Advertisement

Kaji Sisi Sejarah, Pemerintah Kalurahan Pacarejo Bakal Kembangkan Telaga Jonge Gunungkidul

Andreas Yuda Pramono
Kamis, 11 Juli 2024 - 12:57 WIB
Abdul Hamied Razak
Kaji Sisi Sejarah, Pemerintah Kalurahan Pacarejo Bakal Kembangkan Telaga Jonge Gunungkidul Beberapa orang sedang bersantai di gazebo telaga Jonge, Kalurahan Pacarejo, Semanu, Gunungkidul, Kamis, (11/7 - 2024). Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Lurah Pacarejo, Suhadi menyampaikan pengembangan telaga Jonge terus dilakukan. Salah satu yang akan dikaji adalah sisi historisnya.

Dia menerangkan kata Jonge diambil dari nama Kyai Jonge yang makamnya berada di timur telaga Jonge. Kyai Jonge konon merupakan petinggi Kerajaan Majapahit. Tidak ada alasan yang jelas mengenai tujuan dia datang di Wilayah Pacarejo, Gunungkidul.

Advertisement

BACA JUGA: Jenazah Ditemukan di Pantai Baron Kemarin, Identitas Mayat Bocah Laki-Laki Belum Juga Diketahui

Suatu saat, Kyai Jonge bertitah bahwa akan ada telaga yang mampu menghidupi warga sekitarnya. “Kami sedang mengkaji siapa itu Kyai Jonge bersama Dinas Kebudayaan Gunungkidul,” kata Suhadi ditemui di Telaga Jonge, Pacarejo, Kamis, (11/7/2024).

Apabila ada penjelasan historis mengenai asal usul Kyai Jonge, maka wisata religi ini dapat diintegrasikan dan dikembangkan lebih jauh bersamaan dengan pengembangan telaga Jonge.

Saat ini, telaga Jonge mampu menjadi poros untuk menghidupi warga sekitar melalui keberadaan pasar kuliner. Ada 30 pedagang yang mengisi stand yang ada. Pemerintah Kalurahan Pacarejo juga kerap mengajak tamu kalurahan untuk mengujungi telaga Jonge.

Guna menjaga debit air, Pemkal terus menanam pohon. Penanaman pohon telah dilakukan sejak lama. Beberapa pohon sengon pun berumur 30 tahun. Pohon ini menciptakan suasana sejuk di telaga Jonge. Pemkal juga berencana mengembangkan ekosistem di telaga Jonge dengan melepaskan burung.

BACA JUGA: Disdik Gunungkidul Tegaskan Larangan Perundungan dalam MPLS

“Sebenarnya, kami mau menebang pohon sengon tapi perlu konsultasi ke DLH Gunungkidul. Kami tidak ingin ada orang nongkrong kejatuhan pohon,” katanya.

Adapun proyek pembangunan pendopo di telaga Jonge berasal dari bantuan gubernur. Begitupun dengan jogging track. Selain itu, pembangunan pendopo berasal dari CSR Bank BPD DIY.

“Tanah di sini sultan ground. Kalau kekancingan belum turun tidak boleh membangun. Kami hanya memfasilitasi perahu di telaga,” ucapnya.

Kepala Disbud Gunungkidul, Chairul Agus Mantara mengatakan jawatannya masih belum mulai melakukan kajian tentang asal usul Kyai Jonge.

“Memang dalam pembahasan Kalurahan Pacarejo sebagai kalurahan rintisan budaya tentu nanti beberapa potensi yang belum terungkap sejarah atau warisan budaya akan kami kaji. Sampai hari ini kami masih pada orientasi untuk Candi Dengok di Pacarejo,” kata Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Rekrutmen Pendamping Desa, Mendes PDT: Tak Boleh Terlibat Parpol

News
| Jum'at, 25 April 2025, 22:47 WIB

Advertisement

alt

Hidup dalam Dunia Kartun Ala Ibarbo Fun Town

Wisata
| Sabtu, 12 April 2025, 10:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement