Musim Kemarau, Pembudidaya Ikan Diminta Efisien Manfaatkan Air
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Para pembudidaya ikan diminta efisien dalam memanfaatkan air saat memasuki musim kemarau. Imbauan itu disampaikan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY.
Kepala Bidang Perikanan Budidaya DKP DIY Suwarto di Yogyakarta, Kamis (30/5/2024), mengatakan selama kemarau para pembudidaya ikan, khususnya lele atau nila tidak perlu terlalu sering mengganti air kolam.
Advertisement
"Memasuki kemarau ketersediaan air harus selalu diperhatikan. Harus lebih efisien dan efektif pengelolaannya," kata dia.
Meski tidak rutin mengganti air kolam, menurut Suwarto, pembudidaya ikan di DIY dapat menerapkan teknologi kincir sehingga sirkulasi serta kadar oksigen pada air tetap terjaga.
Selain itu, lanjut dia, kepadatan ikan pada kolam perlu dikendalikan agar kualitas air tidak cepat menurun.
Dia mengatakan efisiensi pemanfaatan air juga dapat diterapkan dengan tidak serta merta membuang air limbah kolam budidaya.
Menurut Suwarto, air limbah kolam ikan masih bisa digunakan untuk pengairan lahan pertanian, apalagi banyak kandungan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
BACA JUGA: Sejumlah Kapanewon di Sleman Masuki Musim Kemarau
"Air kolam ikan budidaya jangan sampai terbuang sia-sia karena bisa diintegrasikan dengan tanaman pertanian," ujar dia.
Memasuki musim kemarau, Suwarto juga meminta para pembudidaya ikan di DIY menerapkan cara budidaya ikan yang baik (CBIB) sehingga ikan terhindar dari bakteri seperti aeromonas hydrophila yang dapat menyebabkan penyakit berbahaya pada ikan.
"Yang penting kita menerapkan pencegahan sebab kalau sampai terkena wabahnya akan lebih sulit mengobati," kata dia.
Dengan efisiensi penggunaan air disertai penerapan CBIB, Suwarto optimistis target produksi ikan budidaya yang dicanangkan mencapai 97.468 ton pada 2024 akan tercapai.
Dia juga meyakini potensi kekeringan saat musim kemarau tidak akan signifikan mempengaruhi produksi ikan budidaya di DIY sebab sebagian besar menggunakan sumber air sumur bor.
Menurut dia, kekeringan saat kemarau panjang bisanya hanya berpengaruh pada budidaya ikan yang memanfaatkan saluran irigasi.
Suwarto menyebut dari seluruh pembudidaya ikan di DIY yang jumlahnya mencapai lebih dari 41.482 orang, yang memanfaatkan air irigasi untuk produksi ikan hanya 5 sampai 10 persen, selebihnya menggunakan sumber air sumur bor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Transfer Tahanan Mary Jane, Menteri Supratman Sebut Prabowo Sudah Berikan Lampu Hijau
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Terbaru Kereta Bandara YIA dari Stasiun Tugu Senin 25 November 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
- Jadwal Terbaru KA Bandara YIA Xpress Senin 25 November 2024
- Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Senin 25 November 2024
- Jadwal dan Tarif Tiket Bus Damri Titik Nol Malioboro Jogja ke Pantai Baron Gunungkidul Senin 25 November 2024
- Jadwal Terbaru Kereta Api Prameks Jurusan Jogja-Kutoarjo Senin 25 November 2024
Advertisement
Advertisement