Advertisement

Sensasi Lomba Berburu Tikus, Per Ekor Dihargai Rp4.000

David Kurniawan
Selasa, 17 September 2024 - 07:57 WIB
Sunartono
Sensasi Lomba Berburu Tikus, Per Ekor Dihargai Rp4.000 Sejumlah peserta saat mendaftar dalam lomba berburu tikus yang diselenggarakan di Lapangan Tiban di Kalurahan Sendangmulyo, Minggir. Sabtu (14/9/2024). Harian Jogja - David Kurniawan.

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Serangan hama tikus membuat warga di Kalurahan Sedangmulyo, Minggir, Sleman gagal panen. Pihak kalurahan pun membuat lomba berburu tikus untuk menekan populasi hewan pengerat ini.

Suasana berbeda terlihat di Lapangan Tiban di Kalurahan Sendangmulyo pada Sabtu (14/9/2024). Sekitar pukul 19.00 WIB, orang dari berbagai daerah datang ke lokasi ini.

Advertisement

Meski tidak janjian, orang yang datang menggunakan seragam yang mirip. Berupa celana panjang dan sweter atau hoodie doreng warna warni sesuai kesukaan dengan kombinasi Sepatu both.

Kemiripan lainnya, orang-orang ini juga membawa senter yang dipasang di bagian kepala atau ditenteng biasa. Selain itu, juga senapan angin dengan berbagai model. Mulai dari yang manual dengan kokang tangan atau menggunakan gas sistem pendorong gas model PCP.

BACA JUGA : Hama Tikus Kian Menggila, Kulonprogo Lakukan Gerakan Masyarakat Rumah Burung Hantu

Satu per satu yang datang langsung mendatangi meja pendaftaran untuk mengikuti lomba menembak tikus yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kalurahan Sendangmulyo. Sambil menunggu seluruh peserta teregister semua untuk lomba, panitia menyediakan minuman dan makanan bakso untuk disantap yang datang.

Hingga pukul 20.30 WIB, sudah terkumpul sebanyak 200 peserta. Para pemburu ini tidak hanya berasal dari Kalurahan Sendangmulyo, Minggir atau Kabupaten Sleman saja, tapi ada yang dari Kota Jogja; Bantul; Srumbung, Magelang hingga Boyolali, Jawa Tengah.

Setelah semua peserta terdaftar langsung dilakukan upaya pembukaan sekaligus doa bersama agar perburuan berjalan dengan lancar. Selanjutnya, ratusan peserta ini membubarkan diri membentuk rombongan kecil yang terdiri dari tiga sampai lima orang menuju ke lokasi perburuan di area persawahan di empat padukuhan.

Lokasi ini terdiri dari Klepu, Danten, Tiban dan Slarongan. Dari kejauhan terlihat kelap kelip lampu sorotan yang diarahkan ke sela-sela tanaman padi yang masih menghijau. Tak berselang lama, terdengar suara bunyi dor dari senapan salah satu peserta. Sejurus kemudian, sorotan lampu berjalan untuk mengambil tikus buruan yang telah tertembak.

Lurah Sendangmulyo, Budi Susanto mengatakan, lomba berburu tikus yang diselenggarakan untuk menanggulangan populasi hama tikus. Pasalnya, serangan hama ini menjadi momok bagi petani karena sudah dua kali panen, namun banyak yang mengalami kegagalan.

“Yang panen hanya 30%. Sedangkan gagal panen mencapai 70% dari luas lahan padi milik warga di Sedangmulyo. Makanya kami gelar lomba ini,” kata Budi, Sabtu malam.

Menurut dia, petani sudah melakukan berbagai cara agar serangan hama tikus bisa dihentikan. Cara yang digunakan mulai dari gropyokan, pengemposan dan lainnya, tapi hasilnya tidak efektif karena populasi masih subur dan serangan ke pertanian juga tidak bisa dikendalikan.

“Ini merupakan lomba yang kedua. Lomba pertama digelar pada 24 Agustus dan berhasil membunuh tikus sebanyak 600 ekor. Makanya kami gelar lagi lomba ini,” katanya.

Adapun alasan lain menggelar lomba ini karena ia mengakui memiliki hobi menembak. Oleh karenanya, kegiatan ini juga sebagai ajang silahturahmi para pemburu dari berbagai penjuru wilayah.

“Buktinya peserta tidak hanya dari Kabupaten Sleman, tapi ada dari Bantul. Bahkan pemburu dari Srumbung, Magelang dan Boyolali, Jawa Tengah juga mengikuti lomba berburu tikus ini,” katanya.

Budi mengaku bersyukur pelaksanaan lomba berburu tikus berjalan dengan lancar hingga akhir perburuan sekitar pukul 01.00 WIB. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan panitia ada sekitar 700 ekor yang behasil dibasmi.

Sebagai imbalan atas perburuan ini, Budi mengakui mengalokasikan imbalan Rp4.000 untuk satu tikus yang berhasil dimusnakah. Selain itu, juga menyediakan sejumlah hadian menarik mulai dari ayam, entok, kipas angin dan lain sebagainya untuk peserta yang mengikuti lomba.

“Jadi uang yang dibawa pulang tinggal mengalikan dengan tikus yang berhasil dibunuh,” katanya.

Meski demikian, ia mengakui didalam lomba ini juga ada peserta yang tidak mendapatkan tikus sama sekali. “Paling tidak bisa menyalurkan hobi dan bertemu dengan teman sesama sniper. Kalau yang paling banyak, satu orang bisa mendapat 36 ekor tikus,” katanya.

Disinggung mengenai pembiayaan, Budi mengakui untuk lomba pertama di 24 Agustus 2024 menggunakan uang pribadi sebagai hadiah. Sedangkan untuk terselenggara kali ini memanfaatkan dana desa yang dimiliki untuk akomodasi dan kelancaran lomba.

BACA JUGA : Ratusan Ekor Tikus Ditangkap Melalui Gropyokan di Persawahan Bentangan Klaten

“Kita menggunakan dana desa. Kebetulan ada alokasi untuk kegiatannya,” ungkapnya.

Ia berharap dengan adanya lomba ini, maka populasi tikus bisa ditekan. Tujuannya, agar hama tikus bisa ditanggulangi sehingga petani bisa panen.

“Tikus-tikus yang terkumpul langsung dikubur agar tidak menimbulkan polusi,” katanya.

Petugas Pengendali Organisme Tumbuhan (POPT) Kapanewon Minggir, Gunawan menyambut baik adanya perburuan hama tikus yang dilakukan di Kalurahan Sendangmulyo. Menurut dia, lomba berburu ini menjadi salah satu upaya pengendalian hama yang menyerang tanaman padi.

“Lahan di Sendangmulyo banyak yang gagal panen karena serangan hama tikus. Oleh karenanya, butuh pembasmian secara masih agar serangan bisa dikendalikan,” katanya.

Gunawan mengakui, serangan hama tikus tidak hanya terjadi di Sendangmulyo karena juga menimpa lahan di kalurahan lain di Kapanewon Minggir. Ia mencatat hingga saat ini sudah ada sekitar 20 hektare sawah yang gagal panen karena serangan hama tikus.

Sensasi Berburu

“Saya bersyukur acara lomba berjalan dengan lancar karena memang hama tikus harus dikendalikan,” katanya.

Ditambahkannya, upaya penanggulangan sebenarnya tidak harus dengan cara berburu. Pasalnya, juga ada cara lain seperti pengemposan, gropyokan dan lain-lainnya.

“Sebagai petugas di lapangan, kami akan terus memberikan pendampingan serta bersama-sama melakukan penanggulangan. Tujuannya satu agar tanaman bisa tumbuh dengan baik dan para petani bisa panen sehingga mendapatkan hasil dari bercocoktanam,” katanya.

BACA JUGA : Bocah Umur 8 Tahun Meninggal Kesetrum Jebakan Tikus Listrik

Salah seorang peserta lomba, Rudi mengatakan, datang dari Bambanglipuro, Kabupaten Bantul hanya untuk merasakan sensasi berburu tikus. Selama ini, ia mengaku lebih banyak berburu burun, ikan hingga tupai guna menyalurkan Hasrat menembak.

“Ini baru pertama kali ikut menembak tikus. Ini juga sekaligus untuk ajan bertemu dan memperkuat tali persaudaraan sesame penyuka hobi menembak,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Daftar Korban Ledakan Speedboat Tewaskan Cagub Maluku Utara Benny Laos

News
| Minggu, 13 Oktober 2024, 00:17 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Wisata Kesehatan yang Tak Tertandingi di Turki

Wisata
| Sabtu, 12 Oktober 2024, 00:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement