Progres TPS 3R Karangmiri Mengalami Perlambatan, Pengolahan Sampah Pemkot Jogja Bertumpu pada Nitikan
Advertisement
Harianjogja.com, UMBULHARJO - Penjabat Wali Kota Jogja Singgih Raharjo menyebut progres pembangunan TPS 3R Karangmiri mengalami perlambatan.
Singgih mengatakan sejatinya jika melihat jadwal, lokasi itu akan selesai pada Juni 2024. Namun, Pemkot Jogja melakukan akselerasi, sehingga target awal akan selesai pertengahan April 2024. Namun, dalam prosesnya, ekspektasi Pemkot Jogja itu harus kembali mundur. Sebab, diperkirakan TPS 3R Karangmiri baru akan selesai akhir Mei atau awal Juni.
Advertisement
"Yang saya maksud perlambatan itu dari target kami. Kemarin juga ada libur lebaran, itu menjadi bagian (perlambatan) tetapi saya sampaikan targetnya Juni," ujar Singgih di Balai Kota Jogja, Kamis (25/4).
Pembangunan di TPS 3R Karangmiri terbilang paling siginifikan dibanding TPS 3R lainnya. Pembangunan meliputi pembangunan jembatan dan pembangunan dua lantai. Untuk itu, kini pengelolaan sampah di Kota Jogja bertumpu pada TPS 3R Nitikan dan Kranon. Sementara, TPS 3R Nitikan kini telah beroperasi normal. Setiap hari mampu mengolah hingga 60 ton sampah.
"Produk utamanya RDF. Perhari mengolah hingga 60 ton perhari. Efisiensi bisa 75 ton perhari," imbuhnya.
BACA JUGA: Warga Terluka Saat Berdesak-desakan Buang Sampah di Depo Purawisata Jogja
Sedangkan untuk TPS 3R Nitikan II atau Kranon akan mulai dioperasikan pada awal Mei atau akhir April. Singgih mengatakan di sana telah terpasang peralatan satu modul mesin RDF diinstalasi. Sementara dalam minggu ini dia berharap hanggar bisa terpasang. Pilar baja hanggar sudah terpasang, sehingga tersisa pemasangan atap. TPS 3R Kranon akan mengolah 40-45 ton sampah perhari.
"Total 100 ton atau dimaksimalkan 120 ton untuk dua lokasi," tuturnya.
Menurut Singgih, angka ini belumlah menyerap seluruh produksi sampah di Kota Jogja yang mencapai lebih dari 200 ton perhari. Sisanya, sampah yang belum terserap di TPS 3R akan dikerjasamakan dengan pihak swasta. Singgih menyebut skema yang digunakan adalah tipping fee atau membayar jasa pihak swasta untuk mengolah sampah. Saat ditanya berapa besarannya, Singgih enggan menjawab detail.
"Tipping fee, kita mbayar per tonase nya. Sing penting beres dan itu sudah kita anggarkan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Puncak Arus Mudik Liburan Natal Diprediksi Terjadi pada 24 Desember
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Bencana Hidrometeorologi, Pemkab Gunungkidul Segera Tetapkan Status Siaga
- Prediksi Cuaca BMKG, Seluruh Wilayah DIY Diguyur Hujan Lebat 3 Hari ke Depan
- Liga 1 Besok, PSS Jamu PSBS Biak, Ini Head to Head Kedua Tim
- KPU Bantul Mulai Mendistribusikan Undangan Nyoblos di Pilkada
- KPU Bantul Pastikan Pemilih Tidak Memenuhi Syarat Telah Dicoret dari DPT
Advertisement
Advertisement