Advertisement
Intervensi Pencegahan Stunting Serentak di Sleman Dievaluasi
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Aksi serentak intervensi pencegahan stunting dan mencari formulasi tercepat penurunan angka stunting di Sleman dievaluasi Pemkab, Rabu (17/7/2024).
Evaluasi yang diselenggarakan di Aula Pangripta Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sleman tersebut dihadiri Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo bersama Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa yang sekaligus Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Sleman.
Advertisement
Kustini mengatakan program intervensi penurunan stunting telah dilakukan sosialisasi di 17 kapanewon (kecamatan) dengan berfokus pada pendataan, penimbangan, pengukuran, edukasi dan intervensi bagi seluruh ibu hamil, balita, dan calon pengantin.
"Diharapkan langkah yang sudah dilakukan dapat konsisten dan menjadi perhatian serius pengampu OPD lintas sektoral," katanya.
Ketua TPPS Sleman Danang Maharsa mengatakan evaluasi program akan terus dilakukan untuk memperoleh formula terbaik dalam melakukan percepatan penurunan stunting.
Ia mengatakan dalam evaluasi ini seluruh kapanewon dapat memberikan data stunting di wilayah masing-masing secara akurat dan riil sebagai acuan dalam membuat program kebijakan penurunan stunting ke depannya.
"Kami telah membentuk juknis bagi setiap OPD dan kapanewon sebagai upaya kita menurunkan stunting. Diharapkan OPD dan kapanewon dapat bekerja sama memberikan data riil agar program kebijakan selanjutnya dapat tepat sasaran dan memiliki dampak signifikan," kata dia.
BACA JUGA: Delapan Tim Siap Bertarung di Piala Presiden 2024, Ini Jadwal Lengkapnya
Kepala Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Sleman Muhammad Daroji mengatakan hasil pengukuran serentak di Kabupaten Sleman menunjukkan 99,96 persen balita telah dilakukan antropometri atau 51.570 anak balita telah diukur dari 51.593 sasaran balita di daerah itu.
"Kegiatan pengukuran dan intervensi serentak ini tidak hanya berhenti pada pengukuran, namun masih ada proses verifikasi dan validasi data serta intervensi maupun rujukan kasus anak balita bermasalah gizi sesuai tatalaksana yang ditetapkan Kementerian Kesehatan," katanya.
Dia menjelaskan evaluasi ini bertujuan mengetahui hasil pelaksanaan intervensi stunting dengan hasil pengukuran ibu hamil, balita dan calon pengantin, serta tindak lanjut pelaksanaan selanjutnya.
Peserta evaluasi 150 orang berasal dari OPD dan lintas sektor serta panewu (camat) dan lurah (kepala desa) se-Kabupaten Sleman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan Sebut Rehabilitasi Narkoba untuk Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Peringati Sumpah Pemuda, Karang Taruna Rejowinangun Gelar Rejowinangun Fest 2024
- Ruang Melamun Bisa Jadi Rekomendasi Toko Buku Lawas di Jogja
- BKAD Kulonprogo Terbitkan SPPT, Nilai Pajak Bandara YIA Tahun 2024 Rp16,38 Miliar
- Grand Zuri Malioboro Corporate Gathering Nobar Home Sweet Loan
- Pilkada 2024: Politik Uang Tak Pengaruhi Preferensi Pemilih di Kota Jogja
Advertisement
Advertisement