Advertisement

Sekolah Sewaktu di Purbayan Jogja Bikin ODGJ Bisa Berwirausaha

Alfi Annisa Karin
Jum'at, 06 September 2024 - 22:57 WIB
Maya Herawati
Sekolah Sewaktu di Purbayan Jogja Bikin ODGJ Bisa Berwirausaha Wasijan (kanan), seorang ODGJ asal Kelurahan Purbayan berhasil membantu usaha milik keponakannya, Esti Kriswianti (tengah). - Ist - Pemkot Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Wasijan, 55, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Kelurahan Purbayan Kota Jogja, sukses membuka usaha produksi telur asin.

Siapa sangka, seorang ODGJ di Kelurahan Purbayan, Kemantren Kotagede, Kota Jogja, mampu membuka usaha produksi telur asin. Dia adalah Wasijan, 55. Wasijan bersama keponakannya, Hesti Kriswianti bersama-sama merintis usaha produksi telur asin.

Advertisement

Awalnya, Hesti yang merupakan caregiver ODGJ itu digandeng oleh Puskesmas Kotagede 1. Dia mendapatkan pelatihan wirausaha. Produksi telur asin ini bukan satu-satunya usaha yang sempat dia coba.

Sebelumnya, Hesti juga sempat mencoba usaha ternak lele. Namun, mengingat kesulitannya relatif tinggi, dia cenderung lebih senang untuk memproduksi telur asin. Sedikit demi sedikit keterampilan membuat telur asin yang dia dapatkan itu juga dia ajarkan kepada Wasijan. Kini, Wasijam mampu membantu produksi telur asin bersama Hesti.

Hesti mengaku saat itu dia juga sempat mendapatkan modal pertama dari puskesmas. Tak besar jumlahnya, hanya sekitar Rp250.000 waktu itu. Namun, ini bisa menjadi modal awal Hesti untuk mulai merintis usahanya. "Saya sangat semangat. Sampai tabungan juga saya buat modal," ujar Hesti.

Hesti mulai merintis usahanya itu sejak 2022. Produksi dilakukan di rumahnya di Kampung Kembang Basen RT 13 RW 04 KG III/240, Kelurahan Purbayan, Kemantren Kotagede, Kota Jogja. Tempat produksi telur asin terbilang sempit, tetapi tak mengalahkan semangat Hesti dan Wasijan untuk terus memproduksi telur asin setiap harinya.

BACA JUGA: Gunung Merapi Keluarkan 31 Guguran Lava dalam Enam Jam

Baik Hesti maupun Wasijan tampak cekatan dalam membuat telur asin. Awalnya, telur bebek mentah dicuci hingga bersih. Selanjutnya, telur dibalut dengan tanah liat dan dicampur dengan garam. Kemudian, telur tersebut dikeringkan dan disusun di dalam galon bekas yang sudah dibersihkan. Proses pengasinan ini membutuhkan waktu antara satu sampai 10 hari. Tergantung tingkat kematangan dan rasa asin yang diinginkan.

Awalnya, produksi telur asin milik Hesti yang dibantu Wasijan ini hanya mampu menghasilkan 30 butir telur asin setiap harinya. Jumlah ini terus meningkat hingga kini Hesti mampu memproduksi hingga 60 butir telur asin setiap hari. Dia juga mampu mengantongi omzet hingga Rp 5,9 juta per bulan dari usaha produksi telur asin ini. Hesti mengaku telah memiliki langganan.

Ia bersyukur berapa pun telur asin yang dibuatnya selalu ludes dibeli oleh pelanggannya. Esti menyebut telur asin buatannya dibanderol dengan harga yang cukup terjangkau, yakni Rp3.300 perbutir. Tak hanya dibeli secara perorangan saja, telur asin buatannya ini juga telah dipesan secara massal. "Mulai merambah ke acara pernikahan atau hajatan. Untuk telur yang pecah tetapi mentah, kami juga menjualnya dengan harga yang murah, Rp2.500," ucapnya.

Hesti mengatakan usaha telur asin yang sudah berjalan ini tak lepas dari berbagai pasang surut yang dialami. Ia mengaku mempelajari proses pembuatan telur asin dari nol. Awalnya, tak banyak orang yang mengetahui produknya. Belum lagi, ada segilintir konsumen yang juga komplain lantaran hasil telur asinnya yang terlalu asin. Namun, Esti mendapatkan dukungan penuh dari kerabat dan keluarga. Ini yang menjadikan dia terus bersemangat. "Sempat ada yang komplain karena telurnya keasinan dan sempat patah semangat, tapi ada saudara dan keluarga menyemangati saya," ungkapnya.

Hesti mengaku hingga kini kesehatan mental Wasijan masih di bawah pengawasan Puskesmas Kotagede 1. Wasijan juga masih rutin mengonsumsi obat yang diberikan oleh dokter. Seingat Hesti, kondisi kesehatan jiwa Wasijan mulai terganggu sekira sebelum 2006 lalu. Wasijan cenderung diam dan enggan menyampaikan perasaannya. Sampai akhirnya Wasijan berperilaku tak wajar dan dibawa ke Puskesmas Kotagede 1 oleh Hesti. "Dosis obat naik-naik terus, sempat juga tak mau minum obat dan dibawa ke RSJ Grhasia. Cenderung diam, kalau ada masalah dipendam sendiri," ungkapnya.

Konsumsi Obat

Perawat penyelia sekaligus pelaksana Program Kesehatan Jiwa Puskesmas Kotagede 1 Arif Sulistiyanto menuturkan berdasarkan pendampingan kader kesehatan jiwa terhadap Wasijan, Wasijan diketahui mengidap undiferentiated skizofrenia. Ini juga yang menyebabkan Wasijan harus terus mengonsumsi obat secara rutin. Jika tidak, maka emosinya akan meledak-ledak.

Arif mengatakan pemberdayaan kepada caregiver dan klien ODGJ ini merupakan bagian dari inovasi Puskesmas Kotagede 1. Inovasi ini diberi nama Sekolah Sewaktu (Sehat Jiwa Kotagede 1). Lewat program Sekolah Sewaktu, dia berharap perekonomian keluarga caregiver maupun klien ODGJ bisa mandiri secara ekonomi. Arif mengatakan Hesti bukan satu-satunya caregiver yang turut digandeng dan diberi pelatihan. Namun, seiring berjalannya waktu hanya Hesti yang konsisten dan bahkan telah mendapatkan penghasilan tetap dari usaha produksi telur asin ini.

Tak hanya pendampingan dari sisi ekonomi, Puskesmas Kotagede 1 juga terus memantau kesehatan Wasijan. Ini dilakukan dengan upaya jemput bola. Ia berharap usaha produksi telur asin milik Hesti dan Wasijan ini turut mendapat perhatian dan dukungan dari berbagai pihak. Ke depan, dia akan turut mengupayakan adanya kerja sama dengan pihak lainnya melalui program Nglarisi milik Pemkot Jogja. "Dengan Forkopimtren membeli produk mereka, maka eksistensi usaha telur asin dapat terjamin dan harapannya dapat membantu perekonomian keluarga," ungkapnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Akses Jalan Tol Sek 6B dan 6C di IKN Ditarget Rampung Juni 2025

News
| Senin, 16 September 2024, 15:27 WIB

Advertisement

alt

Kota Jogja Masih Jadi Magnet Wisatawan

Wisata
| Minggu, 08 September 2024, 11:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement