Advertisement
Dinkes Kulonprogo Minta Masyarakat Waspadai DBD
Nyamuk Aedes Aegypti / Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Bumi Binangun pada Januari-Maret 2024 ini lebih banyak dari bulan yang sama pada tahun lalu. Sebabnya kondisi cuaca yang lebih memungkinakan berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti dimana hujan intens turun.
Peningkatan jumlah kasus itu terus dipantau Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulonprogo. Data Dinkes Kulonprogo mencatat sudah ada 255 kasus DBD selama Januari-Maret ini.
Kenaikan paling besar terjadi pada Maret ini dimana terdapat 154 kasus DBD. Jika dibandingkan pada bulan yang sama pada 2023, terjadi peningkatan tajam.
Pada Januari-Maret 2023 hanya ada 154 kasus. Meskipun melonjak belum ada kasus meninggal dunia pada penderita DBD pada 2024 ini.
Kepala Dinkes Kulonprogo Sri Budi Utami menjelaskan meningkatnya kasus DBD ini juga disertai meningkatnya siklus puncak penyakit ini. "Sebelumnya siklus puncak DBD di Kulonprogo berlangsung selama enam tahun sekali, namun makin kesini makin cepat durasi siklus puncaknya," terangnya, Rabu (27/3/2024).
Siklus puncak DBD yang durasinya enam tahun sekali itu terjadi pada 2016 dengan kasus DBD sebanyak 381. Makin pendek jadi empat tahun siklus puncaknya pada 2020 dengan 348 kasus DBD. Lalu makin memendek lagi durasinya jadi dua tahun, dimana pada 2022 lalu ada 311 kasus.
Kondisi ini membuat Dinkes Kulonprogo, menurut Sri Budi, perlu meningkatkan kewaspadaan. "Sudah kami sosialisasikan juga ke masyarakat, kami juga meningkatkan fasilitas kesehatan [faskes] yang ada," ujarnya.
Peningkatan faskes itu dilakukan dengan meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dan memastikan persediaan obat-obatan berkaitan dengan DBD mencukupi. "Semua puskesmas sudah dapat melayani perawatan DBD sehingga jika ada gejala silahkan langsung ke puskesmas," tuturnya.
Fogging atau pengasapan, menurut Sri Budi, tak begitu efektif menangani DBD. "Yang efektif adalah pola hidup bersih dan sehat, terutama menjaga lingkungan sekitar agar tidak jadi tempat berkembangbiakan nyamuk," tegasnya.
Terkait penanganan DBD dengan menyebar nyamuk Wolbachia, sambung Sri Budi, urun dilakukan karena di Kulonprogo tidak kebagian project tersebut. "Kalau ditunjuk Kementerian Kesehatan untuk Wolbachia ini tentu akan dilakukan, tapi memang tidak ada projectnya sehingga tidak dilakukan," ujarnya.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pesawat Kargo UPS yang Meledak Angkut Bahan Bakar dan Paket Besar
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Longsor Ancam Jalan Baru Clongop Gunungkidul Saat Hujan Deras
- Ricuh di Jembatan Kleringan Jogja, Polisi Tangkap 5 Remaja
- Pasar Sentul Jogja Sepi, Pedagang Sulit Bayar Retribusi
- Warga Bantaran Sungai Jogja Dilibatkan BPBD dalam Simulasi EWS Banjir
- Polisi Turun Tangan Selidiki Kecelakaan Kereta Api di Prambanan Sleman
Advertisement
Advertisement



