Advertisement
Uji Kerusakan Lahan Pertanian di Kulonprogo, Pemkab Ambil Sampel di 29 Titik

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Pengujian kerusakan lahan yang sebagian besar digunakan untuk pertanian dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kulonprogo. Sebanyak 29 titik lahan yang tersebar di Bumi Binangun dilakukan pengujian itu.
Pengujian kerusakan lahan itu dilakukan rutin oleh DLH Kulonprogo. Pada 2023 lalu, hasil pengujian kerusakan lahan menunjukan hasil rusak ringan. Hasil itu diperoleh setelah dilakukan analisa dan perhitungan dimana diketahui titik lahan yang diuji didominasi kategori tidak rusak.
Advertisement
DLH Kulonprogo memastikan lagi kualitas lahan di wilayahnya dengan melakukan pengujian kerusakan lagi pada awal Juni ini.
Total ada 29 titik yang diuji kerusakan lahannya, seperti Tosari dan Borosuci di Kalurahan Banjarsari, Kapanewon Kalibawang; Patihombo, Kalurahan Purwasari, Kapanewon Girimulyo; Nglinggo Barat, Pagerharjo, Kapanewon Samigaluh; hingga Cabean, Kalurahan Bumirejo, Kapanewon Lendah.
Kepala Bidang Pengendalian Lingkungan DLH Kulonprogo, Toni menyebut pemilihan 29 titik itu didasarkan pada empat faktor, yaitu peta curah hujan, peta bencana, peta topografi, dan peta persebaran lahan pertanian. "Masih dalam pengujian, hasilnya belum tersedia," ujarnya.
Toni menjelaskan dari hasil pengujian kerusakan lahan pada 2023 lalu ada sejumlah parameter yang berkontribusi pada turunnya kualitas lahan di Bumi Binangun. Parameter yang menunjukan kerusakan lahan itu antara lain redoks, berat isi, daya hantar listrik, dan derajat pelulusan air.
Redoks pada lahan, jelas Toni, adalah proses reaksi oksigen pada tanah. Nilai potensial redoks yang rendah menyebabkan tanaman pada lahan kering mati, karena kekurangan oksigen atau udara.
Sementara berat isi tanah yang tinggi menyebabkan akar sukar masuk dan berkembang serta jumlah oksigen juga rendah. "Daya hantar listrik yang tinggi mengakibatkan pembusukan akar, karena terjadi plasmolisis," paparnya.
BACA JUGA: Cara Pemkab Sleman Genjot Produktivitas Pertanian
Kemudian derajat pelulusan air yang terlalu tinggi atau terlalu rendah kurang baik untuk pertumbuhan tanaman yang umumnya disebabkan oleh dominasi komposisi pasir, sedangkan derajat pelulusan air yang rendah disebabkan oleh dominasi komposisi berupa lempung. "Langkah pengujian ini agar dapat dilakukan antisipasi dan perbaikan kualitas lahan agar mendukung daya lingkungan, khususnya pertanian," terangnya.
Sementara itu Kepala Bidang Tata Lingkungan DLH Kulonprogo, Tristijanti menjelaskan ada beragam upaya yang bisa dilakukan masyarakat, khususnya petani untuk menjaga kualitas lahannya supaya tak mudah mengalami kerusakan. "Kalau untuk petani bisa dilakukan dengan pembangunan teras atau gulud pada lahan berlereng, pengaturan drainase juga penting," tuturnya.
Tristijanti menerangkan pola penanaman vegetasi juga dapat meminimalisir kerusakan lahan. "penanaman tanaman yang sesuai pada tanah dengan kapasitas meluluskan air rendah, serta pemilihan komoditas yang sesuai pada tanah ber-pH asam atau sangat asam," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Jadwal KRL Solo-Jogja, Paling Pagi dari Stasiun Palur Pukul 05.00 WIB
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Prakiraan Cuaca Hari Ini, Jogja dan Sekitarnya Hujan
- PSIM Jogja Resmikan 30 Pemain EPA U-16, Utamakan Talenta Lokal DIY
- Dispar Gunungkidul Kejar Target PAD yang Dibebankan Tahun Ini
- Hari Ini, Sedayu dan Kota Jogja Kena Giliran Mati Listrik
- Anggaran MBG dari APBD Kulonprogo Dialihkan untuk Sektor Lain
Advertisement
Advertisement