City Tour Fordasi 2024, Delegasi Ingin Tiru Desa Wisata Nglanggeran dan Tinalah
Advertisement
JOGJA—Delegasi Forum Desentralisasi Asimetris Indonesia (Fordasi) mengikuti city tour dalam rangkaian pertemuan di DIY. Mereka mengunjungi lima kabupaten dan kota di DIY, termasuk Gunungkidul dan Kulonprogo.
Faisol datang menggunakan mobil bak terbuka. Dia dan rombongan langsung menuju sebuah rumah di belakang Griya Cokelat, Kalurahan Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, Kamis (29/8/2024). Di dalam rumah tersebut, terdapat tabung-tabung yang berisi biji kakao dan kakao bubuk. Di sisi yang lain ada sebuah toples berisi cokelat cair dan sebuah wajan. Mereka bersiap membuat dodol cokelat.
Advertisement
Selama mengamati penjelasan karyawan Griya Cokelat mengenai pengolahan biji cokelat menjadi dodol, Faisol menyadari satu hal bahwa sektor pertanian cokelat memiliki kaitan erat dengan peternakan kambing etawa yang menghasilkan produk susu.
“Ternyata cokelat nyambung dengan peternakan kambing etawa dan produk susunya,” kata Faisol, Ketua Kelompok Otonomi Daerah Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Biro Pemerintahan Setda Provinsi DKI Jakarta, Kamis.
Menurut dia, pengelolaan sektor pertanian dan peternakan melalui kelompok tani (poktan) tersebut menjadi bukti keaktifan masyarakat DIY. Pengelolaan dan pengolahan dilakukan dari hulu ke hilir hingga pemerahan susu.
Produk turunan dari dua sektor tersebut, kata dia, menjadi potensi ekonomi luar biasa ke depannya. “Ada produksi cokelat yang bergabung dengan produk susu kambing etawa. Berarti ada kolaborasi,” katanya.
Faisol menambahkan pemberdayaan masyarakat melalui dua sektor itu tentu dapat berkembang pesat dengan dukungan anggaran dari Pemerintah DIY baik APBD maupun dana keistimewaan (danais). “Mudah-mudahan jadi contoh untuk daerah lain,” ucapnya.
Selain Faisol, ada Willem Da Costa yang ikut dalam city tour di Nglanggeran. Willem lebih dulu masuk ke Griya Cokelat setelah pemaparan materi pengolahan dodol selesai. Dia keluar membawa belanjaan produk olahan kakao.
Di sebuah gazebo, Willem menceritakan topografi Papua Selatan tidak begitu cocok apabila digunakan untuk mengembangkan kakao. Namun, topografi yang lebih banyak berupa hamparan lahan cocok digunakan untuk pengembangan sektor peternakan.
Willem yang merupakan Staf Ahli Gubernur Bidang Keuangan Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Papua Selatan mengaku forum ini sangat baik untuk saling belajar dan bekerja sama. “Kami bekerja sama untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, khususnya daerah penerima dana otonomi khusus atau keistimewaan baik bidang pariwisata, pengembangan SDM, pertanian, kesehatan/pendidikan,” katanya.
Objek Wisata
Delegasi Fordasi juga berkunjung ke sejumlah lokasi di Kulonprogo. Bagi Nelles Dowansiba, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Papua Barat yang menjadi delegasi Fordasi, mengunjungi Desa Wisata Tinalah bukan barang baru. Ia pernah mengunjungi objek wisata di Kepanewon Samigaluh itu pada 2021 silam.
Tujuan dua kunjungan Nelles ini sama, yaitu untuk mempelajari dan mengimplementasikan pengelolaan desa wisata di tanah kelahirannya, Papua Barat.
Kekagumannya terhadap Desa Wisata Tinalah adalah masyarakatnya yang secara mandiri mengelola objek wisata tersebut.
Kemandirian warga Kalurahan Purwoharjo mengelola Desa Wisata Tinalah itu membuat Nelles hendak mengajukan kerja sama dengan Pemda DIY. Kerja sama itu diharapkan Nelles mampu menularkan strategi pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat ke Papua Barat.
"Saya penasaran apa yang terjadi di sini, kenapa masyarakatnya begitu aktif dan inovatif, ini pengin saya gali agar bisa saya terapkan di Papua Barat," ujarnya.
Soal-soal lain dalam pariwisata di Bumi Mataram, jelas Nelles, tidak begitu berbeda dengan Papua Barat. Kekayaan alam seperti pantai, dan kawasan lingkungan asri lainnya mirip. Ia juga turut mengikuti paket wisata melukis batu dan membuat topi dari blarak atau daun pohon kelapa.
"Paket-paket wisata seperti ini juga perlu kami tiru, ini bagian dari budaya lokal Jogja yang potensial dan dapat digarap dengan baik," jelasnya.
Pengelolaan kebudayaan di Bumi Mataram yang dapat dimaksimalkan untuk menarik daya pikat pariwisata, sambung Nelles, juga menarik baginya.
Nelles menyebut salah satu kekayaan sejarah Papua Barat adalah turunnya injil di Bumi Cendrawasih. Pulau Mansinam, Teluk Doreh, Kabupaten Manokwari menjadi saksi penginjilan itu pada 5 Februari 1855 yang dilakukan dua misionaris asal Jerman.
Senada dengan Neles, Kepala Bagian Otonomi Khusus Papua Pegunungan, Ibrahim Maumere menyebut suasana Desa Wisata Tinalah mirip wilayahnya. Kemiripan itu antara lain kondisi geografisnya hingga corak produksi masyarakatnya yang berkebun.
Persamaan kondisi lingkungan seperti itu membuat Ibrahim optimistis dapat belajar banyak dari Desa Wisata Tinalah untuk mengembangkan wisata di Papua Pegunungan. Delegasi Fordasi juga sangat tertarik dengan semangat masyarakat Jogja yang menjunjung tinggi gotong royong. "Termasuk dalam pengelolaan wisata seperti ini yang sangat penting dan menginspirasi kami," katanya.
Salah satu potensi unggulan wisata Papua Pegunungan, menurut Ibrahim, adalah perkebunan kopi. "Model pengelolaanya saya kira akan lebih tepat jika seperti desa wisata ini, dengan semangat gotong royong kami kira akan maksimal seperti Jogja."
Selain ke Kulonprogo dan Gunungkidul, delegasi Fordasi mengikuti city tour ke Kraton, Tamansari, dan Kampung Wisata Rejowinangun di Kota Jogja; Desa Wisata Nganggring dan Lava Tour di Sleman; serta Desa Wisata Krebet dan Jeep Tour di Bantul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Yogyakarta Marriott Hotel Ajak Tamu Nikmati Keajaiban Natal 2024 dan Tahun Baru 2025
Advertisement
Berita Populer
- Ratusan Insan Pariwisata Dapat Pelatihan dari Pengelola Bandara YIA
- Diterjang Hujan Lebat dan Angin Kencang, Sejumlah Baliho dan Pepohonan di Sinduadi Sleman Tumbang
- 3.239 Warga di Jogja Gangguan Jiwa, Ini Langkah yang Ditempuh Dinkes
- Ngayogjazz 2024 di Kalimundu Dipadati Ribuan Orang
- Korban Penganiayaan di Jambusari Sleman Ternyata Agen Travel, Ini Pemicunya
Advertisement
Advertisement