Advertisement
Pimpinan Sekolah Swasta di Jogja Bahas Implementasi Kurikulum Merdeka dan Tantangannya

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA–Implementasi Kurikulum Merdeka yang diterapkan di berbagai jenjang pendidikan dibahas dalam agenda diskusi bertajuk Leading School's Transformation: Seize the Opportunities Offered by Merdeka Curriculum yang digelar di Jogja pada Sabtu (10/8/2024).
Acara yang diinisiasi oleh The Association of National and Private Schools (ANPS) yang merupakan sebuah asosiasi pendidikan antar sekolah nasional dan swasta di Indonesia ini bertujuan untuk menjalin sinergi dan melihat peluang dari penerapan Kurikulum Merdeka yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.
Advertisement
BACA JUGA: Libatkan 7 Negara, Sleman Jadi Tuan Rumah ASEAN Sport Day Tahun 2024
Dalam agenda yang diikuti oleh pimpinan sekolah swasta dan sejumlah fakultas kependidikan di Jogja dan Jawa Tengah itu, berbagai sekolah yang berstatus sebagai Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK), sekolah swasta yang mengintegrasikan kurikulum nasional dengan kurikulum lain memaparkan bagaimana penerapan Kurikulum Merdeka di sekolahnya.
Policy Analyst Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan Indriyati Herutami yang menjadi pemateri di sesi pertama diskusi itu menjelaskan tentang inti dan esensi dari Kurikulum Merdeka yang bisa dijadikan pedoman bagi sekolah swasta nasional maupun SPK dalam mengadopsi ataupun mengadaptasi kurikulum ini ke dalam kurikulum masing-masing sekolah.
Senior Country Manager Indonesia Cambridge Assessment International Education Dianindah Apriyani menyebut, Kurikulum Merdeka sangat fleksibel dan terbuka sehingga lebih mudah untuk diintegrasikan dengan kurikulum lain, misalnya Kurikulum Cambridge.
"Terdapat berbagai prinsip pembelajaran yang sama dari dua kurikulum ini. Bahkan pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam Kurikulum Merdeka, mirip dan sesuai dengan Learners’ Attributes pada Cambridge Curriculum," katanya.
BACA JUGA: Rokok Ilegal Makin Marak, Ini Ciri-Cirinya
Sementara Perwakilan Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) DIY Sumaryanta menyatakan, Kurikulum Merdeka memberikan ruang dan fleksibilitas bagi sekolah untuk mengelola kurikulumnya sesuai dengan kekhasan dan kebutuhan masing-masing.
"Namun, untuk dapat memodifikasi, mengintegrasikan dan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, sekolah perlu untuk memahami kurikulum tersebut secara kuat terlebih dahulu," jelas dia.
Diskusi ini juga turut dihadiri peserta dari beberapa kampus seperti Fakultas PGSD Universitas Sanata Dharma, Fakultas Bahasa Inggris UKDW dan Fakultas Bahasa Inggris UII Jogja. Masing-masing universitas tersebut membahas tentang tantangan menyiapkan guru yang sesuai dengan apa yang diharapkan dari sekolah saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Banyak Warga Bantul yang Bunuh Diri, Ini Kata Bupati Halim
- Alasan Bupati Gunungkidul Tak Hidupkan Kembali Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
- Raperda Pertambangan, Ketua DPRD DIY: Banyak Tambang Liar yang Merusak Lingkungan
- Korban Mafia Tanah Mbah Tupon Malah Digugat dalam Gugatan Perdata Jual Beli Tanah, Sidang Dimulai 1 Juli
- Pemkab Bikin Kajian Investasi di JJLS Kelok 23 di Perbatasan Gunungkidul Bantul
Advertisement
Advertisement