Gudang Penyimpanan Limbah Kayu Putih di Tahura Bunder Gunungkidul Terbakar
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Gudang penyimpanan limbah pengolahan kayu putih di Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder, Kalurahan Gading, Playen, Gunungkidul terbakar pada Senin, (3/6/2024). Api yang membakar limbah itu sejak pukul 04.00 WIB hingga 13.45 WIB masih belum padam.
Kasubag Tata Usaha UPT Pemadam Kebakaran (Damkar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Ngadiyono mengatakan laporan kebakaran disampaikan oleh pihak perusahaan penyulingan kayu putih sekitar pukul 04.00 WIB.
Advertisement
Kata dia, kebakaran limbah atau daun bekas penyulingan kayu putih itu mengakibatkan bangunan gudang sekitar 653 meter persegi rusak.
“Sebenarnya yang jadi masalah itu tumpukan limbah ini tebal dan tinggi. Api muncul dari dalam. Ketika disiram air dari atas, api dari bawah muncul,” kata Ngadiyono ditemui di Tahura Bunder, Senin (3/6/2024).
Ngadiyono mengaku meski tumpukan limbah sudah sangat lama, tetapi tidak ada kemungkinan timbulan gas dalam tumpukan. Dengan begitu, belum ada kepastian penyebab kebakaran tersebut.
Baca Juga
Tetap Berhati-hati! Dua Pekan di Awal Tahun Ini, Sudah Ada 4 Kebakaran Terjadi di Gunungkidul
Nahas! Rumah Warga Semin Terbakar, 40 Karung Gabah Jadi Arang
BPBD Gunungkidul Catat 19 Kejadian Kebakaran Selama Empat Bulan, Terbanyak Korsleting Listrik
Dalam proses pemadaman, UPT Damkar BPBD Gunungkidul menurunkan semua personel dan armada. Pemadaman juga dibantu dari BPBD Bantul, termasuk sukarelawan, hingga TRC.
“Kebetulan di dekat sini ada sumber air. Kalu dikonversi ke angka, mungkin sudah ratusan tangki kami pakai untuk memadamkan api,” katanya.
Dia tidak dapat memprediksi waktu yang dibutuhkan untuk memadamkan api. Pasalnya, selama 9,5 jam, baru 20% tumpukan dapat ditangani.
Kepala UPT Damkar BPBD Gunungkidul, Handoko mengatakan pemadaman api tidak dapat dilakukan maksimal, karena pihaknya tidak memiliki pompa/diesel apung. Dengan begitu, UPT Damkar akan membawa pompa biasa portable yang ada ke dekat Sungai Oya.
“Sebab itu kami minta bantuan dari BPBD Bantul. Mereka mengirim armada dari tiga pos, Piyungan, Imogiri, dan Banguntapan,” kata Handoko.
Tiga armada dari BPBD Gunungkidul juga terkendala satu armada yang sudah tua. Armada tua ini juga mengalami kebocoran di beberapa titik, sehingga mengurangi debit ait.
BPBD Gunungkidul juga menjalin kerja sama dengan swasta untuk mendatangkan ekskavator. Ada dua ekskavator yang terpantau masih mengurai limbah kayu putih. Penguraian ini dilakukan untuk memutus mata rantai api.
Setelah diurai dan dipastikan limbah tersebut benar-benar dingin, personel akan mengangkut dengan dump truck dan dibawa ke sisi lain. “Tadi sempat kejadian dua kali, limbah sudah di dump truck ternyata ada api. Kami kocor lagi pakai air,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Supriyani, Guru Honorer yang Dituduh Memukul Anak Polisi Divonis Bebas
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Fadli Zon Janji Upayakan Pengembalian Manuskrip Kraton dari Inggris
- Dampak Kenaikan PPN 12 Persen bagi UMKM Menurut Pengamat Ekonomi UMY
- HUT Gembira Loka ke-71, Ribuan Peserta Ikuti GembiRun Loka
- Warga Diingatkan untuk Melawan Politik Uang di Pilkada Sleman
- Pabrik Es Portable Senilai 1,5 Miliar di Girikarto Akan Diuji Coba Pekan Depan
Advertisement
Advertisement