Advertisement

Promo November

Pembongkaran Separator Ring Road Dinilai Bahayakan Pengendara, Begini Penjelasan Pakar

Catur Dwi Janati
Minggu, 12 Mei 2024 - 18:47 WIB
Arief Junianto
Pembongkaran Separator Ring Road Dinilai Bahayakan Pengendara, Begini Penjelasan Pakar Ilustrasi Ring Road. - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Wacana penghilangan separator jalan Ring Road menjadi perbincangan beberapa waktu terakhir.

Peneliti Pusat Transportasi dan Logistik UGM, Arif Wismadi berpendapat Ring Road sejatinya dibuat bukan untuk pelayanan lokal, melainkan bagi kendaraan yang membutuhkan kecepatan lebih untuk memfasilitasi perjalanan antarwilayah dan menghindari kawasan perkotaan yang padat lalu lintas lokal.

Advertisement

Pada kecepatan yang cenderung lebih tinggi, Arif menilai akan muncul risiko rawan kecelakaan. "Untuk menekan risiko tersebut, aliran harus dibuat homogen, baik jenis kendaraan dan terutama juga kecepatan," kata Arif, Sabtu (11/5/2024).

Kendaraan dengan kecepatan berbeda dalam satu ruas yang sama dinilai pengajar di UII tersebut bakal meningkatkan risiko kecelakaan. Untuk menjadikan aliran kendaraan homogen maka harus dibuat separator dengan jenis, kecepatan dan kerentanan yang berbeda. Tujuan desainnya adalah untuk perlindungan (safety).

"Separator bisa meningkatkan risiko kecelakan ketika menghasilkan Y-junction atau simpang yang seperti membentuk huruf Y, karena simpang Y adalah titik rawan adanya blind spot atau area yang tidak terlihat baik di mata pengendara langsung ataupun di spion," ujar dia.

Semakin banyak Y-Juntion, kata Arif, maka akan meningkatkan black spot atau titik tirik rawan kecelakaan. Di Ring Road, hal ini akan semakin kritis karena bercampurnya kendaraan kecepatan tinggi dengan kecepatan rendah. "Menghilangkan separator akan memperpanjang area rawan kecelakaan karena tidak hanya titik rawan namun juga ruas rawan sepanjang Ring Road," lanjutnya.

Peningkatan kapasitas jalan ketika perbandingan antara volume dengan kapasitas yang dilakukan dengan pelebaran jalan sesungguhnya tidak berkeadilan ketika misalnya menghilangkan infrastruktur untuk pengguna jalan lain. Contohnya ketika pelebaran jalan harus memangkas trotoar untuk pejalan kaki atau dalam konteks ini adalah menghilangkan lajur khusus kendaraan roda dua yang lebih rentan.

"Yang perlu dilakukan adalah menegaskan perlindungan roda dua dengan menghilangkan akses keluar masuk lajur lambat di sepanjang ring road. Hal ini tidak hanya melindungi kendaraan roda dua tetapi juga meningkatkan kinerja lajur utama yang kecepatannya lebih tinggi," ucap dia. 

Untuk aspek keselamatan, sifat kerawanan Y-Junction pada awal dan akhir separator dinilai Arif harus dimitigasi. Seperti ketika terdapat perpindahan dari aliran homogen ke mix traffic yang berada di area blind spot.

"Penting juga diperhatikan perubahan dari mix traffic di lampu merah dengan separated traffic terjadi di awal atau ujung Ring Road. Titik ini percampuran ini juga perlu diperbaiki karena sifatnya tidak homogen, baik jenis, kerentanan, bahkan arah lintasan. Bahkan seringkali sepator di Ring Road tidak ada penanda visual, marka ataupun pita penggetar," tegasnya. 

BACA JUGA: Pembongkaran Pembatas Jalan Sepanjang Ringroad Jogja

Saat kondisi homogen tidak mungkin terjadi, maka segmentasi jenis kendaraan menjadi syarat penting untuk hindari kecelakaan. Di lampu merah segmentasi akan lebih mudah karena bisa dibuat block type kendaraan dalam kotak tertentu, umumnya yang paling rentan didepan dengan lampu hijau yang didahulukan. Ini konsekuensi jika mix traffic terkondisi di simpang. 

"Jika mix terjadi di sepanjang ruas, maka risiko lebih tinggi, sehingga dari sisi safety sangat tidak direkomendasikan. Mix traffic di Ring Road juga akan menurunkan kinerja Jalan Nasional atau jalan antarkota karena lajunya melambat dan akan meningkatkan biaya logistik nasional, jika diabaikan rakyat juga yang akan terkena dampaknya," lanjutnya. 

Dengan separator, Arif menilai lebih tinggi tingkat keamanannya. Namun penting juga diperhatikan di setiap Y-Junction yang tercipta pada awal dan akhir separator, harus ada mitigasi untuk memastikan traffic yang homogen dengan segmentasi tegas mana yang boleh masuk dan tidak ke Ring Road.  "Lengkapi dengan perambuan, pita penggaduh, marking dengan pewarnaan standar yang jelas, pencahayaan cukup, dan tindakan tegas untuk pelanggaran," tegasnya. 

Sekali lagi, menurut Arif seyogyanya upaya penghilangan separator tidak dilakukan, lantaran akan meningkatkan risiko dan fatalitas kecelakaan dan menurunkan kinerja Jalan Nasional yang merupakan salah satu urat nadi perekonomian. Menghilangkan separator disebut Arif justru memperpanjang area rawan kecelakaan karena tidak hanya titik rawan tetapi juga ruas rawan sepanjang Ring Road. 

Dari sisi fungsi, sifat jalan nasional juga akan turun menuju kabupaten bahkan lokal, padahal keberadaan jalan nasioal sangat penting untuk menentukan kelas kota. Peningkatan instrumen keselamatan lebih diperlukan untuk menghindari dampak Y-Junction yang harus dilakukan di awal dan akhir lajur. 

"Jika sistem jaringan belum memungkinkan terjadinya homogenitas di lajur lambat, maka terapkan batas kecepatan agar kecepatan yang homogen dapat menekan risiko mix traffic di lajur lambat, termasuk larangan menyalip baik untuk kendaraan besar maupun kecil dengan rambu yang jelas."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement