Advertisement
Maksimalkan Produksi, Komisi Irigasi DIY Bahas Rencana Tata Tanam 2024/2025
Advertisement
JOGJA—Komisi Irigasi DIY membahas rencana tata tanam dan pola tanam untuk tahun 2024/2025 dalam sidang yang digelar pada Kamis (18/7/2024). Hasil sidang itu nantinya dituangkan dalam surat keputusan Gubernur DIY tentang Rencana Tata Tanam (RTT) Tahunan Periode 2024/2025.
PPK Kelembagaan Komisi Irigasi DIY, Moh. Nur Kholis menerangkan sidang tersebut merupakan sidang yang kedua kalinya digelar. Sebelum itu pihaknya juga telah melakukan analisis debit andalan, pengusulan RTT dan analisis perhitungan neraca air dengan melibatkan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A).
"Hasil sidang akan menentukan bahwa 2024/2025 ini di masing-masing daerah irigasi apa mengalami perubahan atau tidak dari sistem tanam yang selama ini ada," ujarnya.
Advertisement
Di DIY, kata dia, ada 41 daerah irigasi yang nantinya akan dianalisis antara ketersediaan dan kebutuhan. Hal itulah yang menjadi dasar pihaknya untuk menentukan draft RTT yang akan disahkan Gubernur. Jika kebutuhan air tidak cukup maka akan dirubah pola tanam pada masa tanam (MT) 1 atau menggeser komoditas yang ditanam.
"Ketika airnya ada ya tidak masalah ditanami padi. Tetapi ketika air kurang maka ditentukan komoditasnya palawija sehingga pola tanam padi/palawija itu tidak semua bisa diberlakukan," jelasnya.
Nur Kholis mencontohkan, di salah satu daerah irigasi yakni Tirtorejo dari Januari-Juni ketersediaan air terhitung masih cukup untuk kebutuhan tanaman. Akan tetapi pada Juli-November antara kebutuhan dan ketersediaan seimbang, sehingga di Tirtorejo diusulkan pola tanamnya yakni padi/palawija-padi/palawija-padi/palawija.
"Nanti yang ditanam padi berapa luasnya dan palawija berapa itu ada semua. Juga yang kolam ikan, sehingga tidak ada lagi pertentangan antara petani ikan dan tanaman pangan," ujarnya.
Usulan Petani
Perwakilan Bappeda DIY, Wahyu Triyono menyebut penyusunan draf RTT merupakan salah satu ketugasan dari Komisi Irigasi DIY yang bertujuan mencegah persaingan pemakai air di tingkat sungai dan irigasi.
Penyusunan RTT, kata dia dimulai dari adanya usulan petani dan kemudian dibahas komisi irigasi untuk kemudian disahkan Gubernur.
Sumakir Perwakilan P3A Komisi Irigasi Kulonprogo Tani Makmur menyatakan, pihaknya mengusulkan agar MT 1 dimulai pada 1 September mendatang, sehingga awal Agustus irigasi sudah berjalan dan mengairi lahan pertanian warga.
Dalam perencanaan draf RTT itu pihaknya juga mengusulkan agar pola tanam yang dijalankan yakni padi-padi-palawija dan sayuran serta buah-buahan.
"Kalau MT 1 ada yang tanam sayuran juga bisa, airnya dari sumur karena Mei itu tidak dialirkan tetapi dikeringkan. Tidak ada perubahan, sama seperti tahun lalu. Sebagian besar memang tanam padi," katanya. (BC)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Warisan Budaya Kabupaten Blora Jadi Kekayaan Intelektual Komunal, Ini Daftarnya
- Angkat Seni dan Budaya, Festival Candi Kembar Klaten Dimeriahkan Kirab Gunungan
- Diduga Korsleting, Mobil Sarat Penumpang Hangus Terbakar di Tol Boyolali
- Seru Banget! Bupati Blora Arief Rohman Menari Tayub Bareng 3.000 Penari
Berita Pilihan
Advertisement
Harga Avtur di Indonesia Tertinggi se Asean, Bos AirAsia: 28 Persen Lebih Mahal dari Malaysia
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Peringatan Gempa Megatrust Tidak Berdampak ke Bantul
- Keluyuran Bawa Pistol Mainan, Tiga Remaja Asal Sleman Ditangkap di Bantul
- Polres Bantul Ajak Warga Berantas Peredaran dan Penyalahgunaan Narkoba
- Sleman Belum Punya Warisan Budaya di Bidang Kuliner
- Buka Acara Puncak Lomba Batik Sawit Nasional 2024, PJ Wali Kota Yogyakarta: Batik Sawit Luar Biasa dan Siap Mendunia
Advertisement
Advertisement