Waspada! Sapi Mendadak Mati di Kayoman Serut Gedangsari Dinyatakan Positif Antraks
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Gunungkidul menyatakan hasil tes darah sapi yang mati mendadak di Padukuhan Kayoman, Kalurahan Serut, Gedangsari, Gunungkidul positif antraks. DPKH telah melakukan serangkaian pencegahan untuk memutus penyebaran bakteri seperti mengguyur formalin sampai pemberian vitamin.
Kepala DPKH Gunungkidul, Wibawanti Wulandari menyatakan hasil tes darah sapi milik seorang warga berinisial S di Kayoman yang mati mendadak pada tanggal 7 Maret 2024 positif antraks. Hasil tersebut berasal dari Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, Kulonprogo.
Advertisement
BACA JUGA : Pencegahan Antraks, 53 Warga Kayoman Gunungkidul Diperiksa
“Hari Minggu saya dihubungi dari pihak BBVet. Itu hasil uji sampel darah sapi. Kambing tidak diambil. Hasilnya [sampel darah sapi] positif antraks,” kata Wibawanti dihubungi, Selasa (12/3/2024).
Kendati sampel darah kambing tidak diambil namun dia mengaku dua kambing yang juga mati mengalami gejala yang sama dengan sapi. Dengan begitu sangat besar kemungkinan kambing-kambing itu juga terkena antraks.
Meski satu sapi dipastikan positif antraks, DPKH memohon kepada masyarakat agar tidak panic buying. Pasalnya, DPKH telah menyuntik antibiotik dan pemberian vitamin terhadap 89 sapi dan 175 kambing.
Guna mencegah panic buying, DPKH telah melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada 50 warga Padukuhan Kayoman. Dua pekan ke depan, ternak di daerah positif antraks dan wilayah terdekat akan disuntik vaksin antraks. Dengan itu, DPKH meminta agar warga tidak membawa pergi ternaknya.
Bakteri antraks sangat mudah menyebar ketika ternak disembelih melalui darah. Sebab itu salah satu hal yang perlu diwaspadai adalah ketika hujan dan bakteri tersebut terbawa aliran air.
“Kesalahan kemarin itu karena disembelih. Bakteri keluar ke mana-mana. Intinya kalau antraks itu jangan sampai keluar darah,” katanya.
BACA JUGA : 17 Warga Suspek Antraks, Padukuhan Kayoman Dipantau 120 Hari
Wibawanti menjelaskan apabila ada ternak mati mendadak yang diduga akibat antraks, warga perlu melaporkan ke dinas teknis untuk melakukan penguburan sesuai standar operasional prosedur (SOP). DPKH juga memiliki alat pelindung diri (APD) bagi warga yang mau menguburkan.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan telah memeriksa 53 warga dan 17 orang di antaranya telah diambil sampel darah untuk dikirim ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP). Warga yang sampel darahnya diambil merupakan warga bergejala suspek antraks.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Libur Nataru, Manfaatkan Diskon Tarif Tol 10 Persen, Cek Ketentuannya di Sini
Advertisement
Mulai 1 Januari 2025 Semua Jalur Pendakian Gunung Rinjani Ditutup
Advertisement
Berita Populer
- Gereja HKTY Ganjuran Bantul Gelar Empat Kali Misa Natal, Ini Jadwalnya
- KAI Tambah 1.400 Perjalanan Saat Libur Natal dan Tahun Baru
- Perumda PDAM Tirtamarta Gelar Wayang Kulit Lakon Wahyu Pulung Warih
- Incar Mahasiswa, Kasus Penipuan Penggelapan Paling Banyak Terjadi di Sleman
- Pusat Oleh-Oleh Diharapkan Mampu Tumbuhkan Ekonomi Jogja
Advertisement
Advertisement