Penambang Emas di Kulonprogo Masih Pakai Mercuri, Kalurahan Usulkan Pembangunan di Tempat Khusus
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Penambangan emas di Kalurahan Kalirejo, Kapanewon Kokap Kulonprogo terus diupayakan untuk tak menggunakan mercuri dalam pengelolaannya. Upaya tersebut dilakukan Pemerintah Kalurahan Kalirejo dengan edukasi ke warga setempat yang berprofesi sebagai penambang dan pengajuan usulan pembangunan tempat pengolahan emas tanpa mercuri.
Terbaru upaya itu dilakukan dengan sosialisasi pada Jumat (7/6/2024) supaya pola pikir penambang emas di Kalirejo makin teguh meninggalkan mercuri. Pasalnya, tantangan terbesar dalam upaya penghapusan mercury di Kalirejo adalah anggapan mercuri lebih efektif dalam pengelolaan hasil tambang emas.
BACA JUGA : Merkuri di Tambang Emas Kulonprogo Tak Lagi Dipakai, Ini Bahan Penggantinya
Advertisement
Lurah Kalirejo, Lana menerangkan mercuri memang lebih efektif untuk mengelola hasil tambang emas karena sudah bertahun-tahun warga di sana menggunakannya. Dibanding menggunakan potasium sianida yang sudah ditawarkan ke penambang emas untuk menggantikan mercuri dimana perlu ada perhitungan yang matang dan kehati-hatian, hasilnya dinilai tak seefektif zat dengan nama lain raksa itu.
Lana menyebut dari 103 warga Kalirejo yang menambang emas, sebagian besar sudah meninggalkan mercuri. Hanya segelintir saja yang masih pakai mercuri. "Tapi yang sudah pake sianida ini perlu terus dikuatkan agar tidak kembali pakai mercury lagi, juga yang masih pakai itu agar berhenti dan pakai potasium sianida," katanya pada Rabu (12/6/2024).
Anggapan bahwa mercuri lebih aman bagi keselamatan dan kesehatan, jelas Lana, dibanding potasium sianida juga masih dianggap warga di Kalirejo. "Padahal kalau mercuri itu dampaknya panjang, baru terasa 10 tahun kemudian dan lebih bahaya. Kalau sianida, tidak dibersihkan dalam sekejap saja lalu tercampur ke makanan bisa meninggal, makanya sianinda ini harus hati-hati tapi lebih aman dalam jangka panjang," katanya.
Pelarangan mercuri begitu saja tanpa solusi, lanjut Lana, juga tak efektif diberlakukan. Targetnya pada 2025 di Kalirejo tak ada lagi zat raksa ini, dimana selain sosialisasi juga diusulkan pembangunan tempat terpadu pengelolaan tambang emas yang sudah diusulkan ke Pemkab Kulonprogo. "Kami harap pembangunan tempat terpadu pengelolaan tambang emas tanpa mercury ini rampung sebelum 2025 agar dapat mendukung program tersebut," ujarnya.
Pembangunan tempat terpadu pengelolaan emas tanpa mercuri, menurut Lana, kunci penghapusan zat raksa itu. Sementara itu dosen Fakultas Teknik UGM, Â Profesor Himawan Tri Bayu Murti yang jadi rekanan penghapusan mercury Pemkab Kulonprogo juga narasumber sosialisasi di Kalirejo itu menyebut perubahan penambah emas meninggalkan zat raksa sudah cukup baik.
Secara perlahan tapi pasti, jelas Himawan, penambang sudah menyadari bahaya penggunaan mercury. "Kami rutin menguatkan warga melalui sosialisasi agar mereka paham bahaya mercury, ini sudah menunjukan hasilnya," katanya.
Perubahan penambah emas yang tak menggunakan mercury, lanjut Himawan, perlu terus didampingi dan dikuatkan dengan beragam fasilitas. "Fasilitas tempat terpadu pengelolaan tanpa mercury itu mesti disegerakan pembangunanya, agar warga terus kuat komitmennya," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pemerintah Inggris Dukung Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Pilkada Bantul: TPS Rawan Gangguan Saat Pemungutan Suara Mulai Dipetakan
- BPBD Bantul Sebut 2.000 KK Tinggal di Kawasan Rawan Bencana Longsor
- Dua Bus Listrik Trans Jogja Senilai Rp7,4 Miliar Segera Mengaspal
- Akan Dipulangkan ke Filipina, Begini Ungkapan Mary Jane Veloso
- Lima Truk Dam Asal Jogja Buang Sampah ke Saptosari Gunungkidul, Sopir Diamankan Polisi
Advertisement
Advertisement