Advertisement

Lahan RPH Segoroyoso Terbatas, Rencana Relokasi Belum Pasti

Stefani Yulindriani Ria S. R
Rabu, 28 Agustus 2024 - 14:47 WIB
Abdul Hamied Razak
Lahan RPH Segoroyoso Terbatas, Rencana Relokasi Belum Pasti Penyembelihan hewan kurban di RPH Giwangan - Harian Jogja - Alfi Annissa Karin

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Lahan Rumah Potong Hewan (RPH) Segoroyoso masih terbatas. Rencana relokasi RPH Segoroyoso ditargetkan akan dilakukan pada tahun 2026.

Kepala UPTD RPH Segoroyoso, Harsana menyampaikan saat ini lahan RPH Segoroyoso hanya sekitar 500 meter. Padahal kebutuhannya sekitar 5 ribu meter.

Advertisement

"Diperlukan tempat untuk penurunan sapi, mengistirahatkan sapi, dan pelayanan pemotongan daging. Selain itu, instalasi IPAL juga diperlukan," katanya, Rabu (28/8/2024).

Dia mengatakan alat pemotongan hewan di RPH tersebut masih manual. Menurutnya, kebutuhan alat potong hewan elektrik untuk mempercepat proses pemotongan disana.

BACA JUGA: Sudah Diperluas, TPAS Wukirsari Dikembangkan Pakai Rp50 Miliar

Dia menuturkan RPH Segoroyoso biasanya melayani pemotongan sapi. Dalam sehari, ada sekitar 3-6 ekor sapi yang dilayani. 

Disana, sapi akan diperkirakan kesehatannya terlebih dahulu sebelum dipotong. Pihaknya pun melakukan upaya tersebut untuk mencegah penyebaran penyakit zoonosis. 

Kemudian, setelah itu, sapi akan disembelih hingga proses pengulitan. Menurutnya seluruh proses tersebut memerlukan waktu sekitar 45-60 menit per ekor. Sementara antrian untuk setiap pemotongan sapi sekitar 30 menit per ekor. 

Menurutnya, lahan yang terbatas dan mesin masih manual sering membuat antrian proses tersebut mengular.

"Kalau misal [sapi] yang dipotong banyak misal 6-7 ekor, antriannya banyak. Tetap memerlukan RPH yang lebih luas dan representatif," ujarnya.

Dia mengatakan bahwa konsumen daging sapi sebagian besar meminati daging segar. Sehingga setelah dipotong, jagal sapi akan membersihkan lemaknya kemudian diantar ke pasar.

Menurutnya, daging sapi dari sana berasal dari sekitar Segoroyoso, Imogiri, Gunungkidul, Gamping bahkan Wonogiri. Daging sapi tersebut biasanya didistribusikan ke beberapa pasar di Bantul, Kota Jogja, dan Purworejo.

Dia menuturkan proses pemotongan hewan dimulai sekitar pukul 23.00 WIB. Petugas yang ada harus bergegas karena sekitar pukul 05.00-06.00 WIB, daging tersebut harus didistribusikan ke pasar dan beberapa penjual daging lain.

Saat ini, lanjutnya, ada 12 petugas disana. Dari jumlah tersebut ada satu dokter hewan, dua juru sembelih halal (juleha) dan dua paramedik.

Dia menuturkan selama ini belum ada IPAL disana. Limbah pemotongan daging biasanya ditaruh ditempat khusus di wilayah Segoroyoso. 

Menurutnya, tempat tersebut tidak representatif lantaran seharusnya ada tempat untuk mengolah lahannya.

BACA JUGA: BPBD DIY Catat 5 Kebakaran Hutan Selama Agustus

"Sebenarnya seperti itu [menumpuk limbah] tidak boleh, [karena] menanggung lingkungan, harusnya ada proses lebih lanjut [pengolahan limbah]," katanya.

Dia menuturkan sebelumnya permohonan relokasi RPH Segoroyoso telah diajukan, meski menurutnya belum ada kepastian terakhir tempat relokasinya.

Sementara Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul, Joko Waluyo menyampaikan hal serupa. 

"Belum ada kepastian [relokasi RPH Segoroyoso], baru usulan. Belum tahu, tergantung anggaran ada atau tidak," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Truk Molen Tersangkut Jembatan Kereta Api di Jakarta Timur, Begini Penampakannya

News
| Sabtu, 14 September 2024, 04:07 WIB

Advertisement

alt

Kawah Ijen Mulai Dibuka Kembali, Ini SOP Pendakiannya

Wisata
| Sabtu, 07 September 2024, 21:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement