Advertisement
Tol Jogja-Solo Ruas Maguwo-Trihanggo: Ada Penambahan Lahan, Begini Desain Melewati Sumbu Imajiner Perempatan Ringroad Monjali
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Tol Jogja-Solo ruas Maguwo-Trihanggo dibangun paling akhir. Meski demikian pembebasan lahan ruas ini terus dilakukan. Mengingat ruas Maguwo-Trihanggo termasuk paling rumit karen berada di kawasan permukiman padat dan pusat perekonomian baik perkantoran, fasilitas publik hingga kampus perguruan tinggi.
Pembebasan lahan tol Jogja-Solo Ruas Maguwo-Trihanggo dipastikan bertambah. Oleh karena itu panitia pengadaan lahan akan mengajukan Izin Penetapan Lokasi (IPL) untuk tambahan perluasan lahan yang dibutuhkan.
Advertisement
BACA JUGA : Rencana Contraflow Jalan Raya Jogja-Solo Diundur
IPL untuk pembebasan tol Jogja-Solo Ruas Maguwo-Trihanggo sebenarnya sudah terbit paling awal. Meski demikian seiring dengan tahapan yang saat ini berjalan, terjadi penambahan kebutuhan lahan.
Kepastikan akan diajukannya IPL tambahan ke Gubernur DIY disampaikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Tol Jogja-Solo Dian Ardiansyah. Penambahan lahan untuk ruas Maguwo-Trihanggo ini menyesuaikan dengan kebutuhan pembangunan di jalan tol tersebut.
"Memang ada penambahan lahan untuk ruas Maguwo-Trihanggo ini. Jadwalnya sekitar pertengahan bulan ini akan masuk ke konsultasi publik [untuk pengajuan IPL]," katanya, Senin (9/9/2024).
Penambahan lahan ini salah satunya mengakomodasi desain Tol Jogja-Solo ruas Maguwo-Trihanggo yang memotong sumbu imajiner. Merupakan garis lurus yang menghubungkan antara Gunung Merapi, Kraton Ngayogyakarta dan Laut Selatan. Di mana garis ini melewati Ringroad Utara Jogja tepatnya di Simpang Empat Monjali Jogja.
Berdasarkan situs Kraton Jogja, laut selatan, Kraton Ngayogyakarta dan Gunung Merapi tidak persis berada dalam satu garis lurus. Oleh karena itu, poros bentang alam ketiganya disebut sebagai sumbu imajiner. Sumbu nyata yang membentang utara selatan dalam satu garis lurus adalah jalan yang menghubungkan Tugu Golong Gilig, keraton, dan Panggung Krapyak. Di dalamnya menggambarkan perjalanan siklus hidup manusia berdasarkan konsepsi Sangkan Paraning Dumadi.
BACA JUGA : Proyek Tol Jogja-Solo-YIA Segera Sasar Area Ring Road, Beton Barrier dan PPDU Disiapkan
Karena garis imajiner ini sangat kental dengan nilai budaya Jogja, maka proyek pembangunan Tol Jogja-Solo menyesuaikan dengan kearifan lokal. Salah satu penyesuain desain tol saat memotong garis imajiner tepatnya di Simpang Empat atau perempatan Monjali.
Dian Ardiansyah memastikan bahwa pembebasan lahan pun sangat memperhatikan kearifan lokal. Termasuk desain konstruksi tol Jogja-Solo yang akan dibangun at grade atau tidak melayang saat melintasi perempatan Monjali.
"Sebelum memasuki perempatan Monjali itu nanti perlahan turun dan sampai perempatan Monjali semuany at grade, kemudian setelah itu baru elevated," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
KPK Meminta Keterangan ke Kaesang Terkait Kronologi Pelaporan Penerimaan Gratifikasi
Advertisement
Wisata Kampung Belgia di Jember Tawarkan Agrowisata Heritage
Advertisement
Berita Populer
- Orang Tua Berkontribusi Besar pada Minat Baca Anak, Ini Penjelasannya
- Catat! Ini Jalur Lengkap Trans Jogja, Keliling Destinasi Wisata
- Sensasi Lomba Berburu Tikus, Per Ekor Dihargai Rp4.000
- Top Ten News Harianjogja.com Selasa 17 September 2024: PHRI Merespons Isu Megathrust
- Persyaratan dan Cara Mutasi Keluar Sepeda Motor dan Mobil di Jogja
Advertisement
Advertisement