Advertisement
Jaga Kualitas Kesehatan Reproduksi Remaja, BKKBN Sharing dengan Malaysia

Advertisement
JOGJA—Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bekerja sama dengan Kementerian Sekretariat Negara dan United Nations Population Fund (UNFPA) Indonesia menggelar Sharing Best Practice on Adolescent Reproductive Health between Malaysia and Indonesia di Jogja, 8-13 September 2024.
Deputi Pelatihan dan Pengembangan BKKBN, Ukik Kusuma menjelaskan kegiatan ini merupakan bagian dari South-South and Triangular Cooperation (SSTC) dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di bidang kesehatan reproduksi remaja antara Malaysia dan Indonesia.
Advertisement
“Pada 2022, Indonesia memenangkan penghargaan United Nations Population Award. Sejak saat itu menjadi turning point. PBB mengandalkan pemerintah Indonesia, banyak negara yang ingin belajar datang ke Indonesia,” ujarnya di Ibis Style Hotel, Senin (9/9/2024).
Beberapa program yang dicanangkan oleh BKKBN dalam menunjang kesehatan reproduksi remaja di antaranya Generasi Berencana, Bina Keluarga Remaja, Pusat Informasi Konseling Remaja dan Mahasiswa. “Kami ingin menggarap kesehatan reproduksi remaja dari berbagai angle, agar terpenuhi tujuan perencanaan hidup berkeluarga yang baik,” katanya.
Di Indonesia, berdasarkan sensus penduduk pada 2020, proporsi pemuda usia 15-24 tahun sebesar 25%. Seperempat dari populasi masyarakat Indonesia atau sekitar 65 juta orang adalah pemuda. Maka populasi anak muda ini perlu menjadi perhatian serius pemerintah.
“Alhamdulillah, data-data yang sudah kami kumpulkan selama ini, usia menikah pertama anak muda semakin meningkat. Artinya kita mulai meninggalkan pernikahan di bawah umur. Kita sudah sampai di angka 22 tahun. Jadi usia rata-rata menikah Perempuan pertama kali di Indonesia itu 22 tahun. Itu tanda bahwa program kesehatan reproduksi remaja ditangani dengan baik,” katanya.
Perwakilan dari Lembaga Penduduk dan Pembangunan Keluarga Negara (LPPKN) Malaysia, Ahmad Azri mengatakan apa yang dilakukan untuk kesehatan reproduksi remaja di Malaysia hampir sama dengan yang ada di Indonesia, baik dari sisi modul atau programnya.
“Kami di Malaysia memiliki Pusat Remaja Kafeteen. Di Pusat Remaja ini, remaja boleh datang ke situ dan bertanya, masalah kesehatannya atau lainnya. Terkadang kalau remaja misalnya pertama kali haid, dia malu bertanya. Kalau bertanya ke kawan sendiri, mungkin dapat informasi yang salah. Kalau dia datang ke Kafeteen, akan mendapatkan informasi yang tepat,” paparnya.
Dalam kegiatan ini, pihaknya ingin berbagi dan melihat bagaimana implementasi kesehatan reproduksi remaja. “Mudah-mudahan apabila kami pulang ke Malaysia, bisa kita praktekkan. Karena di Malaysia lebih-kurang sama lingkungannya dengna di Indonesia,” kata dia.
Youth Engagement, Digital Health & Innovation Focal Point UNFPA Indonesia, Giasinta Livia mengatakan kegiatan ini menjadi momentum yang baik untuk menegaskan peran penting remaja dalam upaya peningkatan kesehatan remaja.
“Di sini Malaysia mengirim sekitar 20 orang remaja untuk belajar langsung ke Jogja. Belajarnya juga langsung dengan anak muda. Ini menunjukkan keberpihakan pemerintah untuk menunjukkan peran remaja penting juga. Ketika remaja yang memimpin prosesnya, menjadi agen ke komunitasnya, akan mempunyai power yang lebih besar,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Sidang Kasus Perundungan Dokter Aulia Risma, Dekan FK Undip Tak Ada Iuran di PPDS
Advertisement

Begini Cara Masuk Gratis ke Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Khusus Bulan Juli 2025
Advertisement
Berita Populer
- Wiyos Santoso, Ni Made dan Aris Eko Masuk Tiga Besar Kandidat Sekda DIY
- Prestasi ORI DIY, Selesaikan 177 Laporan Selama Semester I 2025, Paling Banyak Soal Isu Pendidikan
- Libur Sekolah, Museum Sandi Ramai Dikunjungi Wisatawan Keluarga
- Leptospirosis di Jogja Meningkat Signifikan, Ada 18 Kasus dengan Lima Kematian
- Asrama Sekolah Rakyat BBPPKS Purwomartani Sleman Siap Ditempati, Begini Fasilitasnya
Advertisement
Advertisement