Advertisement

Cara Desainer Bersaing dengan Tekstil Impor: Jangan Buang Energi, Ciptakan Karya Berkualitas

Sunartono
Kamis, 22 Agustus 2024 - 15:47 WIB
Sunartono
Cara Desainer Bersaing dengan Tekstil Impor: Jangan Buang Energi, Ciptakan Karya Berkualitas Isu fesyen tersebut dibahas dalam seminar bertajuk How To Create and Develop Your Fashion Brand di Grand Rohan Hotel, Kamis (22/8/2024). - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Membanjirnya impor tekstil berasal dari China turut direspons sejumlah kalangan masyarakat akhir-akhir ini. Kran impor yang berlebihan dikhawatirkan mematikan produk fesyen lokal.

Meski demikian beberapa desainer mengungkap keberadaan tekstil impor harus direspons dengan cara bijak, salah satunya dengan menciptakan karya yang menarik dan berkualitas. Isu fesyen tersebut dibahas dalam seminar rangkaian Jogja Fashion Week 2024 bertajuk How To Create and Develop Your Fashion Brand di Grand Rohan Hotel, Kamis (22/8/2024). 

Advertisement

BACA JUGA : Satgas Impor Ilegal Belum Berdampak Langsung ke Industri

Desainer Senior Musa Widyatmojo mengungkapkan memang akhir-akhir ini sering ada keluhan terkait membanjirnya impor tekstil ke Indonesia. Meski demikian pelaku industri fesyen harus merespons secara bijak dan tidak asal sekadar ikut-ikutan ketika menolak. Alasannya, ketika hanya sekadar ikut-ikutan menolak keberadaan impor tekstil maka hanya akan membuang energi.

Oleh karena itu ia menyarankan agar pelaku industri fesyen tetap fokus dengan karya masing-masing. Menurutnya dengan meningkatkan kualitas produk fesyen, ia yakin produk fesyen lokal akan mampu bersaing dengan gempuran impor.

"Kalau memang barang impor tekstil itu tidak berdampak ya jangan memenuhi konsentrasinya kita. Jadi konsentrasi [pelaku industri fesyen] seharusnya kemana? harus tetap menciptakan karya terbaiknya. Jangan sampai ketika membuat karya fesyen hanya sekadar begini-begini aja, tidak bisa," katanya.

Musa menyarankan pelaku industri fesyen jangan hanya mengeluarkan produk yang sama karena cenderung akan membuat pelanggan merasa bosan. Sebaliknya harus ada inovasi yang berkualitas. Ia menilai pasar fesyen di Indonesia sangat luas, mulai dari kelas bawah sampai kelas kakap. Segmen beragam itu bisa ditangkap secara kreatif oleh pelaku industri fesyen.

"Harus mengusahakan membuat karya yang berbeda. Coba kalau melihat pameran di luar negeri selalu ada sesuatu yang berbeda. Kita di Indonesia juga harus inovatif, bikin sesuatu yang baru, saya yakin dengan inovasi, fesyen kita akan bisa bersaing dengan produk impor. Jangankan impor sesama UKM fesyen juga kan bersaing, mari kita berlomba bikin karya yang menarik," katanya.

BACA JUGA : AMTI Kritisi Ketegasan dan Kinerja Satgas Impor yang Masih

Kepala Disperindag DIY Syam Arjayanti sepakat bahwa fesyen lokal harus merespons secara bijak keberadaan tekstil impor salah satunya menciptakan produk fesyen yang berbeda dan berkualitas. Ia mendorong agar masyarakat memiliki kesadaran lebih memilih fesyen lokal daripada impor.

"Kalau kesadaran masyarakat meningkat dengan membeli produk lokal saya yakin tidak perlu takut dengan keberadaan impor. Market fesyen kita itu sebenarnya masih luas. Tetapi masalahnya rasa nasionlisme untuk membeli barang lokal itu, sehingga muncul impor dengan harga murah," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ribuan Mahasiswa Unhan Ditetapkan Jadi Komcad Matra Darat

News
| Kamis, 19 September 2024, 04:57 WIB

Advertisement

alt

Mie Kangkung Belacan Jadi Primadona Wisata Kuliner Medan

Wisata
| Selasa, 17 September 2024, 22:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement