Advertisement

Air Lindi TPA Banyuroto Cemari Sawah, Warga Teriak

Triyo Handoko
Jum'at, 08 Maret 2024 - 16:47 WIB
Arief Junianto
Air Lindi TPA Banyuroto Cemari Sawah, Warga Teriak Saluran lindi TPA Banyuroto yang berada persis di lingkar terluar Zona I dimana jumlah air limbahnya makin meningkat karena tercampur air hujan, Jumat (8/3/2024). - Harian Jogja/Triyo Handoko

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Warga di sekitar TPA Banyuroto, Kapanewon Nanggulan mengeluhkan lindi (limbah cair sampah) dari TPA tersebut mencemari sawah mereka.

Warga menduga pencemaran itu terjadi lantaran pengelolaan saluran lindi TPA Banyuroto yang tidak optimal. Itu terlihat dari cairan lindi yang masih pekat serta tak adanya instalasi khusus di titik akhir saluran pembuangan lindi ke Sungai Serang.

Advertisement

Selain itu, tak adanya instalasi saluran lindi dari Padukuhan Tawang, Kalurahan Banyuroto ke Sungai Serang itu menyebabkan lindi yang ada meluber ke lahan persawahan. Lindi yang dihasilkan TPA Banyuroto disalurkan dari Padukuhan Tawang ke tempat akhirnya hanya lewat anak Sungai Serang.

Sedangkan anak sungai Serang itu digunakan warga untuk irigasi lahan sawahnya. Sementara dari kolam pengolahan lindi TPA Banyuroto ke Padukuhan Tawang terdapat instalasi khusus buat limbah cair itu.

Keluhan warga itu diterima Badan Permusyawaratan Kalurahan (BPK) Banyuroto, Kapanewon Nanggulan. "Sudah kami sampaikan ke UPT Persampahan, tapi belum ada kejelasannya, kami harap bisa segera dibangun instalasi itu, terakhir kami cek tak dianggarkan pada APBN 2024 ini," kata Ketua BPK Banyuroto, Bambang Nurcahyo, Jumat (8/3/2024).

Bambang menyebut pembangunan instalasi akhir lindi itu diperlukan apalagi di musim hujan seperti ini. "Tambah banyak sekali yang meluber ke lahan sawah warga karena kecampur air hujan, takutnya mengganggu pertumbuhan pertaniannya," jelasnya.

Selain minta ada saluran lindi akhir yang menuju ke Sungai Serang, jelas Bambang, warga juga berharap pengelolaan lindi di kolam-kolam yang ada dapat maksimal. "Warga juga minta kalau sudah optimal kolam-kolam lindi itu, maka harus ada penambahan kolam lindi, karena memang masih sangat pekat dan mengganggu sekali," terangnya.

Kepala UPT Persampahan Kulonprogo, Budi Purwanta menyebut sudah menyampaikan aspirasi pembangunan saluran lindi akhir itu ke Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Penataan Kawasan (DPUPKP) Kulonprogo yang berkewenangan membangunnya. "Sudah ada audiensi bersama juga, tapi memang belum dianggarkan," ujarnya.

BACA JUGA: Cemaskan Aliran Lindi, Warga Banyakan Tolak Rencana Proyek Pengolahan Sampah Pemkot Jogja

Budi menilai saluran akhir lindi itu penting dibangun. "Agar lebih tertata tentu bagus, tapi kami juga terus mengupayakan agar kepekatan lindi terus dapat dikurangi," ungkapnya.

Apalagi sudah ada Zona II, TPA Banyuroto yang memiliki instalasi baru pengelolaan lindi. "Dengan zona baru yang juga baru instlasi pengelolaan lindinya ini, nanti beban lindi di zona utama dapat dikurangi."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pengusaha Sumbangkan Rp27 Miliar untuk Timnas Indonesia

News
| Selasa, 30 April 2024, 04:37 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement