Advertisement
Puncak Panen Raya Padi di DIY Berlangsung Mei, Gunungkidul Terbanyak
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY optimistis produksi padi di wilayahnya jauh lebih bagus dibandingkan panen sebelumnya pada masa panen raya April Mei ini. Sebab, ada sebanyak 35.557 hektare lahan padi yang akan melaksanakan panen raya dengan kualitas tanam yang cukup optimal di wilayah setempat khusus di bulan April saja.
Kepala DPKP DIY Hery Sulistio Hermawan mengatakan, rata-rata produksi gabah kering yang dihasilkan dari 35.557 hektare lahan itu yakni sebanyak 5,8 ton per hektare, sehingga total keseluruhan gabah kering yang dihasilkan mencapai 201.876 ton hanya di bulan April saja.
Advertisement
Jika dirinci per kabupaten kota di DIY, Gunungidul jadi yang paling luas dengan jumlah lahan panen sebanyak 23.803 hektare, kemudian Sleman 6.383 hektare, Bantul 3.040 hektare, Kulonprogo 2.321 hektare dan Kota Jogja sembilan hektare.
"Itu belum panen raya. Nanti merangkak naik produksinya di bulan Mei saat masa panen raya," ujarnya, Minggu (28/4/2024).
Pihaknya masih akan melihat kondisi tanaman padi yang akan melangsungkan panen pada Mei nanti untuk mengetahui jumlah keseluruhan gabah kering yang dihasilkan di masa panen raya itu. Di sisi lain, petani yang sudah melaksanakan panen pada Maret dan April pun sudah ada yang langsung menanam lahannya kembali dengan komoditas serupa.
"Masyarakat rata-rata dua sampai tiga minggu setelah panen itu sudah mulai ditanam lagi lahannya," jelas dia.
BACA JUGA: Panen DIY April-Mei Diperkirakan Hasilkan Beras 192 Ribu Ton
Hery menjelaskan, lahan produksi padi di wilayah setempat cukup beragam. Aktivitas tanam petani tidak hanya mengacu pada empat atau tiga kali masa tanam. Di lahan dengan karakteristik kering tadah hujan masyarakat bahkan hanya melaksanakan masa tanam maksimal sebanyak dua atau tiga kali.
"Memang ada ada yang misalnya sekali tanam kemudian selanjutnya mereka tanam palawija, itu menyesuaikan saja dengan karakteristik wilayah dan musimnya. Kalau memang irigasinya bagus bisa tiga atau empat kali tanam padi, tapi masih sedikit," jelasnya.
Sejumlah petani di wilayah setempat pun sudah banyak yang mencoba irigasi pompa dengan menyedot air dari sungai di dekat lahan. Namun langkah ini biasanya digunakan untuk mengakali musim saja. Jika curah hujan masih cukup tinggi seperti yang terjadi sampai mendekati pertengahan tahun 2024, maka cukup jarang petani yang memakai irigasi pompa.
"Kalau jumlah total produksi padi DIY itu sebetulnya untuk setahun cukup. Namun hanya di daerah tertentu saja seperti Gunungkidul, Sleman dan Bantul," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Menko Airlangga Bantah Pagar Laut 30 Kilometer di Tangerang Terkait PSN PIK 2
Advertisement
Bali Masuk 20 Besar Destinasi Wisata Terbaik di Asia Tahun 2025
Advertisement
Berita Populer
- Harga Cabai Rawit Merah di DIY Diklaim Mulai Turun, Operasi Pasar Dinilai Tak Efektif
- Taman Lalu Lintas Jogja Terus Berbenah Agar Lebih Inklusif
- Tol Jogja-Solo Ruas Junction Sleman-YIA Kulonprogo: Pembebasan Lahan di Hargorejo Kokap Dimulai dengan Pembentukan Satgas
- Sleman Anggarkan Rp896 Miliar untuk Infrastruktur di 2025
- 2 Bulan Beroperasi, TPST Modalan Hanya Mampu Mengolah Sampah 16 Ton per Hari
Advertisement
Advertisement