grade peningkatan dalam upaya kami yang dilihat tim asesor,” kata Hary, Rabu (6/3/2024).

Hary mengaku apabila Pemkab dapat mempertahankan penghargaan tersebut selama lima tahun berturut-turut maka Pemkab Gunungkidul akan mendapat penghargaan Adipura Kencana. Dengan begitu, Kota Wonosari masih menjadi fokus pengelolaan selama lima tahun ke depan.

“Bukan berarti kami mengabaikan wilayah lain. Salah satu indikator juga tidak di dalam perkotaan Wonosari. Sampel kemarin di pantai dan Nglanggeran,” katanya.

BACA JUGA: Pengelolaan Sampah Bawa Sleman Sabet Penghargaan Adipura

Tanpa program Adipura pun, kata Hary, Pemkab Gunungkidul tetap akan mengelola wilayah-wilayah di Gunungkidul. Sampai saat ini, pendirian TPS3R terus diupayakan, setidaknya ada 21 TPS3R di Gununkidul. Hanya saja pada tahun ini, DLH tidak memiliki program pendirian TPS3R. Padahal, setidaknya setiap kalurahan perlu memiliki minimal satu TPS3R. “Di Kalurahan Kepek juga ada program kampung hijau,” ucapnya.

Kelompok pemerhati kali pun telah dibentuk untuk menjaga dan memonitor kualitas air sungai. Uji kualitas udara juga dilakukan DLH. “Masyarakat juga harus hadir untuk terlibat dalam permasalahan lingkungan,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pascaputusan MK dan Penetapan KPU, Mungkin Akan Ada Susunan Koalisi Baru Prabowo-Gibran

News
| Sabtu, 27 April 2024, 15:47 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement