Advertisement
Masa Tanam Ketiga, Luas Tanam Padi di Sleman Bakal Menyusut, Ini Penyebabnya
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman mencatat luas tanam padi di musim tanam ketiga mengalami pneyusutan signifikan. Hal ini dikarenakan ketersediaan air yang berkurang serta adanya pergantian jenis penanaman dari padi ke jagung atau lainnya.
Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Siti Rochayah mengatakan, untuk sekarang sudah masuki masa tanam ketiga di 2024. Di sisi komoditas, tanaman padi masih mendominasi, namun cakupan luasnya berkurang ketimbang saat masa tanam pertama dan kedua.
Advertisement
Meski belum memberikan informasi secara detail terkait dengan menyusutnya luas tanam padi di musim tanam ketiga, tapi penyusutan tersebut ada dan hampir terjadi setiap tahunnya. Sebagai contoh, di masa tanam 2023, luas panen di musim tanam pertama dan kedua, lahannya bisa mencapai lebih dari 14.000 hektare, tapi di masa tanam ketiga antara September hingga Desember hanya mencapai 7.807 hektare.
“Tentunya produksi padi yang dihasilkan juga menurun, tapi untuk kepastian berapa luasan tanam masih dalam pendataan,” katanya, Kamis (5/9/2024).
Siti mengakui ada beberapa faktor yang membuat musim tanam ketiga, luasan tanam padi berkurang. Adapun faktor utama dikarenakan ketersediaan air yang berkurang karena musim kemarau.
BACA JUGA: Dua Kali Panen, Cadangan Pangan Sleman Bertambah 166.369 Ton
Hal ini pun berdampak terhadap komoditas yang ditanam petani karena adanya perubahan. Biasanya, sambung dia, di musim tanam pertama dan kedua petani memilih padi karena airnya masih mencukupi, tapi di musim tanam ketiga memilih menanam kedelai atau kacang yang kebutuhan airnya lebih sedikit.
Data itu bisa terlihat dari prognosa panen di Kabupaten Sleman di 2023. Tercatat ada kenaikan luas panen jagung di masa tanam ketiga yang mencapai 4.417 hektare, sedangkan di masa tanam pertama dan kedua hanya di kisaran 358 hektare.
“Komoditas kacang tanah juga naik. Dari awalnya hanya 230 hektare di masa tanam pertama dan kedua menjadi 2.500an hektare,” katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Suparmono mengatakan, meski tidak signifikan, musim kemarau juga berdampak terhadap pertanian di Sleman, kususnya di musim tanam ketiga. Hal ini tak lepas adanya pengaruh berkurangnya pasokan air untuk pemeliharaan tanaman.
Meski demikian, ia mengakui ada upaya agar lahan bisa tetap produktif. Salah satunya dengan mengoptimalkan bantuan mesin pompa dan pembuatan sumur air dangkal.
“Sudah banyak yang dibagikan dan rencananya di APBD perubahan akan kami tambah. Harapannya dengan bantuan alat ini, maka petani bisa tetap produktif saat musim kemarau,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Timbulkan 334 Korban, KAI Tutup 309 Perlintasan Sebidang Selama 2024
Advertisement
Bali Masuk 20 Besar Destinasi Wisata Terbaik di Asia Tahun 2025
Advertisement
Berita Populer
- Gembira Loka Zoo Raih Apresiasi atas Pengelolaan Satwa dan Upaya Konservasi Gajah Sumatera
- Pelaku Penjambretan di Gamping Sleman Ditangkap, Diduga Sempat Minum Miras Sebelum Beraksi
- Teras Malioboro 2 Mulai Dikosongkan, 375 Pedagang Belum Ambil Undian
- 890 Sapi Terjangkit PMK, Pemkab Gunungkidul Belum Akan Tutup Pasar Hewan
- Terdampak SE dari Pemerintah Pusat, Proyek Infrastruktur di Bantul Baru Bisa Dimulai Mei 2025
Advertisement
Advertisement