Advertisement

Delegasi Fordasi Ingin Timba Ilmu dari DIY

Media Digital
Senin, 26 Agustus 2024 - 22:27 WIB
Maya Herawati
Delegasi Fordasi Ingin Timba Ilmu dari DIY Delegasi dari Papua yang akan mengikuti Forum Desentralisasi Asimetris Indonesia (Fordasi) tiba di Yogyakarta International Airport (YIA), Kulonprogo, Senin (26/8/2024). - Harian Jogja - Triyo Handoko

Advertisement

KULONPROGO—Sejumlah delegasi dari Papua tiba di DIY, Senin (26/8/2024). Lewat lawatan ini mereka berharap dapat belajar dan menjalin kerja sama dengan Pemda DIY terkait dengan penataan tanah adat hingga pengembangan UMKM.

Harapan itu bagi mereka realistis karena Pemda DIY sudah cukup berpengalaman dalam mengelola keistimewaan. Para delegasi menilai penyelenggaraan keistimewaan di Bumi Mataram juga berhasil.

Advertisement

Delegasi dari Papua Tengah, Edward S. Renmaur, menjelaskan penataan Sultan Grond (SG) dan Pakualaman Grond (PAG) akan menjadi model percontohan untuk diterapkan di tanah ulayat yang berada di provinsi baru tersebut. Edward yang juga Kepala Bagian Otonomi Khusus, Pemda Papua Tengah, menilai tata kelola di DIY terbukti berhasil.

Keberhasilan pengelolaan SG dan PAG itu, jelas Edward, tak hanya sebatas administratif tapi juga implementatif dalam menyejahterakan masyarakat DIY. "Sehingga kami sangat ingin belajar, agar tanah ulayat kami yang kaya akan sumber daya alam dapat dikelola maksimal untuk masyarakat," jelasnya saat ditemui di Yogyakarta International Airport (YIA), Kulonprogo, Senin.

Indikator lain keberhasilan pengelolaan SG dan PAG, lanjut Edward, adalah minimnya konflik di atas pertanahan tersebut. "Sedangkan di wilayah kami, tanah ulayat ini punya risiko karena konflik yang cukup lumayan. Kami ingin mengantisipasi itu dengan pengelolaan yang baik seperti di DIY," ujarnya.

Selain pertanahan, DIY juga dinilai berhasil dalam mengelola pemerintahannya secara mandiri sesuai keistimewaannya. "Sistem pemerintahan di DIY ini juga bagus kalau kami lihat, semuanya teratur sesuai keistimewaannya, ini juga kami harapkan dapat kami pelajari," katanya.

Edward menyebut sistem pemerintahan DIY selain sudah teruji dengan keistimewaannya juga dinilai dapat memberikan kepastian layanan yang baik kepada masyarakat. "Akses masyarakat menggunakan layanan pemerintah di Jogja juga cukup unggul, bagaimana pegawai pemerintahan dapat sigap ini akan kami contoh juga," ujarnya.

Adapun delegasi dari Papua Selatan, Stevanus Aris Mahuze, berharap forum ini dapat secara konkret membuahkan kerja sama. Ia ingin membangun kerja sama langsung dengan Pemda DIY dalam mengembangkan UMKM dan sektor kebudayaan. "Sebelumnya kami juga sudah menjalin kerja sama dengan Pemda DIY dan itu berjalan dengan baik, seperti kerja sama kebudayaan dalam event-event khusus," jelasnya.

Kerja sama dalam sektor kebudayaan itu, lanjut Aris, adalah partisipasi gelar busana. "Jadi Pemda DIY rutin mengundang kami berpartisipasi dalam peragaan busana di Jogja, ini kami harap dapat ditingkatkan lagi,” kata dia.

Untuk kerja sama UMKM, menurut Aris, sudah ada kesepakatan dengan Pemda DIY melalui kolaborasi SiBakul. "Kesepakatan untuk mengembangkan model SiBakul di Papua Selatan sudah ada, tinggal kami tindak lanjuti dalam kerja sama ini," terangnya.

Aris melihat pengembangan UMKM di DIY sangat pesat. Melalui kerja sama itu, ia berharap UMKM di Papua Selatan juga dapat meniru jejak UMKM di Bumi Mataram untuk berkembang pesat agar perekonomian di Bumi Cendrawasih dapat terangkat. 

Sasaran Kementerian

Kerja sama antardaerah dengan otonomi khusus ini menjadi sasaran Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pada Fordasi 2024 ini. Analis Kebijakan Direktorat Penataan Daerah Otonomi Khusus Kemendagri, Abdul Jafar, menyebut kerja sama ini pertama dilakukan dalam Fordasi.

Fordasi sebelum-sebelumnya tidak secara detail mengatur kerja sama. "Kali ini kami sudah rumuskan apa saja yang bisa dikerjasamakan secara konkret sehingga tiap daerah dalam Fordasi dapat memanfaatkannya," ucapnya.

Jalinan kerja sama antar daerah ini, lanjut Jafar, diharapkan dapat meningkatkan pengembangan daerah secara lebih maksimal. "Supaya setiap daerah dapat makin sejahtera dengan saling kerja sama dan kolaborasi sesuai kebutuhan masing-masing,” kata dia.

Fordasi beranggotakan sembilan provinsi, yakni DIY, DKI Jakarta, Aceh, Papua, Papua Barat, Papua Selatan, Papua Barat Daya, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.

BACA JUGA: Pasar Prambanan Sleman dan Tiga Rumah di Gunungkidul Dilaporkan Rusak Akibat Gempa

Sumbu Filosofi

Sementara itu, Pemda DIY akan menampilkan sejumlah stan menarik berkaitan dengan produk keistimewaan pada venue Fordasi di Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta, Sleman, pada Selasa (27/8) hingga Kamis (29/8). DIY akan mengenalkan berbagai kekhasan Jogja dalam forum tersebut, salah satunya pengakuan UNESCO terhadap salah satu kawasan di DIY yang dikenal dengan Sumbu Filosofi.

Secara umum DIY memastikan telah siap menyambut delegasi Fordasi 2024. Sejumlah perwakilan dari beberapa provinsi sudah tiba di Jogja pada Senin.

Paniradya Pati Paniradya Kaistimewan DIY, Aris Eko Nugroho, menjelaskan beberapa perwakilan dari Papua Pegunungan dan Papua Barat telah sampai di Jogja sehari sebelum pelaksanaan. Mereka sangat antusias dengan Jogja sebagai tuan rumah pelaksanaan pertemuan Fordasi. "Semua provinsi sudah memastikan hadir tetapi dengan jumlah rombongan yang berbeda-beda, hari ini [kemarin] yang sudah datang dari Papua Barat dan Papua Pegunungan," kata Aris, Senin.

Rangkaian acara pada hari pertama digelar pada Selasa (27/8) malam di Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta berupa welcome dinner bagi para peserta. Pada waktu dan tempat yang sama, Fordasi 2024 juga dibuka dengan serangkaian acara, mulai dari sambutan oleh Gubernur DIY serta keynote speech dari Kemendagri, seremonial pembukaan, penyerahan suvenir hingga penampilan ragam seni tari.

Setelah pembukaan, para tamu undangan akan diarahkan untuk mengunjungi pameran berbagai produk keistimewaan termasuk UMKM. "Untuk hari pertama ini memang belum masuk ke acara inti, jadi baru pembukaan dan keakraban setiap delegasi. Dari Kemendagri nanti akan ada yang memberikan keynote speech," katanya.

Ia mengatakan UMKM yang dipamerkan telah dikurasi oleh Dinas Koperasi dan UKM DIY sehingga peserta akan menampilkan produk terbaik dan menarik untuk disajikan kepada peserta. Sebagian besar UMKM tersebut telah melalui proses pendampingan dan pendanaan dana keistimewaan DIY.  "Ada berbagai macam UMKM. Ada makanan, fesyen, kerajinan dan lain-lain yang khas dengan Jogja," katanya.

Pameran juga akan menampilkan informasi Sumbu Filosofi baik berupa narasi visual maupun tertulis. DIY ingin menginformasikan secara detail kepada para peserta Fordasi 2024 bahwa ada salah satu ruang atau kawasan di Jogja yang sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia yang telah ditetapkan pada 18 September 2023 silam. "Kami upayakan menampilkan informasi mengenai Sumbu Filosofi sepanjang Tugu sampai Panggung Krapyak," ujar Aris Eko Nugroho.

Selain itu, beragam produk keistimewaan juga disajikan dalam pameran baik berbentuk produk cetak, buku tentang produk hukum, hingga profil inovasi. Pameran itu akan menampilkan setiap urusan keistimewaan, mulai dari urusan tata cara pengisian gubenur dan wakil gubernur, history pelantikan pada 2017 dan 2022 serta penghargaan selama masa periode jabatan tersebut. Pameran ini akan disertai dengan infografis yang menarik.

Urusan kelembagaan akan dipamerkan melalui buku Peraturan Keistimewaan Urusan Kelembagaan Tahun 1950 - 2022, scan QR bank data aturan Keistimewaan, pembagian buku inovasi, serta kuis matching filosofi DIY dengan maknanya.

Adapun pameran berkaitan dengan urusan kebudayaan meliputi video kebudayaan lokal, buku, dan beragam produk desa mandiri budaya yang sudah berkembang berkat dana keistimewaan DIY. "Kemudian urusan pertanahan menampilkan infografis, video dan film, pameran sertifikat asli berupa kekancingan, dokumen Rijksblad, termasuk bagaimana produk pemanfaatan tanah-tanah kasultanan dan kadipaten di DIY. Sedangkan urusan tata ruang juga akan menampilkan seperti video beach run," ujarnya.

Aris menegaskan pameran tersebut sangat berkaitan dengan nilai budaya lokal yang dikembangkan untuk kesejahteraan warga DIY melalui berbagai program yang digulirkan dengan dukungan dana keistimewaan. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gempa di Jawa Barat Dipicu Aktivitas Sesar Garsela

News
| Rabu, 18 September 2024, 11:37 WIB

Advertisement

alt

Mie Kangkung Belacan Jadi Primadona Wisata Kuliner Medan

Wisata
| Selasa, 17 September 2024, 22:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement