Advertisement
Sekolah Sewaktu di Purbayan Jogja Bikin ODGJ Bisa Berwirausaha
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Wasijan, 55, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Kelurahan Purbayan Kota Jogja, sukses membuka usaha produksi telur asin.
Siapa sangka, seorang ODGJ di Kelurahan Purbayan, Kemantren Kotagede, Kota Jogja, mampu membuka usaha produksi telur asin. Dia adalah Wasijan, 55. Wasijan bersama keponakannya, Hesti Kriswianti bersama-sama merintis usaha produksi telur asin.
Advertisement
Awalnya, Hesti yang merupakan caregiver ODGJ itu digandeng oleh Puskesmas Kotagede 1. Dia mendapatkan pelatihan wirausaha. Produksi telur asin ini bukan satu-satunya usaha yang sempat dia coba.
Sebelumnya, Hesti juga sempat mencoba usaha ternak lele. Namun, mengingat kesulitannya relatif tinggi, dia cenderung lebih senang untuk memproduksi telur asin. Sedikit demi sedikit keterampilan membuat telur asin yang dia dapatkan itu juga dia ajarkan kepada Wasijan. Kini, Wasijam mampu membantu produksi telur asin bersama Hesti.
Hesti mengaku saat itu dia juga sempat mendapatkan modal pertama dari puskesmas. Tak besar jumlahnya, hanya sekitar Rp250.000 waktu itu. Namun, ini bisa menjadi modal awal Hesti untuk mulai merintis usahanya. "Saya sangat semangat. Sampai tabungan juga saya buat modal," ujar Hesti.
Hesti mulai merintis usahanya itu sejak 2022. Produksi dilakukan di rumahnya di Kampung Kembang Basen RT 13 RW 04 KG III/240, Kelurahan Purbayan, Kemantren Kotagede, Kota Jogja. Tempat produksi telur asin terbilang sempit, tetapi tak mengalahkan semangat Hesti dan Wasijan untuk terus memproduksi telur asin setiap harinya.
BACA JUGA: Gunung Merapi Keluarkan 31 Guguran Lava dalam Enam Jam
Baik Hesti maupun Wasijan tampak cekatan dalam membuat telur asin. Awalnya, telur bebek mentah dicuci hingga bersih. Selanjutnya, telur dibalut dengan tanah liat dan dicampur dengan garam. Kemudian, telur tersebut dikeringkan dan disusun di dalam galon bekas yang sudah dibersihkan. Proses pengasinan ini membutuhkan waktu antara satu sampai 10 hari. Tergantung tingkat kematangan dan rasa asin yang diinginkan.
Awalnya, produksi telur asin milik Hesti yang dibantu Wasijan ini hanya mampu menghasilkan 30 butir telur asin setiap harinya. Jumlah ini terus meningkat hingga kini Hesti mampu memproduksi hingga 60 butir telur asin setiap hari. Dia juga mampu mengantongi omzet hingga Rp 5,9 juta per bulan dari usaha produksi telur asin ini. Hesti mengaku telah memiliki langganan.
Ia bersyukur berapa pun telur asin yang dibuatnya selalu ludes dibeli oleh pelanggannya. Esti menyebut telur asin buatannya dibanderol dengan harga yang cukup terjangkau, yakni Rp3.300 perbutir. Tak hanya dibeli secara perorangan saja, telur asin buatannya ini juga telah dipesan secara massal. "Mulai merambah ke acara pernikahan atau hajatan. Untuk telur yang pecah tetapi mentah, kami juga menjualnya dengan harga yang murah, Rp2.500," ucapnya.
Hesti mengatakan usaha telur asin yang sudah berjalan ini tak lepas dari berbagai pasang surut yang dialami. Ia mengaku mempelajari proses pembuatan telur asin dari nol. Awalnya, tak banyak orang yang mengetahui produknya. Belum lagi, ada segilintir konsumen yang juga komplain lantaran hasil telur asinnya yang terlalu asin. Namun, Esti mendapatkan dukungan penuh dari kerabat dan keluarga. Ini yang menjadikan dia terus bersemangat. "Sempat ada yang komplain karena telurnya keasinan dan sempat patah semangat, tapi ada saudara dan keluarga menyemangati saya," ungkapnya.
Hesti mengaku hingga kini kesehatan mental Wasijan masih di bawah pengawasan Puskesmas Kotagede 1. Wasijan juga masih rutin mengonsumsi obat yang diberikan oleh dokter. Seingat Hesti, kondisi kesehatan jiwa Wasijan mulai terganggu sekira sebelum 2006 lalu. Wasijan cenderung diam dan enggan menyampaikan perasaannya. Sampai akhirnya Wasijan berperilaku tak wajar dan dibawa ke Puskesmas Kotagede 1 oleh Hesti. "Dosis obat naik-naik terus, sempat juga tak mau minum obat dan dibawa ke RSJ Grhasia. Cenderung diam, kalau ada masalah dipendam sendiri," ungkapnya.
Konsumsi Obat
Perawat penyelia sekaligus pelaksana Program Kesehatan Jiwa Puskesmas Kotagede 1 Arif Sulistiyanto menuturkan berdasarkan pendampingan kader kesehatan jiwa terhadap Wasijan, Wasijan diketahui mengidap undiferentiated skizofrenia. Ini juga yang menyebabkan Wasijan harus terus mengonsumsi obat secara rutin. Jika tidak, maka emosinya akan meledak-ledak.
Arif mengatakan pemberdayaan kepada caregiver dan klien ODGJ ini merupakan bagian dari inovasi Puskesmas Kotagede 1. Inovasi ini diberi nama Sekolah Sewaktu (Sehat Jiwa Kotagede 1). Lewat program Sekolah Sewaktu, dia berharap perekonomian keluarga caregiver maupun klien ODGJ bisa mandiri secara ekonomi. Arif mengatakan Hesti bukan satu-satunya caregiver yang turut digandeng dan diberi pelatihan. Namun, seiring berjalannya waktu hanya Hesti yang konsisten dan bahkan telah mendapatkan penghasilan tetap dari usaha produksi telur asin ini.
Tak hanya pendampingan dari sisi ekonomi, Puskesmas Kotagede 1 juga terus memantau kesehatan Wasijan. Ini dilakukan dengan upaya jemput bola. Ia berharap usaha produksi telur asin milik Hesti dan Wasijan ini turut mendapat perhatian dan dukungan dari berbagai pihak. Ke depan, dia akan turut mengupayakan adanya kerja sama dengan pihak lainnya melalui program Nglarisi milik Pemkot Jogja. "Dengan Forkopimtren membeli produk mereka, maka eksistensi usaha telur asin dapat terjamin dan harapannya dapat membantu perekonomian keluarga," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Dasco Sebut Presiden Prabowo Minta KPK Dampingi Kemenag dan BPH Terkait Pelaksanaan Haji
Advertisement
Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Kemenag Bantul Sebut Makan Bergizi Gratis di Pesantren Disajikan Prasmanan
- Sahid Raya Hotel dan Convention Yogyakarta Hadirkan Promo MalioboroNightFestival2025
- Gardena Gelar 'Fun n Fit Run' Peringati HUT 48 Tahun, Ajak 1500 Penghobi Nikmati 5K dan 10K di Kota Jogja
- Info Stok Darah dan Lokasi Donor Darah di DIY Hari Ini 6 Januari 2025
- Kasus PMK Ternak Kembali Menyeruak, Fakultas Peternakan UGM Bentuk Satgas Penanggulangan PMK
Advertisement
Advertisement