Ratusan Warga Ponjong Gunungkidul Suspek TBC
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Sekitar 220 warga Ponjong suspek Tuberculosis (TBC). Unit Pelaksana Tugas (UPT) Puskesmas Ponjong I, Kabupaten Gunungkidul, mengatakan umlah suspek ini merupakan hasil dari pengembangan kontak penderita yang dilakukan mulai Senin, (9/9/2024)–Selasa (10/9/2024) pukul 12.24 WIB..
Kepala UPT Puskesmas Ponjong I, Kuncoro mengatakan pihaknya sudah sejak dua tahun lalu meningkatkan skrining TBC. Dari hasil skrining, ada 20 warga yang saat ini menjadi pasien TBC. Mereka sedang menjalani pengobatan selama kurang lebih enam bulan.
Advertisement
“Memang enam bulan, karena untung sensitif obat mereka itu. Kalau resistant bisa lebih dari enam bulan,” kata Kuncoro ditemui di UPT Puskesmas Ponjong I, Selasa, (10/9/2024).
Kuncoro menambahkan setiap pasien TBC akan mendapat pendampingan dari pendamping minum obat (PMO). PMO ini juga bertugas untuk mencari kontak penderita dan melaporkannya ke puskesmas.
Orang yang berkontak dengan penderita akan didatangi petugas kesehatan untuk diskrining. Apabila hasilnya positif, maka orang itu akan mendapat pengobatan.
Guna memperluas skrining dan mencegah persebaran TBC secara masif, UPT Puskesmas Ponjong di bawah Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul bersama pihak lain lantas menggelar penemuan kasus aktif TBC atau active case finding (ACF) TBC.
“Sekarang kami baru launching ACF satu Gunungkidul. Launching pertama di Ponjong I. Fokusnya di sini memang,” katanya.
Menurut dia, Puskesmas Ponjong I menjadi fokus program, karena mempertimbangkan kesiapan personel dan kinerja penanganan kasus TBC selama ini.
Ihwal sarana–prasarana, Puskesmas Ponjong I memiliki alat untuk penegakan diagnose terbaru menggunakan Tes Cepat Molekuler (TCM).
BACA JUGA: Bintang Sepak Bola Australia Akui Timnas Indonesia Alami Perkembangan Positif
Mereka tidak lagi memeriksa dahak untuk melihat bakteri tahan asam. Di Gunungkidul, kata dia ada sekitar 30 Puskesmas yang memiliki TCM.
Kepala Dinkes Gunungkidul, Ismono mengatakan ACF yang dirilis atau launching di Puskesmas Ponjong I bekerja dengan Zero TB Yogyakarta dan Yayasan Kitabisa.
“Sekarang ini kami lakukan penemuan model aktif. Jadi orang yang kami curigai berkontak dengan penderita TBC, kami datangkan. Kami skrining,” kata Ismono.
Ismono menambahkan suspek juga dilakukan rontgent melalui mobile rontgent. Dengan begitu penemuan kasus dapat dilakukan secara akurat. Target sasaran skrining selama ACF 20 hari ke depan yaitu 2.000 orang.
Adapun menurut dia, angka kasus TBC aktif rata-rata di Gunungkidul mencapai 60% populasi yang selama ini pihaknya skrining. Hanya, dia belum dapat menyampaikan angka pasti kasus tersebut dan angka populasi.
“TBC itu penularannya mudah. Lewat droplet. TBC juga dapat menurunkan daya tahan tubuh. Paru-paru bisa rusak dan jadi tidak produktif. Kalau case falilty rate tidak begitu tinggi,” kata Ismono.
Ketua Yayasan Kitabisa, Edo Irfandi mengatakan Program ACF yang digelar didukung oleh kecerdasan buatan (AI) untuk membantu mengklasifikasi hasil rontgen yang mengarah ke TBC, yang selanjutnya membutuhkan pemeriksaan konfirmasi dengan TCM.
Penggunaan AI meningkatkan akurasi deteksi dini kasus TBC. Waktu deteksi pun lebih singkat dibandingkan dengan metode konvensional.
Direktur Zero TB Yogyakarta, Rina Triasih mengatakan penyembuhan TBC memakan waktu lama dan perlu komitmen serius. Katanya, banyak orang merasa kondisi diri membaik, lalu tidak melanjutkan pengobatan.
“Akhirnya tidak sembuh-sembuh. Makanya sekarang kami semua jemput bola, skrining di awal pake AI sehingga bisa menangani kasus ini dengan tepat,” kata Rina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Ini Daftar Wilayah yang Nihil Permohonan Sengketa Pilkada di MK Termasuk DIY
Advertisement
Mingguan (Jalan-Jalan 14 Desember) - Jogja Selalu Merayakan Buku
Advertisement
Berita Populer
- Sempat Ditutup, SPBU Janti Kembali Dioperasikan dengan Sistem KSO Pertamina Retail
- Polres Kulonprogo Lakukan Rekayasa Lalu Lintas di Kawasan Wisata Selama Libur Natal dan Tahun Baru
- TPS3R Caturharjo Jadi Satu-satunya Tempat Pengolahan Sampah di Bantul yang Fokus pada Sampah Plastik
- Kembangkan Komersialisasi Seni, ISI Jogja Jajaki Kolaborasi dengan Korea Selatan
- Sedayu General Hospital Segera Buka Pelayanan, Punya Cathlab dan Hyperbaric Center
Advertisement
Advertisement