Advertisement

Didukung Danais, Desentralisasi Pengelolaan Sampah di Sleman Terus Dioptimalkan

Media Digital
Kamis, 02 Mei 2024 - 18:47 WIB
Lajeng Padmaratri
Didukung Danais, Desentralisasi Pengelolaan Sampah di Sleman Terus Dioptimalkan Tangkapan layar Talkshow Rembag Kaistimewan dengan tema "Desentralisasi Pengelolaan Sampah di Kabupaten Sleman" pada Kamis (2/5 - 2024).

Advertisement

SLEMAN—Dana Keistimewaan (Danais) DIY dipastikan terus mendukung penanganan sampah di DIY seiring dengan kebijakan desentralisasi sampah yang akan diterapkan.

Paniradya Pati, Paniradya Kaistimewan DIY, Aris Eko Nugroho menerangkan bantuan Danais untuk penanganan sampah di DIY sudah berlangsung sejak 3 tahun terakhir.

Advertisement

Ia merinci total Danais untuk pengelolaan sampah selama dua tahun terakhir yaitu sebesar Rp70,2 miliar. Antara lain untuk dukungan TPS di Bantul sebanyak 4 titik, yaitu Bangunjiwo, Panggungharjo, Karangtengah, dan Guwosari; kemudian di Kota Jogja ada 2 titik di Nitikan dan Karangmiri; serta 2 titik di Kabupaten Sleman yaitu Tamanmartani dan Minggir. 

BACA JUGA: Daftar Lokasi Nobar Timnas U-23 Indonesia vs Irak di Jogja dan Sekitarnya, Gratis!

“Sehingga di DIY memang diterapkan kebijakan desentralisasi sampah. Meski demikian, berkaitan dengan pendanaan itu tetap menjadi bagian kolaborasi. Bahkan tidak hanya dari sumber Dana Keistimewaan, melainkan juga ada dari Dana Desa, lalu kabupaten/kota juga mengalokasikan,” terang Aris dalam Talkshow Rembag Kaistimewan dengan tema "Desentralisasi Pengelolaan Sampah di Kabupaten Sleman" pada Kamis (2/5/2024).

Dalam diskusi yang ditayangkan di YouTube Paniradya Kaistimewan tersebut, ia menegaskan desentralisasi sampah di DIY tidak bisa mundur dan telah menjadi kesepakatan antara Pemda DIY dengan pemerintah kabupaten/kota. Dengan begitu, persoalan sampah harus ditangani dengan serius.

“Sampah kalau tidak hati-hati penanganannya, bukannya jadi berkah malah bisa jadi musibah. Maka kita segala komponen mulai dari pemerintah kabupaten, kalurahan, masyarakat bisa berperan aktif menangani sampah di wilayah sekitar,” kata dia

Di Kabupaten Sleman, saat ini baru saja terbangun TPST di Tamanmartani dan Minggir. Keduanya menjadi ujung tombak penanganan sampah di Kabupaten Sleman setelah sebelumnya sampah dari Bumi Sembada selalu dikirim ke TPST Piyungan.

Kepala Bappeda Sleman, Dwi Anta Sudibya memastikan Kabupaten Sleman menjalankan kebijakan desentralisasi sampah sesuai dengan arahan Pemda DIY. “Dan sebetulnya berkaitan dengan UU Otonomi Daerah, bahwa sampah itu sebenarnya jadi tanggung jawab kabupaten. Sehingga kita harus persiapkan diri dalam rangka desentralisasi sampah di DIY. Kami di Kabupaten Sleman sudah menyiapkan sejak tahun 2023 terkait pembangunan TPST untuk pengelolaan sampah,” urai Dibya.

Ia menguraikan bahwa Sleman kini sudah punya dua TPST, yaitu di Tamanmartani dan di Minggir. Untuk selanjutnya, akan dibangun satu TPST tambahan yaitu di Donokerto.

“Alhamdulillah sudah beroperasi. Yang di Tamanmartani dengan kapasitas maksimal di angka 90 ton perhari, namun kami targetkan di angka 60 ton saja perhari,” kata dia.

Sementara itu di TPST Minggir, kapasitas pengelolaan sampahnya maksimal 60 ton perhari. Namun, ditargetkan hanya di angka 40 ton perhari. Sehingga, pada kedua TPST itu saja sampah yang diolah bisa mencapai angka 100 ton perhari.

Sebelumnya, lanjut Dibya, sampah yang dibuang dari Kabupaten Sleman ke TPST Piyungan rata-rata 300 ton perhari. Dengan adanya TPST Tamanmartani dan Minggir diharapkan sampah dari Sleman bisa terolah secara maksimal di dalam kabupaten sehingga tidak perlu disetor ke Piyungan lagi.

Selain itu, ia juga mengharapkan partisipasi aktif dari masyarakat terkait pengolahan sampah. “Pengolahan sampah itu harus dilakukan di rumah tangga, tapi tidak harus tuntas. Bisa dengan cara yang sederhana, memilah yang organik jadi kompos, yang anorganik bisa dijual, dan satu lagi yang anorganik namun tidak bisa diapa-apain. Nah kategori terakhir itu silakan diserahkan ke pemerintah (lewat TPST) untuk mengatasinya,” jelas Dibya.

Dengan partisipasi aktif pemilahan sampah dari level rumah tangga, Dibya berharap rata-rata jumlah sampah yang disetor ke TPST bisa berkurang.

Lurah Tamanmartani Gandang Harjanata mengungkapkan bahwa desanya menjadi pionir untuk dibangun TPST di Sleman. Meski awalnya dikhawatirkan ada penolakan, namun setelah dilakukan pendekatan, hingga kini warga menerima dan turut aktif mendukung operasional TPST. Bahkan, sudah ada beberapa dusun yang bisa mandiri berkat pengolahan sampah.

BACA JUGA: Ratusan Rumah Terendam Akibat Luapan Sungai Cibeureum

“Ada salah satu dusun yang dikelola karang taruna, dari hasil penjualan pemilahan sampah itu bisa mencapai Rp700 ribu. Jadi dusun itu sudah mandiri kalau mau mengadakan kegiatan. Ada juga ibu-ibu yang bayar listriknya gratis, berkat menjual sampah. Monggo bisa ditiru daerah lain. Meskipun kita sudah punya TPST, tapi tidak bisa serta-merta dibuang semua ke TPST, tetap harus dipilah,” kata Gandang.

Ia juga bersyukur dengan adanya dukungan masyarakat untuk TPST di Tamanmartani. Sebagai salah satu daerah pariwisata di Sleman Timur, Gandang berharap keberadaan TPST itu bisa membantu pengolahan sampah di wilayahnya, sehingga tidak menimbulkan citra negatif untuk sektor pariwisata di kalurahan tersebut. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Mau Mengikuti Rangkaian Acara Waisak di Candi Borobudur? Simak Aturannya!

News
| Jum'at, 17 Mei 2024, 13:27 WIB

Advertisement

alt

Tak Mau Telat Terbang? Ini 5 Rekomendasi Hotel Bandara Terbaik di Dunia

Wisata
| Selasa, 14 Mei 2024, 22:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement